1. Lifestyle
  2. Berkaca dari Mario Dandy, Ini 5 Dampak Buruk Flexing di Media Sosial
Lifestyle

Berkaca dari Mario Dandy, Ini 5 Dampak Buruk Flexing di Media Sosial

Berkaca dari Mario Dandy, Ini 5 Dampak Buruk Flexing di Media Sosial

Ilustrasi flexing. (Special)

Ladiestory.id - Belakangan ini Mario Dandy Satrio tengah menjadi perbincangan publik. Ia bukan dari kalangan artis maupun selebgram melainkan seorang anak pejabat kantor pajak. Mario terlibat kasus pengeroyokan terhadap anak di bawah umur. Selain itu, ia juga hobi flexing di media sosial. Ia diketahui kerap memamerkan harta kekayaan orang tuanya berupa kendaraan mewah. Imbasnya, kini harta kekayaan dari orang tua Mario diperiksa dan ia kini telah ditahan. 

Fenomena flexing ini sebenarnya sudah lama terjadi di masyarakat, Ladies. Meskipun pelaku flexing terlihat bahagia, namun kenyataannya ada banyak kerugian yang dialami oleh pelaku. Menunjukkan status sosial secara berlebihan, ternyata bisa menimbulkan kecurigaan dan membuat kamu akan sulit dihargai oleh orang-orang di sekeliling. Nah, berikut Ladiestory.id telah merangkum lima dampak buruk flexing di media sosial. 

Dijauhi Orang

Ilustrasi dijauhi orang lain. (Special)

Hobi memamerkan kekayaan di media sosial tak lantas membuatmu akan selalu dipuji oleh orang lain. Terlalu sering flexing akan membuat orang lain justru enggan menjalin hubungan sosial denganmu. Bahkan bisa saja orang terdekat juga menjadi enggan denganmu. Mereka akan menjadi risih dan capek dengan hobi flexing yang kamu miliki. Bisa saja mereka yang awalnya mendukungmu akan berbalik menjadikanmu sebagai bahan cibiran dan menyebarkan gosip tentang kehidupan pribadimu. 

Kerugian Finansial

Ilustrasi kerugian finansial. (Special)

Terlalu sering pamer harta kekayaan akan menimbulkan ketagihan. Kamu seolah ingin selalu dipuji dan mendapatkan pengakuan dari banyak orang. Kamu akan selalu merasa kurang puas dengan apa yang kamu miliki saat ini. Sehingga tanpa sadar kamu rela menghabiskan banyak uang untuk memenuhi hasrat agar mendapatkan pengakuan dari orang-orang di sekitar.

Jika hal ini terus menerus dilakukan, maka tidak menutup kemungkinan kamu akan mengalami kerugian finansial. Pasalnya, tidak sedikit pelaku flexing yang akhirnya terlilit banyak utang.

Kehilangan Jati Diri

Ilustrasi kehilangan jati diri. (Special)

Kebiasaan flexing umumnya disebabkan karena adanya keinginan untuk diakui oleh orang lain. Sehingga kamu ingin selalu terlihat menonjol dengan barang-barang branded dan gaya hidup mewah yang kamu miliki. Lambat laun kebiasaan ini akan membuatmu kehilangan jati diri. Kamu akan berusaha melakukan segala sesuatu sesuai dengan ekspektasi orang lain. Hal inilah yang membuat kamu merasa tidak bebas menjadi dirimu sendiri. 

Depresi

Ilustrasi depresi. (Special)

Punya banyak harta dan barang mewah bukan jaminan bagi seseorang untuk hidup bahagia. Terlalu sering flexing di media sosial akan membuat kamu selalu merasa cemas dengan apapun yang kamu lakukan. Kamu selalu ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain, yang merupakan tanda bahwa kamu tidak mampu mengelola dan mengakui kemampuan yang kamu miliki. 

Kamu merasa tidak percaya pada kemampuan dirimu sendiri sehingga selalu merasa membutuhkan pengakuan dari orang lain. Hingga akhirnya hal ini dapat menyebabkan turunnya harga diri,  bahkan depresi. 

Muncul Sifat Sombong

Ilustrasi memiliki sifat sombong. (Special)

Dampak buruk terakhir dari kebiasaan flexing di media sosial adalah munculnya sikap sombong. Sering memamerkan kekayaan di media sosial hingga mendapatkan banyak pujian akan menimbulkan munculnya sifat sombong. Berkat banyaknya pujian yang kamu terima, kamu merasa hebat dibandingkan orang lain. Tanpa kamu sadari, kamu juga akan meminta orang terdekatmu untuk mengakui betapa hebatnya dirimu. 

Bukannya ikut memuji, bahkan orang terdekatmu bisa saja justru meremehkanmu. Mungkin mereka terlihat masih menjalin pertemanan baik denganmu, namun hubungan pertemanan tersebut karena terpaksa dan tidak tulus. Semua ini karena kesombongan dan kebiasaan flexing yang terlalu sering kamu lakukan.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel