Dorong Inklusivitas, Campaign dan Indika Foundation Dukung Hak Akses Pekerjaan untuk Semua

Jumat, 12 Mei 2023 | 00:00:00

Irma Fauzia

Penulis : Irma Fauzia

Dorong Inklusivitas, Campaign Dan Indika Foundation Dukung Hak Akses Pekerjaan Untuk Semua

Arrohma, penyandang disabilitas. (Special)

Ladiestory.id - Salah satu permasalahan kesetaraan adalah hak akses pekerjaan bagi masyarakat, terlebih hak pekerjaan bagi para penyandang disabilitas.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, penyandang disabilitas usia produktif di Indonesia mencapai 17 juta orang dan hanya 7,6 juta orang saja yang bekerja secara produktif.

Selain itu, adanya diskriminasi juga menyebabkan para penyandang disabilitas kesulitan mendapatkan hak pekerjaan yang setara dengan masyarakat lain. Data ini menunjukkan bahwa perlu adanya dorongan dan sosialisasi lebih lanjut untuk menurunkan stigma masyarakat terkait hak pekerjaan bagi para penyandang disabilitas.

Arrohma, penyandang disabilitas. (Special)

 

Didukung oleh Indika Foundation, Campaign melakukan serangkaian kampanye guna mendukung penyandang disabilitas. Salah satunya adalah SEHATI Project (Social Empowerment in Harmony and Alliance Towards Inclusion) bersama 12 komunitas/organisasi sosial untuk menyelenggarakan kampanye bertema inklusivitas di aplikasi Campaign #ForChange.

Sebanyak 2.378 supporter mengikuti kampanye ini hingga menghasilkan 10.798 aksi kampanye sosial. Melalui project ini, masyarakat diajak untuk meningkatkan kesetaraan, inklusivitas, dan toleransi bagi para penyandang disabilitas.

Sebut saja kampanye yang diorganisir oleh Lingkar Sosial Indonesia. Organisasi difabel ini menerbitkan kampanye yang bertajuk ‘Mari Inisiasi Kesehatan Disabilitas dan Reproduksi’. Hasil donasi dari kampanye tersebut dipergunakan untuk pelatihan menulis dan sosialisasi mengenai kesehatan reproduksi bagi penyandang disabilitas yang dihadiri oleh 20 peserta di Malang, Jawa Timur.

Selain itu, terdapat pula organisasi anak muda Generasi Pintar. Organisasi yang fokus pada isu kemanusiaan dan kaum marjinal ini membuat kampanye ‘Merakit Inklusi’ yang bertujuan untuk mengajak anak-anak muda menciptakan lingkungan yang inklusif.

Kampanye ini menghasilkan donasi sebanyak Rp 3 juta yang digunakan untuk membuat kegiatan pengembangan kapasitas perempuan membuat konten yang inklusif.

Engagement Lead Campaign, Ahmad Fathul Aziz, menyebutkan, para komunitas/organisasi sosial yang terlibat telah melalui berbagai seleksi. Hal ini dilakukan agar kampanye benar-benar berdampak positif, tidak hanya pada masyarakat sekitar, tapi juga berdampak bagi para pendukung kampanyenya.

“Kampanye sosial ini dirancang untuk memberikan pesan yang dapat menumbuhkan kesadaran terhadap isu sosial bagi para pendukungnya. Dampaknya bagi mereka yang menyelesaikan aksi adalah mereka dapat lebih sensitif dan empati terhadap permasalahan kesetaraan, baik itu bagi dirinya sendiri atau pun sekitar,” ungkapnya.

Senada dengan Aziz, Senior Program Officer Indika Foundation, William Cahyawan, mengungkapkan, kolaborasi Indika Foundation bersama Campaign tidak hanya sebatas membuat kampanye yang bagus tapi juga dapat menghasilkan dampak nyata.

“Bentuk dukungan INDIKA Foundation untuk Campaign berupa pelatihan untuk (komunitas atau organisasi sosial) agar bisa belajar mengkreasikan program yang tidak hanya bagus, tapi berdampak. Selain itu kerjasama ini juga menciptakan peluang-peluang kolaborasi dan grant dengan komunitas-komunitas yang bertujuan menciptakan sustainable collaboration dengan Campaign,” ujarnya.

Usaha untuk menumbuhkan kesetaraan, inklusivitas, dan toleransi tak berhenti sampai di situ. Kamis (13/04), Campaign bersama Indika Foundation mengadakan Media Event bertajuk “Mendukung Hak Akses Pekerjaan untuk Semua”.

Acara ini menghadirkan seorang Influencer Disabilitas dan Outdoor Enthusiast, Arrohma Sukma, yang membagikan pengalamannya di dunia kerja. Sebelum ia diterima sebagai seorang karyawati di sebuah bank di Indonesia, ia mengaku kesulitan mencari kerja sebagai seorang disabilitas.

Arrohma, penyandang disabilitas. (Special)

 

“Waktu itu saya pernah melamar di industri perkapalan, ketika saya diterima, mereka membatalkan karena mereka tahu
kaki saya harus diamputasi,” katanya.

Menurutnya, peraturan pemerintah untuk disabilitas saat ini masih sangat kurang. Banyak fasilitas di dunia kerja yang tidak aksesibel untuk para difabel, khususnya Tuna Daksa seperti dirinya.

Selain itu, masyarakat dan penyedia lapangan kerja seringkali menganggap bahwa penyandang disabilitas tidak cekatan, dan tidak tanggap saat bekerja.

“Menjadi seorang disabilitas bukan menjadi suatu kekurangan, tetapi dengan keadaan ini, justru dapat menjadi kesempatan untuk menggali potensi yang dimiliki. Perlu adanya kesadaran serta kampanye lebih lanjut bagi masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap teman-teman disabilitas, mendukung, serta memberikan peluang hak akses pekerjaan yang setara,” imbuhnya.

Isu kesetaraan adalah salah satu fokus Campaign. Dalam Aplikasi Campaign #ForChange, pengguna dapat mendukung berbagai kampanye sosial dengan empat fokus isu, meliputi pendidikan, kesehatan, kesetaraan, dan lingkungan. Aplikasi ini tidak hanya wadah untuk membuat dan mendukung kampanye sosial, tapi juga membuka donasi tanpa mengeluarkan uang. Pengguna dapat mengunggah aplikasi ini di Google Play Store atau App Store.

Diluncurkan sejak 2018, aplikasi ini memperoleh gelar Best App for Good dari Google Play Indonesia berkat komitmen
dan inovasinya terhadap dampak sosial.