Budaya Kerja "996" di China, Ternyata Kejam Banget!

Jumat, 12 Agustus 2022 | 13:30:00

Anisah Chamalia

Penulis : Anisah Chamalia

Budaya Kerja "996" Di China, Ternyata Kejam Banget!

Ilustrasi budaya kerja "996" di China. (Special)

Ladiestory.id - Bekerja adalah salah satu kegiatan yang dilakukan manusia untuk menghasilkan atau mendapatkan sesuatu. Setiap negara memiliki budaya kerja yang berbeda-beda, bergantung dari kebijakannya.

Tentu, kamu tidak asing dengan negara China bukan? Negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia tersebut juga memiliki budaya kerja yang dikenal kejam, lho. Budaya kerja di China tersebut sering disebut dengan istilah "996".

Budaya kerja ini sudah ada sejak pesatnya pertumbuhan perusahaan Unicorn di China, misalnya Alibaba pada 1999. Kemudian, disusul dengan perusahaan teknologi raksasa lainnya, seperti Tencent hingga ByteDance.

Pengertian Sistem Kerja 996

Ilustrasi budaya kerja "996" di China. (Special)

Sistem atau budaya kerja 996 banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di China. Terutama, yang bergerak di bidang teknologi atau perusahaan berskala besar.

Sistem 996 ini merupakan jadwal kerja selama 12 jam sehari, mulai dari pukul 9 pagi hingga 9 malam dalam 6 hari sepekan. Oleh karena itu, supaya mudah diingat di buatlah istilah "996".

Alasan perusahaan menerapkan budaya ini adalah sebagai bentuk dedikasi karyawan terhadap kemajuan perusahaan. Berbeda dengan kebijakan perusahaan, pemerintah justru memiliki pandangannya sendiri.

Menurut Undang-undang Ketenagakerjaan China, karyawan diizinkan untuk memperpanjang jam kerjanya hingga 3 jam untuk alasan khusus. Namun, tidak diperbolehkan lebih dari 36 jam ekstra dalam satu bulan.

Jadi Aturan Tak Tertulis di Banyak Perusahaan

Ilustrasi budaya kerja "996" di China. (Special)

Sistem kerja melelahkan ini ternyata tidak hanya terjadi di perusahaan teknologi baru saja. Namun, juga terjadi pada perusahaan besar atau raksasa di China. Seluruh jajaran karyawan juga diharapkan bisa bekerja berjam-jam untuk menunjukkan komitmen dan dedikasi mereka terhadap perusahaan.

Oleh karena itu, jam kerja 996 seakan sudah menjadi aturan tidak tertulis di banyak perusahaan. Sebab, seringkali karyawan masih harus bekerja meski jam resminya sudah lewat, seperti dikutip dari South China Morning Post, Sabtu (28/8/2021).

Akibatkan Korban Jiwa

Ilustrasi budaya kerja "996" di China. (Special)

Panjangnya durasi kerja yang diterapkan, membuat beberapa karyawan terkadang merasa kelelahan. Sebab, seorang karyawan harus melaksanakan tugasnya selama 12 jam.

Akibatnya, tak jarang para karyawan kehabisan energi dan kualitas kesehatan menjadi menurun. Bahkan, pada 2015 terdapat sebuah kasus akibat budaya 996 ini.

Seorang developer di Tencent tiba-tiba pingsan dan meninggal saat sedang berjalan bersama istrinya yang tengah hamil. Kemudian, seorang wakil pimpinan redaksi forum online berusia 34 tahun juga meninggal akibat serangan jantung.

Pada Desember 2020, seorang karyawan berusia 22 tahun bermarga Zhang dari perusahaan e-commerce China, Pinduoduo mengalami pingsan setelah pulang kerja sekitar 01.30 pagi dan meninggal enam jam kemudian.

Lalu, pada Januari 2021, seorang karyawan bermarga Tan meninggal bunuh diri setelah mengambil cuti pulang kampung. Kala itu, ia baru saja bekerja selama enam bulan di perusahaan barunya.

Banyak Pihak Mengecam Budaya 996

Ilustrasi budaya kerja "996" di China. (Special)

Melihat tingginya angka korban yang mulai berjatuhan akibat budaya 996 ini, membuat beberapa pihak, khususnya kaum muda mengecam. Jika dahulu, seorang karyawan yang bekerja dibawah 12 jam dianggap sebagai individu yang pemalas. Kini, banyak yang mulai menekankan adanya pola hidup sehat dan tren kerja seimbang.

Mereka juga telah berani memprotes budaya ini sejak Oktober 2021. Para karyawan yang merasa dirugikan mulai membuat sebuah kampanye "kehidupan pekerja penting" dengan meminta semua orang berbagi jadwal kerja melalui spreadsheet akses terbuka yang diedarkan melalui internet.

Meski perusahaan teknologi di China telah membawa alat-alat peningkatan produktivitas dalam kehidupan pekerjaan di kantor. Namun, nyatanya efisiensi pekerja disalurkan untuk mendapat nilai lebih dari karyawan melalui penggunaan managemen pengawasan berbentuk perangkat lunak ke dalam kehidupan pekerjaan.

Meski gelombang protes semakin membesar namun belum bisa menghabpus budaya kerja ini sepenuhnya.

Pendapat Jack Ma Mengenai Budaya Kerja 996

Ilustrasi budaya kerja "996" di China. (Special)

Meski telah mendapat banyak keluhan dari ribuan pekerja di China. Bagi Jack Ma, petinggi Alibaba ini jutsru membela budaya ini dan menganggap mereka yang menolak sebagai orang pemalas. Menurutnya, budaya ini justru membuat dirinya senang.

"Dapat bekerja 996 adalah kebahagiaan terbesar," tutur Jack Ma.

Kalau menurut kamu, bagaimana Ladies?