Gorontalo Dalam Busana di Indonesia Fashion Week 2023 “Sagara dari Timur”

Senin, 30 Januari 2023 | 20:42:00

Irma Fauzia

Penulis : Irma Fauzia

Gorontalo Dalam Busana Di Indonesia Fashion Week 2023 “Sagara Dari Timur”

“Sagara dari Timur” menjadi tema pilihan APPMI. (Special)

Ladiestory.id - Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) siap menggelar ajang fashion dan budaya terbesar di Tanah Air, yakni Indonesia Fashion Week (IFW) 2023. Untuk kali kesepuluh, gelaran fashion terbesar di Indonesia ini kembali diadakan di Jakarta Convention Center pada 22-26 Februari 2023.

“Sagara dari Timur” menjadi tema pilihan APPMI untuk memperkenalkan uniknya sulam Karawo dan pariwisata dari Gorontalo ke mata dunia melalui fashion.

“Sagara dari Timur” menjadi tema pilihan APPMI. (Special)

 

Ketua umum APPMI dan Presiden IFW Poppy Dharsono mengungkapkan tema budaya Gorontalo yang diangkat ini merupakan komitmen nyata APPMI demi kemajuan dan pengembangan promosi khasanah Indonesia. Pemerintah Provinsi Gorontalo, menurut Poppy telah memberi kesempatan kepada IFW untuk merealisasikan visi dan misi asosiasi untuk terus mengokohkan IFW sebagai alat promosi, peningkatan kualitas produk, juga perluasan pasar dari produk unggulan dari daerah.

"Melalui dukungan dan kerjasama kali ini, kami berkesempatan untuk membantu pemerintah provinsi Gorontalo untuk mengembangkan potensi sulam karawo ke pasar nasional dan juga internasional," kata Poppy Dharsono saat ditemui di Sarinah, Jumat (20/1/2023).

“Sagara dari Timur” menjadi tema pilihan APPMI. (Special)

 

Sejalan dengan itu, rangkaian pembinaan untuk meningkatkan nilai jual dari sulam karawo pun sudah dilakukan APPMI, misalnya pembinaan kepada desainer-desainer lokal juga pengrajin sulam karawo yang ada di Gorontalo.

Di pusat, APPMI mengadakan kompetisi tahunan Indonesia Young Designer Competition yang tema tahun ini adalah Karawo, sehingga para peserta diminta untuk memaksimalkan tema desain menggunakan sulam karawo.

"Ini cara yang baik untuk memperkenalkan wastra asal Gorontalo kepada pelaku usaha fesyen muda di Tanah Air. Melalui eksposur di IFW, kesadaran masyarakat akan kain karawo pun dapat ditingkatkan," tambah Poppy.

“Sagara dari Timur” menjadi tema pilihan APPMI. (Special)

 

"Harapannya, dari provinsi-provinsi lain dapat mengikuti langkah yang diambil Gorontalo, di mana pemerintah dan asosiasi bersinergi mengembangkan produk unggulan, seni budaya, dan pariwisatanya," sambungnya.

Sementara itu, ada alasan khusus mengapa Pemprov Gorontalo mau bekerjasama dengan IFW 2023. Dijelaskan Lyla Laya selaku Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo mewakili Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo, Pemerintah Provinsi Gorontalo ingin mempromosikan kain karawo ke pasar nasional dan Internasional.

"Kain karawo merupakan sulaman yang sudah ada sejak zaman penjajahan belanda yang dibawa. Sulaman ini merupakan sulaman yang dibuat dengan 4 tahapan; Pertama, penggambaran, kemudian dipotong dan diiris, lalu dicabut benangnya, dan terakhir disulam. Proses ini memakan waktu cukup lama, sehingga biayanya cukup tinggi," papar Lyla Laya.

“Sagara dari Timur” menjadi tema pilihan APPMI. (Special)

 

Kerjasama yang terjalin antara Pemprov Gorontalo dengan IFW sendiri adalah mengundang pihak APPMI untuk membina dan mendampingi para UKM agar membuat produk fesyen dengan produk kain yang lebih baik, sehingga nilai tambah dan nilai jual produk karawo bisa lebih tinggi. "Dari pihak APPMI juga mengajarkan perbaikan di benang sehingga hasil akhir produknya lebih baik lagi," tambah Lyla Laya.

Pengembangan lain yang dilakukan diantaranya adalah untuk menambah fungsi produk sulam karawo dalam kategori household. Selama ini sulam karawo hanya digunakan untuk produk fesyen, padahal sulam karawo juga bisa digunakan untuk produk rumah tangga. Menurut Rifly, dengan pengembangan ini, pasar untuk sulam karawo pun bisa menjadi lebih luas.

"Kedepannya APPMI juga telah menyarankan untuk membuat sarung. Masukan lain dari APPMI adalah mendatangkan mesin tenun agar jenis produk karawo bisa lebih beragam lagi," tambah Lyla Lala.

Dalam mempersiapkan kampanye ‘Sagara dari Timur’, IFW berkolaborasi dengan Jacky Suharto (Fashion Photographer) dan Ajeng Swastiari (Fashion Stylist) dalam menyusun konsep kreatif video, foto, pakaian, riasan, dan juga musik.

"Tujuannya agar pesan penting untuk melestarikan budaya Indonesia melalui perkembangan industri fesyen dapat tersampaikan dengan baik kepada audiens generasi muda. Saat ini target audiens generasi Z menjadi salah satu target audiens utama dalam komunikasi kampanye IFW, sehingga dibutuhkan cara komunikasi dan juga tampilan visual yang sesuai," kata Jacky Suharto.

Tentunya, tampilan make up dan hairdo IFW 2023 akan kembali di support oleh Wardah Inspiring Beauty. Memasuki tahun pelaksanaan yang ke-10, APPMI dan IFW juga berkolaborasi dengan Sarinah sebagai Official Mall Partner. Fetty Kwartati, selaku Direktur Utama PT SARINAH sangat mendukung penuh acara Indonesia Fashion Week 2023.

"Sarinah percaya dan ingin berperan aktif untuk mendukung ranah dunia fashion lokal Indonesia sehingga kita dapat menjadi tuan rumah bagi customer indonesia dan produk serta desain terbaik dari desainer Indonesia dapat dikenal lebih banyak orang lagi. Saat ini Sarinah menjadi wadah komunitas untuk kolaborasi dan berkarya. Kami percaya bahwa ini adalah langkah yang tepat bagi Sarinah bekerjasama dengan IFW untuk bersama-sama medukung industri fashion Indonesia agar mampu berkrasi dengan bebas dan dikenal lebih luas oleh konsumen Indonesia," ucap Fetty.

Karena Sarinah sekarang telah menjadi tempat yang viral untuk seluruh masyarakat tidak hanya di Jakarta tetapi dari aneka pulau di Indonesia dan juga turis turis asing, itu membuat pihaknya percaya bahwa bekerjasama dengan IFW adalah langkah yang amat sangat tepat.

Selain itu, salah satu cara APPMI dan IFW untuk membantu desainer dan brand yang terlibat di dalamnya adalah dengan memperkenalkan Praktis ke dalam ekosistem IFW.

Praktis adalah perusahaan supply-chain enabler yang dapat membantu local brands yang ada di dalam ekosistem IFW untuk meraih potensi optimalnya dengan membantu backend operations.

"Dengan jaringan supply-chain yang Praktis miliki, Praktis bisa mempersingkat proses back-end operations (sourcing, production, fulfillment, sampai ke order management) bagi brand, sehingga brand dapat fokus mengembangkan bisnisnya," ungkap Leonardo Pontoh, CFO Praktis.

Sementara itu, Poppy Dharsono menyampaikan, melalui Indonesia Fashion Week (IFW), APPMI berupaya untuk mempromosikan kekayaan khasanah budaya Indonesia yang menjadi salah satu penopang ekonomi nasional.

Menurut Poppy dari budaya Indonesia akan tercipta ekonomi kreatif yang meramaikan pasar industri fashion lokal dan menembus pasar internasional. Hal ini karena promosi budaya di era ekonomi global semakin tak terbatas. Melalui Indonesia Fashion Week, perlindungan budaya dan sejarah Indonesia diharapkan makin meningkat.

Selain itu, diharapkan bisa menggerakan ekonomi secara berkesinambungan terutama untuk pengrajin di daerah.

"Kami berusaha semaksimal mungkin dalam memberikan komitmen kami kepada pelaku UMKM di industri fesyen dan kraft. Mereka semua terdampak pandemi, tahun 2022 kami menjalankan IFW secara offline dengan 300 peserta exhibitor dan 150 desainer sedangkan di tahun 2023 ini kami menargetkan 400 exhibitor dan 250 desainer yang akan ikut serta di IFW 2023," pungkas Poppy Dharsono