Mengapa Jadi Lebih Banyak Tidur Saat Musim Hujan? Ini Penjelasan Ahli

Senin, 4 Maret 2024 | 10:21:00

Bulan Maghfira

Penulis : Bulan Maghfira

Mengapa Jadi Lebih Banyak Tidur Saat Musim Hujan? Ini Penjelasan Ahli

Ilustrasi Perempuan. (Freepik.com)

Ladiestory.id - Pada musim hujan terkadang membuat seseorang menjadi lebih banyak tidur di siang hari, dan membuatnya merasa jumlah tidur yang biasanya didapatkan dalam sehari tidaklah cukup.

Melansir CNN, seorang profesor kedokteran klinis di Huntington Memorial Hospital, Pasadena, California, Dr. Raj Dasgupta, mengungkapkan bahwa setidaknya ada sepertiga orang dewasa yang melaporkan mereka tidur lebih banyak di musim dingin.

“Kebutuhan tidur bagi kebanyakan orang dewasa berkisar antara tujuh hingga sembilan jam per malam, dan hal ini tetap konsisten tidak peduli seberapa dingin atau gelapnya cuaca di luar,” ujar Dr. Raj Dasgupta.

“Namun, biasanya seseorang merasa seperti dirinya tidur lebih banyak selama musim dingin karena fakta bahwa kita kehilangan satu jam siang hari saat memasuki standar, yang dikaitkan dengan awal kegelapan,” sambungnya.

Ilustrasi Perempuan. (Freepik.com)

 

Dibandingkan dengan hewan, pengaruh musim terhadap pola tidur manusia dianggap tidak berpengaruh apa-apa. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada Februari 2023 lalu, menunjukkan bahwa ada 188 pasien yang menjalani penelitian tentang tidur di Rumah Sakit St. Hedwig Berlin, tidur sekitar satu jam lebih lama di musim dingin, ternyata tidak signifikan secara statistik.

Namun, para peserta diketahui mendapatkan tidur REM atau gerakan mata cepat selama 30 menit lebih banyak selama musim dingin. Fase tidur REM adalah titik terbaik dari siklus tidur, yang ditandai dengan lebih banyak mimpi dan detak jantung serta pernapasan yang lebih cepat dibandingkan dengan tahap lainnya.

“Tahap penting dari tidur yang membantu memori, konsentrasi, pengaturan suasana hati dan fungsi kekebalan tubuh,” kata Dasgupta.

Keinginan tidur lebih banyak saat musim dingin atau musim hujan berkaitan dengan fluktuasi cahaya sepanjang tahun, atau perubahan perilaku dan kesehatan mental. 

“Tubuh kita menerima isyarat dari matahari terkait ritme sirkadian kita, artinya saat cuaca cerah di luar kita cenderung aktif, namun saat matahari terbenam, seseorang mungkin cenderung merasa lelah,” terang Dasgupta.

“Penurunan sinar matahari menyebabkan peningkatan melatonin, hormon yang dibuat dalam tubuh yang mengatur siklus tidur dan bangun,” tutupnya.