Fakta Salak Condet adalah Maskot DKI Jakarta

Sabtu, 17 Juli 2021 | 14:24:07

Prisca Devina

Penulis : Prisca Devina

Fakta Salak Condet Adalah Maskot Dki Jakarta

Foto: Website/kompas.com

Sebagai ibukota negara Indonesia, Jakarta dikenal sebagai kota metropolitan. Monas sering dianggap sebagai maskot dari Jakarta. Namun, faktanya Maskot dari ibukota ini adalah Elang bondol yang mencengkeram Salak Condet.

Bentuk maskot Elang bondol ini dapat dilihat pada bus TransJakarta. Maskot ini sudah ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur No. 1796 di tahun 1989.

Salak Condet memiliki nama latin salacca zalacca dengan elang bondol resmi menjadi maskot DKI Jakarta.

Penetapan maskot elang berwarna coklat dan berkepala putih dengan posisi bertengger pada ranting sambil mencengkeram Salak Condet sebagai maskot Jakarta dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin. Informasi ini didapatkan dari  situs Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.

Dilansir dari situs Jakarta Tourism Dinas Pariwisata DKI Jakarta,keberadaan Salak Condet mulai jarang ditemui di Jakarta. Hal ini dikarenakan lahan yang ada sudah digunakan untuk mendirikan bangunan yang megah

Awalnya tanaman Salak Condet mendominasi kebun milik warga dan tersebar pada empat kelurahan pada kawasan Condet hingga 1980. Keempat kelurahan di kawasan Condet diantaranya adalah Balekambang, Batu Ampar, Gedong dan Tengah.

Foto: Website/antaranews

Pada tahun 1990-an, perubahan nasib terjadi pada keluarga palem-paleman.

Tingginya arus urbanisasi yang deras ke Ibu Kota menyebabkan masifnya alih fungsi lahan menjadi kawasan pemukiman penduduk.

Hal inilah yang membuat pohon salak terpaksa dibabat dan dinding-dinding rumah dibangun.

Penelitian dari hasil Survei Pertanian Hortikultura (SPH) yang dilakukan dengan Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian menyampaikan jika produksi salak di DKI Jakarta tahun 2017-2019 mengalami penurunan.

Alasan dari penurunan produksi salak Condet dikarenakan masyarakat setempat yang menjual tanah karena dianggap lebih menguntungkan dibandingkan menanam salak.

Dampaknya luas lahan Salak Condet semakin berkurang sehingga menyebabkan produksinya berkurang.

Foto: Website/bola

Buku Budi Daya Salak dari Redaksi Agromedia menyebutkan Salak Condet merupakan salah satu jenis salak yang terkenal di Jakarta sejak lama. Asal mula  Salak Condet dari daerah Cagar Budaya Condet, Jakarta Timur.

Keistimewaan dari Salak Condet dapat dirasakan dari aromanya yang wangi dan tajam. Salak Condet memberikan aroma yang paling harum dibandingkan dengan jenis salak lain.

Apabila diamati pada masa usia produktifnya, salak Condet mampu bertahan hingga 70 tahun. Selain itu, Salak Condet tetap bisa berbuah di masa produkti tanpa mengenal musim. 

Foto: Website/bukalapak

Salak Condet berbentuk bulat telur mengarah ke bulat. Kemudian, sisik kulit buahnya lebih besar berwarna coklat hingga kehitaman.

Daging pada salak Condet tebal, masir, kesat, tidak berair, dan berwarna putih kekuningan. Jika bicara mengenai rasa, Salak Condet bervariasi dari kurang manis sampai manis.

Salak Condet dapat dilihat secara langsung di kebun Cagar Buah Condet pada Balekambang, Condet, Jakarta Timur.

Luas dari cagar buah ini sekitar 3,5 hektare. Selain itu, memasuki ke kawasan ini kita tidak dikenakan biaya. Salah satu tempat yang cocok untuk berwisata alam dengan keluarga atau teman dekat.