Perempuan Wajib Terapkan Perilaku CERDIK Untuk Cegah Kanker Payudara

Sabtu, 3 Februari 2024 | 11:20:00

Bulan Maghfira

Penulis : Bulan Maghfira

Perempuan Wajib Terapkan Perilaku Cerdik Untuk Cegah Kanker Payudara

Ilustrasi Pita Pink, Simbol Gerakan Pencegahan Kanker Payudara. (Freepik.com)

Ladiestory.id - Istilah lebih baik mencegah daripada mengobati tentunya sudah menjadi makanan sehari-hari. Pencegahan merupakan suatu tindakan awal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit.

Hal ini tentunya juga berlaku untuk mencegah penyakit kanker, karena seperti diketahui rangkaian pengobatan kanker memberikan cukup banyak risiko. Mulai dari segi finansial, psikis, hingga tingkat kesembuhan bagi pengidapnya.

Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr. Denni Joko Purwanto, Sp.B.Subsp.Onk(K), MM. mengungkapkan bahwa hingga kini belum diketahui betul soal penyebab adanya kanker payudara.

“Masalahnya untuk payudara itu belum ketemu penyebabnya, tidak seperti serviks kan ketahuan dari virus HPV. Sehingga apa yang bisa kita perbuat itu ya deteksi dini, artinya wanita itu harus memeriksakan secara rutin kesehatan payudaranya,” ujar dr. Denni.

Ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan kanker payudara, seperti haid pertama yang lebih dini, hingga penggunaan obat hormonal yang terlalu sering. Untuk itu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi faktor risiko tersebut. 

“Sampai saat ini sih gak banyak faktor risikonya, tapi namanya faktor risiko seperti usia gitu kan gak bisa kita hindari. Seseorang yang semakin berumur semakin memiliki risiko. Tapi yang bisa diperbaiki itu pola hidup sehat,” terang dr. Denni.

“Mudah sih, SADARI (perikSA payuDara sendiRI) aja, begitu terasa ada yang aneh pada payudara ya segera ke dokter, tentunya dokter ada dokter umum, dokter spesialis. Paling tidak dokter umum sudah bisa mendiagnosa kira-kira ini apakah berbahaya apa tidak, apabila berbahaya ya bisa langsung dirujuk ke rumah sakit,” sambungnya.

Untuk mengurangi faktor risiko kanker payudara, sang dokter juga membagikan tips perilaku CERDIK.

C = Cek Kesehatan

Ilustrasi Perempuan Cek Kesehatan. (Freepik.com)

 

Memeriksakan kesehatan secara rutin sangatlah penting untuk dilakukan, dengan begitu seseorang bisa mengetahui lebih dini apabila ada penyakit di dalam tubuhnya.
“Pokoknya ya jangan takut, cek kesehatan itu jangan takut. Lebih baik kita tahu, semakin dini kita tahu semakin cepat ditangani dan peluang sembuhnya semakin besar,” kata dr. Denni.

E = Enyahkan Zat-zat Berbahaya / Asap Rokok

Ilustrasi Perempuan Merokok. (Freepik.com)

Seperti diketahui, asap rokok memanglah berbahaya bagi kesehatan tubuh. Tak hanya bagi perokok aktif saja, perokok pasif pun mendapatkan risiko yang sama. Untuk itu kurangilah kebiasaan merokok untuk mengurangi risiko terkena gangguan kesehatan.

R = Rajin Olahraga

Ilustrasi Perempuan Olahraga. (Freepik.com)

 

Aktivitas fisik atau olahraga memiliki dampak yang positif bagi tubuh, selain bisa membantu menjaga kesehatan tubuh, aktivitas fisik juga bisa mengurangi risiko kanker payudara dan kanker usus besar.

“Usahakan dalam sehari itu setengah jam olahraga, seminggu sekali atau bahkan dua minggu sekali olahraga yang berat,” ucap dr. Denni.

D = Diet Seimbang

Ilustrasi Perempuan Makan Makanan Bergizi. (Freepik.com)

 

Jika ingin memiliki tubuh yang sehat, mengatur pola makan merupakan salah satu hal penting yang perlu untuk dilakukan. Makanlah makanan dengan gizi seimbang yang kaya serat seperti buah dan sayuran.

I = Istirahat Cukup

Ilustrasi Perempuan Istirahat. (Freepik.com)

Untuk mengurangi berbagai risiko dari gangguan kesehatan, maka milikilah waktu istirahat yang cukup untuk tubuh me-recharge kembali energi.

“Sekarang banyak istirahatnya yang terganggu, bermedia sosial, membalas email, bekerja hingga larut malam gitu ya, akhirnya bangun terlambat,” ujar dr. Denni.

K = Kelola Stres

Ilustrasi Perempuan Stres. (Freepik.com)

Stres yang dialami seseorang bisa menjadi sumber segala penyakit, mulai dari asam lambung hingga kanker. Hal itu biasanya terjadi karena besarnya tekanan yang dirasakan tubuh secara psikologis.