Sering Salah Kaprah, Ketahui 8 Fakta Tentang Geisha Jepang

Minggu, 26 September 2021 | 00:01:00

Gendis Ayu

Penulis : Gendis Ayu

Sering Salah Kaprah, Ketahui 8 Fakta Tentang Geisha Jepang

Foto: jakartaglobe

Ladiestory.id - Bagi kamu penggemar anime atau apa pun yang berhubungan dengan Jepang, pasti sudah tidak asing lagi dengan "geisha". Bahkan geisha ini menjadi salah satu ikon Jepang. Jika kamu yang belum tahu apa itu geisha, simak ulasan berikut.

Apa Itu Geisha Jepang?

Foto: vogue

Geisha merupakan ikon budaya Jepang. Sosok geisha menampilkan gambaran perempuan yang pandai dalam seni rupa, menari, menyanyi, memainkan alat musik shamisen, memiliki tata krama makan, dan tutur kata yang lembut.

Geisha sangat identik dengan menggunakan bedak putih yang melapisi seluruh wajah dan leher. Lapisan putih ini membuat warna merah pada bibir dan warna hitam pada rambut lebih mencolok.

Dari sudut pandang orang yang tidak mengenal Jepang, geisha dianggap sebagai pekerja seks komersial. Bahkan untuk menjadi geisha bukanlah perkara yang mudah.

Fakta Tentang Geisha Jepang

Berikut beberapa fakta tentang geisha yang patut untuk diketahui.

1. Geisha, geiko, geigi merupakan istilah yang sama

Foto: liputan6

Kata Gei dalam bahasa Jepang berarti “hiburan atau sesuatu yang membutuhkan keterampilan”. Sedangkan kata Sha berarti “benda atau orang”. Lalu untuk “Gi” berarti wanita sedangkan “Ko” berarti anak. Oleh karena itu, geisha memiliki arti yang sama dengan seseorang yang menghibur tamu dengan tarian atau musik tradisional Jepang di sebuah acara.

2. Geisha pertama adalah pria

Sejarah mencatat, pada tahun 1751 perempuan belum menjadi geisha. Kala itu, gagasan seorang wanita bisa menjadi geisha dianggap aneh.

Sampai-sampai rumah minum mengiklankan mereka sebagai 'geisha perempuan'. Hal ini karena pada waktu itu setiap geisha adalah seorang pria. Geisha pria sudah ada sejak ratusan tahun. Namun, mereka belum menyebut diri sebagai 'geisha' hingga tahun 1600-an.

Namun, sejak Abad ke-13, dilaporkan ada sejumlah pria yang melakukan kerja para geisha: menghibur tuannya dengan menyajikan teh, membawakan lagu, menceritakan lelucon, dan membuat mereka merasa seperti orang paling penting di ruangan.

3. Calon geisha disebut maiko

Foto: jakartaglobe

Meski kedengarannya menjadi seorang geisha adalah pekerjaan mudah tapi ternyata tidak semua orang bisa melakukannya. Karena itulah sebelum menjadi seorang geisha, mereka terlebih dahulu dilatih selama bertahun-tahun. Nah para peserta pelatihan atau calon geisha ini disebut maiko.

Para maiko belajar cara menggunakan kimono yang benar, menggulung rambut, menari, bernyanyi, bermain alat musik, hingga caranya berdandan menjadi geisha.

Karena penampilan geisha dan maiko mirip, banyak orang bingung membedakan mereka. Kamu bisa membedakan geisha dan maiko dari kimono dan gaya rambutnya. Berbeda dengan para geisha, maiko menggunakan kimono yang lebih berwarna.

4. Memakai oshiroi

Geisha dan maiko memakai oshiroi, yaitu bubuk putih di wajah serta leher mereka. Mereka juga memakai eyeliner hitam, eye shadow merah di ujung kelopak mata, dan bibir yang sangat merah. Oshiroi pada zaman dulu mengandung timbal dan menyebabkan masalah kesehatan. Oleh karena itu, semakin tua, geisha akan berhenti memakai oshiroi.

5. Memiliki pitak di puncak kepala

Foto: geishakai

Salah satu mengenali geisha tanpa kostum dan riasan adalah dari pitak di puncak kepala mereka. Saat bekerja, pitak itu biasanya ditutupi dengan wig atau disamarkan dengan tatanan rambut.

Diam-diam, semua geisha di Jepang punya bagian tak berambut di kepala mereka yang didapat saat mereka menjalani pelatihan sebagai maiko.

Maiko diwajibkan punya tatanan rambut yang luar biasa, yang mengharuskan mereka untuk menarik kumpulan rambut di bagian atas kepala mereka agar membentuk semacam konde. Kebiasaan itu menyebabkan begitu banyak tekanan pada rambut, yang akhirnya akan rontok dan tidak pernah tumbuh kembali.

Para geisha menyebut pitak itu sebagai "medali kehormatan maiko". Di Jepang, itu dianggap sebagai tanda kebanggaan. Namun, para geisha yang baru pulang dari Eropa merasa malu dan terhina gara-gara disinggung soal pitak di kepala mereka.

6. Dulu para geisha tampil dengan gigi hitam

 Dulu para geisha justru memiliki gigi hitam. Bukan karena mereka geisha, tapi karena saat itu gigi hitam merupakan sesuatu yang dianggap menarik oleh perempuan Jepang.

Kebiasaan menghitamkan gigi ini disebut ohaguro. Seiring dengan perubahan zaman, kebiasaan menghitamkan gigi sekarang sudah tidak lagi digunakan termasuk oleh para geisha.

Hanya maiko yang masih menggunakan gigi hitam itu pun hanya saat mereka di tahap sakkou atau tahap di mana mereka telah menyelesaikan masa pelatihan dan menjadi geisha.

7. Perlu menghubungi okiya untuk menemui geisha

Foto: vogue

Okiya merupakan tempat geisha berada. sehingga para tamu akan menelepon atau memberi nama geisha melalui okiya. Kamu tidak dapat melihat atau memilih geisha secara langsung. Untuk melihat geisha, harus mengenal seseorang yang memiliki koneksi ke okiya.

8. Geisha bukan PSK

Geisha tidak menjual tubuhnya pada para pelanggan. Faktanya, mereka bahkan dilarang keras melayani tetamunya hingga ranjang.

Geisha dipekerjakan untuk menjamu pelanggan pria, bergiliran dengan PSK kelas tinggi yang disebut oiran. Para geisha bertugas memainkan musik, menari, dan menggoda para pria agar mereka tetap terhibur sementara mereka menunggu kedatangan oiran.

Tugas para geisha adalah menjaga agar para pria tidak keluar dari ruangan dan membuat mereka merasa seakan punya aura memesona. Mereka membiarkan para lelaki itu membayangkan diri mereka sebagai kuda jantan yang bisa merayu wanita cantik.

Bukannya para hidung belang yang putus asa yang harus membayar untuk mendapat layanan seks. Namun, para geisha dilarang berhubungan seks dengan para pria.

Inilah 8 fakta tentang Geisha Jepang yang perlu diketahui agar tidak salah kaprah.