Terdapat Kuman Penyakit, Ini 5 Bahaya Mandi Bola bagi Anak

Senin, 28 November 2022 | 00:01:00

Anisah Chamalia

Penulis : Anisah Chamalia

Terdapat Kuman Penyakit, Ini 5 Bahaya Mandi Bola Bagi Anak

Ilustrasi mandi bola. (Special)

Ladiestory.id - Siapa yang sering mengajak buah hati bermain mandi bola? Permainan satu ini tentu membuat kamu juga tenang ketika anak bermain. Sehingga, kamu dapat menunggunya bermain sambil melakukan aktivitas lain, seperti berbincang dengan teman hingga berbelanja di toko favoritmu dekat wahana ini.

Mandi bola juga merupakan salah satu wahana permainan yang paling disukai anak-anak. Sebab, terdapat banyak bola warna warni yang mencolok dan betah membuat mereka berada di tempat tersebut. Namun, di balik semua kesenangan itu, ternyata mandi bola menyimpan banyak bahaya. Apa saja itu? Yuk, simak lima bahaya mandi bola bagi anak berikut ini.

Terdapat Banyak Kuman Penyakit

Ilustrasi mandi bola. (Special)

Nyatanya, beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat banyak kuman yang ada di kolam bola. Bakteri ini juga memiliki potensi untuk menular ke tubuh buah hatimu. Berdasarkan penelitian dari University of North Georgia pada enam tempat permainan bola berbeda menghasilkan, penemuan terkait adanya kolonisasi mikroba dalam bola-bola yang mereka uji sampelnya.

Bahkan, ada delapan spesies baktteri dan satu jamur yang dapat menimbulkan penyakit. Kuman, bakteri, hingga jamur ini sangat mudah ditemukan pada bola yang ada dalam wahana tersebut. Temuan ini pun semakin memperkuat akan adanya resiko penularan atau peningkatan infeksi terhadap anak-anak.

Banyak Benda Aneh di Kolam

Ilustrasi mandi bola. (Special)

Tak hanya kuman yang siap mengintai buah hatimu. Namun, juga beberapa benda-benda aneh yang berpotensi meningkatkan bahaya pada anak. Sebab, anak-anak akan merasa tertarik dan tidak terdapat perasaan curiga akan bahaya yang ada. Misalnya, gumpalan permen karet yang telah dikunyah, ikat rambut, hingga gelang yang terlepas.

Tak ayal, hal ini akan memudahkan anak tertular berbagai bahaya hingga penyakit. Bahkan, bisa saja anak memakan benda yang berkarat atau terdapat plester yang terdapat bekas luka orang lain. Sangat berbahaya, bukan? 

Terdapat Sisa-sisa Makanan

Ilustrasi mandi bola. (Special)

Bagi beberapa restoran, seringkali menyediakan fasilitas permainan anak-anak. Hal ini dilakukan untuk membuat anak-anak tetap nyaman dan orang tua dapat menikmati hidangan mereka dengan tenang. Namun, beberapa fasilitas ini justru tidak mendapat pemeliharaan yang baik.

Misalnya, dibersihkan secara rutin atau adanya penggantian bola-bola yang sudah usang. Beberapa orang tua bahkan memanfaatkan wahana ini untuk menyuapi anak mereka.

Tak ayal, akan banyak sisa makanan yang berjatuhan di kolam bola. Berbahaya bukan? Ketika sang buah hati berniat menikmati permainan, justru tangan atau tubuhnya mengenai sisa makanan anak lain.

Bola Jarang Dibersihkan

Ilustrasi mandi bola. (Special)

Banyaknya bola dalam wahana bisa berjumlah mulai dari ratusan hingga ribuan. Tentunya, untuk membersihkan bukanlah hal yang mudah. Padahal, bola tersebut disentuh hingga dimainkan oleh banyak anak yang memiliki latar belakang kesehatan berbeda-beda.

Cara pembersihan yang biasa dilakukan oleh para petugas terkadang tidak se-higienis yang kamu kira. Kebanyakan, bola hanya akan disatukan dalam sebuah jaring. Kemudian, disemprot menggunakan cairan sabun atau desinfektan. Setelah itu, didiamkan sejenak dan dibilas.

Tentu saja, cara ini kurang efektif dalam membunuh berbagai kuman, bakteri, hingga jamur yang menempel pada bola. Tak hanya bola yang dibersihkan, kolam pun perlu menjadi perhatian untuk dibersihkan supaya terhindar dari kemungkinan menjadi sarang penyakit.

Kejadian yang Tidak Dilaporkan

Ilustrasi mandi bola. (Special)

Ketika banyak anak yang bermain dalam wahana mandi bola, bisa saja terjadi hal-hal yang tidak terduga atau tidak diinginkan. Misalnya, muntah, popok anak terlepas, atau mengeluarkan cairan yang dapat mengotori, hingga menginfeksi anak lain yang bermain.

Melihat hal semacam ini, terkadang orang tua malas melaporkan hal buruk yang terjadi. Bahkan, ada yang merasa malu hingga meninggalkan lokasi dengan tidak bertanggung jawab atas kejadian buruk atau kekacauan yang terjadi.