Menyapa Sunrise ter-Indah se-Asia Tenggara di Puncak Gunung Prau, Dieng

Kamis, 30 Mei 2019 | 23:12:16

Afifah Nurul Haq

Penulis : Afifah Nurul Haq

Menyapa Sunrise Ter-Indah Se-Asia Tenggara Di Puncak Gunung Prau, Dieng

Jika suatu hari saya ditanya, mengapa saya cinta Indonesia? Salah satu alasan nya adalah, karena ragam alam nya yang menawan. Banyak sekali tempat-tempat di Indonesia yang menawarkan keindahan alam yang khas dan tidak dimiliki ole negara lain, salah satu nya terdapat di Dieng.

Dieng adalah sebuah dataran tinggi vulkanik yang masih aktif. Dataran tinggi Dieng berada di komplek pegunungan gunung Sindoro dan gunung Sumbing. Dieng terletak di ketinggian sekitar 2000 MDPL.

Ketinggian Dieng yang berada di atas 2000 MDPL ini menjadikan Dieng kaya akan ragam tumbuhan. Tumbuhan yang khas dari tempat ini diantaranya adalah buah carica, kentang, cabe gendot, dan purwaceng.

Kentang Dieng memiliki ukuran yang besar, umbi kentang nya pun terkenal sangat empuk jika dimasak. Cabe gendot Dieng rasanya pedas, tapi tidak menimbulkan rasa sakit perut. Buah carica nya pun unik, karena bibit buah carica ini jika ditanam di tempat selain Dieng, akan tumbuh menjadi pohon pepaya.

Selain ragam tumbuhan, Dieng juga kaya akan ragam kultur dan tempat wisata alam nya yang indah dan cocok untuk dijadikan destinasi wisata bagi kita yang pengap dengan udara kota. Salah satu tempat yang berhasil saya kunnjungi di Dieng beberapa waktu lalu adalah Gunung Prau.

Tentang Gunung Prau

Gunung Prau adalah salah satu gunung yang berada di dataran tinggi Dieng. Dinamakan Gunung Prau karena bentuk nya memanjang seperti prau atau perahu. Gunung ini memiliki ketinggian 2.656 MDPL.

Di kalangan pendaki, gunung ini terbilang gunung favorit karena jarak tempuh nya yang cukup singkat dan memiliki pemandangan yang menakjubkan. Pemandangan yang paling menarik dari Gunung Prau yaitu golden sunrise nya. Golden sunrise di gunung Prau terkenal sebagai golden sunrise terbaik di Asia Tenggara.

Untuk menuju gunung Prau, kita harus terlebih dahulu menuju kabupaten Wonosobo. Berikut adalah perkiraan itinerary perjalanan yang harus ditempuh.

  1. Dari kota mu, naiklah bus apapun yang memiliki tujuan ke Wonosobo. Lama perjalanan sekitar 6-8 jam (jika berangkat dari Bandung). Tips dari saya, lakukan lah perjalanan di malam hari.
  2. Dari terminal bus Mendolo Wonosobo, kita lanjutkan perjalanan menggunakan angkutan umum (angkot) menuju Alun-Alun Wonosobo. Lama perjalanan kurang lebih 10-15 menit.
  3. Dari Alun-Alun Wonosobo, kita sambung lagi menggunakan bus kecil menuju Dieng. Lama perjalanan sekitar 40 menit.

Jalur Resmi Menuju Gunung Prau

Ada dua jalur yang paling terkenal di kalangan wisatawan menuju gunung Prau, yaitu jalur Dieng dan jalur Pathak Banteng. Kedua jalur ini memiliki karakteristik medan dan waktu tempuh yang berbeda.

Jalur Dieng cenderung lebih bersahabat karena cukup landai namun waktu tempuh nya lebih lama daripada melalui jalur Pathak Banteng, sekitar 4-5 jam. Sedangkan jalur Pathak Banteng memiliki medan yang cukup curam dan kondisi hutan yang lebih rapat, namun waktu tempuh nya cukup singkat, sekitar 2-3 jam.

Kondisi Alam Gunung Prau

Beberapa waktu lalu, saya mendaki melalui jalur Pathak Banteng dan turun melalui jalur Dieng. Sebelum mendaki, kita harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu di Basecamp untuk mendapatkan SIMAKSI (Surat Izin Masuk Konservasi).

Selesai mendaftar di Basecamp, saya mulai mendaki melewati perkebunan warga. Dari Basecamp Pathak Banteng menuju POS 1, jalan sudah mulai menanjak namun masih terbilang landai. Jaraknya cukup dekat, sekitar 20 menit saya sudah sampai di pos 1.

Perjalanan kemudian berlanjut ke pos 2. Vegetasi sudah mulai rapat dan kondisi jalan lebih curam dari sebelumnya. Perlu konsentrasi dan mengatur nafas agar tidak mudah kelelahan. Lama perjalanan sekitar 1 jam.

Dari pos 2, perjalanan masih harus dilanjutkan menuju ke pos 3. Oh ya, pos 2 ini dinamakan "Pos Cacingan". Bukan, bukan karena di sini ada banyak cacing, tapi sepanjang jalan dari pos 2 ke pos 3, jalannya dipenuhi oleh akar-akar pohon yang meliuk-liuk seperti cacing.

Perjalanan menuu pos 3 ini cukup melelahkan karena medan nya cukup curam dan licin jika hujan. Jika tidak berhati-hati, bisa-bisa kita tersandung akar pohon dan terjatuh.

Jika sudah sampai di pos 3 , kita bisa sedikit bernafas lega karena puncak tinggal sedikit lagi. Sekitar 10 menit berjalan, kita akan menemukan batas vegetasi yang akan mengantarkan kita menuju puncak gunung Prau.

Menikmati Sunrise Terbaik se-Asia Tenggara di Puncak Gunung Prau

Puncak gunung Prau berupa tanah terbuka seperti lapangan yang sangat luas. Dari sini, gunung Sindoro dan Sumbing terlihat gagah berdiri dengan jelas. Dari balik gunung Sindoro dan Sumbing,

kita bisa menyaksikan indah nya warna kuning keemasan dari matahari yang terbit. Lalu di sebelah timur, ada bukit-bukit kecil hijau yang mengingatkan kita pada film masa kecil, "Bukit Teletubbies".

Rasa lelah terbayar dengan pemandangan di puncak gunung Prau. Saran saya jika ingin menikmati sunrise di sini, berangkat lah sekitar pukul 3 atau 4 dini hari. Jangan lupa membawa perlengkapan untuk keselamatan diri.