Allianz Indonesia Beberkan Tips Kenali Kepribadian untuk Karier yang Lebih Cemerlang

Sabtu, 13 Januari 2024 | 15:06:00

Irma Fauzia

Penulis : Irma Fauzia

Allianz Indonesia Beberkan Tips Kenali Kepribadian Untuk Karier Yang Lebih Cemerlang

Allianz Indonesia

Ladiestory.id - Menyambut tahun yang baru merupakan saat yang tepat untuk mengevaluasi karier atau membuat resolusi untuk karier yang lebih baik di tahun mendatang. Namun, terkadang kita dihadapkan oleh pertanyaan-pertanyaan seperti, apakah pekerjaan ini sudah cocok untuk saya? Apakah skill saya sudah cukup mumpuni untuk mengejar karier di perusahaan ini? Saya sudah bekerja keras, tapi kenapa hasilnya tidak pernah memuaskan?

Menurut Samanta Elsener, seorang Psikolog yang juga content creator, dan penulis buku, setiap orang memiliki warna kepribadiannya masing-masing. Ditemui sebagai pembicara di acara NgobrAZ (Ngobrol Bareng Allianz Citizens): Kenali Personality-mu, Kembangkan Karirmu, kegiatan sharing knowledge untuk karyawan yang rutin diselenggarakan oleh Allianz Indonesia, Samanta terlebih dahulu memberikan kuis warna kepribadian kepada para peserta. Hal ini bertujuan untuk mengungkap warna kepribadian kita dan bagaimana kita dapat meningkatkan karier dengan memahami kepribadian tersebut.

“Seorang psikolog klinis ternama, Taylor Hartman, membagi tipe kepribadian sesuai dengan empat aspek dominan di alam, yaitu api, tanah, air dan udara. Atas dasar ini kemudian ia membedakan tipe kepribadian melalui empat kode warna, yaitu merah, biru, putih dan kuning. Ke-empat warna ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan sangat penting untuk kita mampu memahaminya,” kata Samanta.

Allianz Indonesia

 

Orang dengan kepribadian warna dominan merah memiliki kekuatan seperti berkomitmen tinggi dan berdedikasi pada tugas, dinamis dan tidak bertele-tele, punya keinginan kuat untuk berkembang, dapat mendelegasikan tugas dengan baik, serta memiliki motivasi intrinsik, asertif dan ingin berprestasi. Karakteristik ini biasa dimiliki oleh para pemimpin.

Meski demikian, merah bisa kurang sabar dan tidak sensitif, tidak berfokus pada hal rinci, merasa selalu benar dan egois, kurang bisa mendengarkan pendapat orang, serta cenderung kaku dan otoriter.

Oleh karena itu, agar merah perlu belajar berhubungan dengan orang secara emosional dan sosial, menghindari menyalahkan orang lain dan belajar relaksasi, serta terbuka pada saran dan pendapat orang lain.

Kepribadian warna biru memiliki kelebihan menyukai hal rinci dan terjadwal, terbuka pada pendapat orang lain, disiplin dan memiliki orientasi tujuan yang kuat, stabil dan dapat dipercaya, dan selalu berusaha meraih prestasi tinggi. Karakteristik ini banyak dimiliki oleh para filantropis.

Namun, biru juga memiliki keterbatasan, ia cenderung kaku pada prinsip hidup dan takut mengambil risiko, biru cendirung perfeksionis dan sulit percaya orang lain, terlalu memaksakan diri, memiliki ekspektasi tinggi dan merasa orang lain tidak bisa bekerja sebaik dirinya.

Oleh karena itu, orang yang memiliki warna dominan biru, perlu belajar berpikir rasional dan belajar relaksasi, penting juga memiliki batasan-batasan yang sehat, serta fokus pada proses.

Sesuai dengan warnanya, orang dengan warna kepribadian dominan putih memiliki beberapa karakteristik kuat sebagai berikut yaitu tenang, damai dan tulus, mampu terbuka pada masukan orang lain, mudah bergaul dan tenang di bawah tekanan, pandai berdiskusi dan bernegosiasi, serta suportif dan sabar.

Tetapi, putih bukan berarti tidak memiliki keterbatasan, mereka bisa saja membosankan dan takut pada konfrontasi, kurang menonjolkan diri, bekerja dengan irama lambat, sulit dimotivasi dan takut pada perubahan, serta cenderung ingin menjauhi konflik.

Oleh sebab itu putih perlu belajar untuk menyatakan perasaan dengan asertif, meningkatkan keterampilan resolusi konflik, dan meningkatkan sikap proaktif dan mempercepat tempo kerja.

Terakhir, orang dengan warna kepribadian dominan kuning memiliki beberapa kekuatan sebagai berikut, bersemangat tinggi dalam kerja, mampu mengambil risiko, karismatik dan menyenangkan untuk kerja sama, menyukai pengalaman baru, serta gesit dengan rasa penasaran yang tinggi.

Tak heran, karakteristik ini banyak dimiliki oleh public figure atau artis. Meski demikian, kuning juga memiliki keterbatasan, mereka sering bicara tanpa berpikir, sering mengulang-ulang dan bicara terlalu banyak, merasa tidak perlu menyiapkan masa depan, kurang bisa ditebak/diprediksi, serta kurang konsisten dalam menyelesaikan tugas.

Kuning rupaya perlu banyak belajar untuk mengelola waktu lebih baik, membuat rencana masa depan, serta membuat skala prioritas dalam hidup.

“Kita memang memiliki warna kepribadian yang berbeda-beda, tetapi bukan berarti satu warna lebih baik daripada warna yang lain. Yang terpenting adalah jangan pernah ragu untuk percaya dan yakin akan kemampuan kita sendiri, keyakinan diri untuk meraih sukses membuat produktivitas meningkat, terutama di dunia pekerjaan,” ungkap Samanta.

Untuk itu, lanjut Samanta, agar kita bisa percaya dan yakin akan kemampuan kita, sangatlah penting untuk self-discovery, dengan melakukan enam cara berikut yaitu: Realize atau mengenal diri dan refleksi apa yang ingin diubah, Release atau melepaskan yang tidak lagi diperlukan di masa kini, Rebound atau mencari apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas diri, Reinvent atau menemukan visi hidup baru/redefine yourself, Resurrect atau mencari keyakinan baru, hal apa saja yang ingin dilakukan/dicoba, dan yang terakhir, Respond, atau mencari tahu apa yang bisa dilakukan dan bagaimana tahapannya.

“Selain self-discovery, agar karier kita bisa lebih meningkat dan cemerlang, kita perlu mencari tahu tentang faktor personal dan latar belakang, nilai hidup, hard skills, soft skills, kepuasan personal selama bekerja, kondisi perkembangan zaman, standar sosial saat ini, tantangan bekerja, dan harapan perusahaan, setelah itu kita bisa membuat action plans ke depan. Gunakan tragic optimism, yaitu selalu berfokus pada harapan meskipun dalam kondisi sulit sehingga energi positif selalu hadir dalam kegiatan sehari-hari dan bisa meningkatkan produktivitas kita,” tutup Samanta.