Semakin Populer! Apa itu Istilah Childfree?

Sabtu, 13 Agustus 2022 | 00:01:00

Anisah Chamalia

Penulis : Anisah Chamalia

Semakin Populer! Apa Itu Istilah Childfree?

Ilustrasi Pasangan. (Special)

Ladiestory.id - Istilah childfree semakin populer di Indonesia. Hal tersebut bermula dari unggahan Gita Savitri yang membahas mengenai childfree. Istilah ini pun mulai cukup sering di dengar dan bahkan menjadi bahasan atau diskusi di berbagai media sosial. Banyak yang menjadi pro dan tak sedikit yang memilih kontra. Namun, apa sebenarnya arti dari istilah childfree dan alasannya? Yuk, simak penjelasan berikut.

Pengertian Childfree

Ilustrasi Pasangan Mengobrol (Pinterest.com)

Menurut laman HeylawEdu, istilah childfree mengacu kepada keputusan seseorang ataupun pasangan untuk tidak memiliki keturunan atau anak. Jika merujuk pada Oxford Dictionarychildfree merupakan suatu kondisi di mana seseorang atau pasangan tidak memiliki anak karena alasan berupa pilihan pribadi.

Istilah ini lebih dikenal atau familiar di kalangan para feminis. Menurut buku berjudul “Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan dalam Timbangan Islam” yang ditulis oleh Siti Muslikhati, dijelaskan bahwa feminisme merupakan suatu gerakan yang memiliki tujuan untuk mewujudkan kesetaraan gender secara kuantitatif. Maksudnya, pria maupun wanita harus saling berperan, baik di luar maupun di dalam rumah.

Memasuki era reformasi, Gerakan feminisme mulai  menemukan momentumnya untuk mengadakan berbagai perubahan termasuk dalam relasi gender. Kondisi tersebut kemudian memacu para feminis untuk menciptakan gerakan keputusan perempuan dan pasangan untuk childfree.

Dampak Childfree untuk Kesehatan

Ilustrasi pasangan tidak subur (Special)

Keputusan seseorang atau pasangan untuk childfree dapat berdampak pada sisi biologis maupun kesehatan. Beberapa dampak kesehatan dapat dirasakan oleh perempuan atau pasangan. Menurut sebuah penelitian, perempuan yang tidak memiliki anak mempunyai risiko lebih tinggi pada kondisi kesehatan yang memburuk di kemudian hari.

Selain itu, juga meningkatkan risiko kanker payudara. Berbeda dengan perempuan yang memilih hamil serta menyusui. Risiko dari terkena kanker payudara akan berkurang, sebab terjadi perubahan hormon ketika menjalani fase hamil serta menyusui.

Kemudian, bagi perempuan yang hamil, maka akan mengalami peningkatan progesterone serta mengalami penurunan estrogen, sehingga dapat melindungi dari risiko terkena kanker.

Alasan Memilih Childfree

Pasangan. (Special)

Di Indonesia sendiri, pasangan yang memutuskan memilih childfree, akan mendapat tekanan sosial yang tinggi. Menurut psikolog, Dr. Tri Rejeki Andayani, meskipun keputusan childfree bersifat sangat personal, akan tetapi keputusan tersebut baiknya melibatkan kedua anggota keluarga besar terutama orang tua dari pasangan tersebut.

Sebab, keputusan keluarga untuk menerima atau tidak akan berdampak pada tekanan sosial yang akan dihadapi oleh pasangan. Salah satu alasan yang menarik banyak pasangan memilih untuk childfree adalah berkaitan dengan isu maupun masalah lingkungan.

Dengan populasi yang meningkat, hal ini akan membuat Kesehatan bumi dan ketersediaan pangan terancam. Sehingga, childfree merupakan salah satu Langkah yang bisa dilakukan. Selain itu ada beberapa faktor lain seperti latar belakang keluarga, kondisi finansial, kekhawatiran tidak dapat membesarkan anak dengan baik, memiliki masalah maternal instinct, hingga alasan personal.

Pandangan Setelah Melakukan Childfree

Ilustrasi Pasangan Supportif. (Special)

Bagi sebagian masyarakat Indonesia, seseorang yang telah memasuki usia dewasa untuk menikah dan memiliki keturunan atau anak. Selain itu, kehadiran seorang anak dianggap sebagai pelengkap bagi pasangan rumah tangga dan menjadi penambah rezeki.

Dengan perpektif semacam itu yang tumbuh dalam masyarakat, maka timbul pertanyaan. Apakah pasangan yang memilih childfree dapat hidup dengan bahagia?

Kehadiran anak dianggap dapat memberikan kebahagiaan tersendiri tertama bagi pasangan yang telah menikah. Meski begitu, pasangan yang memilih childfree tidak berarti kehilangan kebahagiannya.

Ketika pasangan memiliki anak, tentu fokus ibu dan ayah akan menjadi terbagi. Hal semacam ini dapat menyebabkan pasangann menjadi lupa untuk menerima perhatian secara penuh. Ketika pasangan tidak memiliki anak, maka memungkinkan terjadi romansa-romansa dalam pernikahan pun juga bisa terjaga.