Hipotesa Baru Penyebab Kematian Bruce Lee, Diduga karena Kelebihan Air

Sabtu, 26 November 2022 | 13:00:00

Nindi Amara putri

Penulis : Nindi Amara putri

Hipotesa Baru Penyebab Kematian Bruce Lee, Diduga Karena Kelebihan Air

Bruce Lee. (Special)

Ladiestory.id - Sudah hampir 50 tahun sejak kematian sang bintang aksi, Bruce Lee, pada 20 Juli 1973. Pada tahun itu, Lee ditemukan pingsan di sebuah studio film di Hong Kong saat sedang mengerjakan film "Enter the Dragon".

Diketahui, sebelum dirinya pingsan, Lee sempat mengalami kejang dan sakit kepala. Kemudian, ia dibawa ke rumah sakit terdekat, di mana pada diagnosis awal Lee dinyatakan mengalami sakit kepala dan edema serebral. Setelah itu, Bruce Lee dirawat.

Beberapa bulan kemudian, dia kembali mengalami sakit kepala dan ditemukan tidak sadarkan diri saat tidur siang di rumah rekannya, Betty Ting Pei, setelah menelan obat penghilang rasa sakit. Bruce Lee dinyatakan meninggal setelah dibawa ke Rumah Sakit Queen Elizabeth.

Kabar kematian dirinya yang meninggal secara mendadak sontak mengejutkan banyak orang. Kala itu, Lee masih berusia 32 tahun. Kariernya pun sedang dalam puncak popularitas hingga namanya dikenal sampai kancah internasional.  

Aktor yang ikonik dengan baju training kuning tersebut memang dikenal sebagai aktor Cina-Amerika yang banyak dipuji karena mempopulerkan seni bela diri di wilayah Barat. Dikenal memiliki kemampuan bela diri hebat, saat itu Lee bahkan mampu melakukan push-up dua jari dan pukulan satu inci yang terkenal.

Patung Bruce Lee yang berada di Hong Kong. (Pixabay)

Sejak kematian mendadak Bruce Lee, beberapa teori telah dikemukakan untuk menjelaskan penyebab kematiannya selama beberapa dekade. Salah satunya yaitu dugaan akibat pengaruh hipersensitivitas terhadap Equagesic (obat yang menggabungkan aspirin dan ansiolitik). 

Hipotesa lain dari sebuah buku yang terbit pada 2018, Bruce Lee: A Life,” yang mengatakan bahwa Bruce Lee meninggal karena kelelahan akibat panas. Bahkan, penggemarnya pernah berhipotesis bahwa bintang itu dibunuh oleh mafia Italia, Cina, atau Amerika.

Namun, penyebab pasti kematiannya tidak diketahui, meskipun pada otopsi telah dinyatakan bahwa penyebab awal kematian Bruce Lee adalah diduga karena adanya edema serebral atau pembekakan otak. Di tengah banyak spekulasi, muncul sebuah makalah penelitian baru yang menyatakan bahwa kematian Lee disebabkan oleh "ketidakmampuan ginjalnya untuk mengeluarkan kelebihan air yang ada di tubuhnya".

Penelitian ini dilakukan oleh sekelompok spesialis ginjal di Spanyol yang diterbitkan dalam Clinical Kidney Journal edisi Desember 2022. Mengingat analisis mereka terhadap informasi yang sudah tersedia, para tim ahli nefrologi ini menegaskan bahwa Lee pada saat kematiannya, memiliki "Beberapa faktor risiko untuk hiponatremia," yaitu suatu kondisi yang disebabkan oleh kelebihan air tubuh dalam kaitannya dengan natrium dan dapat menyebabkan edema serebral.  

Para peneliti pun menyebutkan faktor-faktor yang mungkin mengganggu fungsi ginjalnya, seperti obat resep, mengonsumsi alkohol, dan riwayat cedera pada organ.

“Kami berhipotesis bahwa Bruce Lee meninggal karena bentuk khusus dari disfungsi ginjal: ketidakmampuan untuk mengeluarkan air yang cukup untuk mempertahankan homeostasis air. Hal ini dapat menyebabkan hiponatremia, edema serebral, dan kematian dalam beberapa jam jika kelebihan asupan air tidak diimbangi dengan ekskresi air dalam urin,” dilansir dari laman Variety pada Clinical Kidney Journal edisi Desember 2022.

“Mengingat bahwa hiponatremia sering terjadi, seperti yang ditemukan pada 40% orang yang dirawat di rumah sakit dan dapat menyebabkan kematian akibat konsumsi air yang berlebihan bahkan pada orang muda yang sehat, diperlukan sosialisasi yang lebih luas tentang konsep bahwa asupan air yang berlebihan dapat membunuh,” tulis mereka.

Mereka yakin Bruce Lee memiliki beberapa faktor risiko hiponatremia, termasuk kebiasaannya dalam minum banyak air putih, terutama saat hari kematiannya.

Menurut istrinya, Linda, Bruce Lee dilaporkan menjalani diet dan berhenti makan makanan padat selama beberapa bulan terakhir hidupnya. Lee disebut puas hanya dengan minum jus wortel dan apel. 

Penelitian tersebut berhipotesis bahwa meskipun dia tidak mengonsumsi air dalam jumlah besar, ginjalnya berpotensi tidak mampu menangani cairan dalam jumlah normal sekalipun.

Senada dengan Linda, dalam biografi Bruce Lee yang ditulis Matthew Polly pada tahun 2018, "A Life", disebutkan kalau pada malam kematiannya, Bruce Lee dikatakan berulang kali minum air. Ia juga dilaporkan sering mengonsumsi ganja.