Ditengah Lonjakan Kasus Covid-19, Umat Hindu India Berendam di Sungai Gangga

Sabtu, 15 Januari 2022 | 19:00:00

Monica Dameria

Penulis : Monica Dameria

Ditengah Lonjakan Kasus Covid-19, Umat Hindu India Berendam Di Sungai Gangga

Umat Hindu berendam di Sungai Gangga. (Special)

Ladiestory.id - Ratusan ribu umat Hindu menghadiri acara perayaan di Kota Prayagraj, bagian utara India. Umat Hindu ini merayakan di tengah lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron.

Para umat Hindu di India berbondong-bondong mendatangi Sungai Gangga dengan dipimpin oleh kepala kuil dan para pertapa, Jumat (14/1/2022) waktu setempat. Ritual mandi suci ini merupakan rangkaian ibadah untuk memperingati hari Makar Sankranti setiap 14 Januari.

Ritual ini dinamakan Gangasagar Mela. Melalui ibadah ini, umat Hindu percaya dapat menghapus dosa-dosa dan membebaskan mereka dari siklus kematian dan kelahiran kembali.

Perlu diketahui bahwa daerah tempat melaksanakan ritual mandi suci ini menjadi episentrum Covid-19 terbanyak di India setelah negara bagian Maharashtra.

“Kerumunan dapat membengkak antara 800.000 hingga satu juta orang. Kami berusaha menerapkan semua protokol Covid-19,” ungkap Menteri Utama Benggala Barat, Bankim Chandra Hazra.

“Kami juga telah mengatur percikan air suci dari drone sehingga tidak ada kerumunan, tetapi para sadhus (orang suci Hindu) bertekad untuk berenang. Kami tidak dapat mencegahnya,” lanjutnya.

Mandi Suci Umat Hindu. (Special)

Para umat Hindu diperkirakan akan melakukan festival mandi suci ini selama 47 hari. Sebagian dari mereka akan tinggal di tepi Sungai Gangga selama sebulan untuk menjalani ritual dengan keyakinan akan menerima keselamatan.

Momen mandi suci umat Hindu pernah dilaksanakan di Kota Haridwar, Uttarakhand pada 2021. Ritual ini menjadi sumber penyebaran Covid-19 varian Delta dan gelombang virus corona baru di India.

Penularan Covid-19 varian Omicron di seluruh wilayah negara India sedang meningkat secara pesat. Negara ini melaporkan bahwa terdapat lebih dari 264.000 kasus Covid-19 pada Jumat (14/1). Namun, angka kasus rawat inap masih tetap relatif rendah.

Dokter di India telah mengajukan banding ke pengadilan untuk membatalkan keputusan perizinan diadakannya ritual tersebut pada tahun ini. Profesor Epidemiologi di University of Michigan, Bhramar Mukherjee mengatakan bahwa acara ini dapat menimbulkan perkumpulan dan bisa berisiko bagi masyarakat.