Royal Enfield Dukung #EmbraceEquity, Perempuan Mampu Patahkan Stereotip dan Rasakan Pure Motorcycling

Kamis, 16 Maret 2023 | 00:00:00

Irma Fauzia

Penulis : Irma Fauzia

Royal Enfield Dukung #Embraceequity, Perempuan Mampu Patahkan Stereotip Dan Rasakan Pure Motorcycling

Diandra Gautama. (Special)

Ladiestory.id - Setiap tahun, tanggal 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Hari Perempuan Internasional telah diamati sejak awal tahun 1900-an dan pada waktu Perang Dunia I.

Pada 2023, banyak hal telah berubah bagi perempuan sejak kejadian-kejadian pada 1900. Saat ini, banyak aktivitas, profesi dan hobi yang dilakukan dengan penuh semangat dan tidak berdasarkan gender.

Banyak perempuan yang telah menjadi pemimpin, sosok-sosok inspiratif dan penting, menampilkan keahlian mereka di berbagai bidang yang sebelumnya dianggap hanya cocok untuk laki-laki.

Ilustrasi perempuan kendarai motor. (Special)

 

Salah satu kegiatan yang juga banyak diminati oleh perempuan adalah mengendarai sepeda motor, yang bagi banyak orang telah menjadi sarana untuk eksplorasi, ekspresi diri dan kebebasan, serta pengalaman yang membebaskan untuk melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari.

Royal Enfield, merek sepeda motor tertua dalam produksi berkelanjutan, percaya bahwa kebebasan untuk memilih sangat penting dalam membentuk individualitas seseorang. Selama lebih dari 120 tahun, Royal Enfield telah menjadi brand yang menjadi sarana eksplorasi, sebuah keseimbangan antara pengendara, mesin dan jalanan.

Berbicara seputar Hari Perempuan Sedunia, Anuj Dua, Business Head of Asia Pacific Markets, Royal Enfield mengungkapkan bahwa tema Hari Perempuan Sedunia tahun ini, #EmbraceEquity memiliki hubungan yang erat dengan Royal Enfield.

"Kami percaya bahwa berkendara adalah sebuah inisiasi yang membangkitkan keinginan bereksplorasi di dalam diri kita. Kami menawarkan berbagai sarana untuk menyemangati, memfasilitasi dan memulai eksplorasi aktif berjangka panjang. Kami adalah rekan dalam pertumbuhan dan pencarian Pure Motorcycling, bagi pengendara terlepas dari gender apa pun. Jiwa ‘Pure Motorcycling’ melewati batasan gender. Kami terus berusaha untuk membuat Pure Motorcycling mudah diakses dan didekati oleh berbagai macam pengendara, pemula maupun ahli, pria maupun wanita. Selama beberapa tahun terakhir, kami telah mengadakan kegiatan berkendara, program dan pelatihan bagi pengendara perempuan di seluruh dunia," ungkapnya.

Sepanjang sejarah, banyak wanita telah berhasil mematahkan stereotip, menunggangi sepeda motor, menaklukan jalanan dan merasakan pure motorcycling.

Royal Enfield telah mendukung pengendara perempuan sejak lama. Salah satu contohnya adalah di awal tahun 1950-an, di mana satu hari setelah Natal di tahun 1950, seorang perempuan berusia 22 tahun bernama Winifred “Winnie” Wells berkendara sejauh 5.504 mil sepanjang Australia, dari Perth ke Sydney dan kembali ke Perth menggunakan Royal Enfield Bullet 350cc.

Dengan saddlebags dan koper yang diikat ke sepeda motornya, Winnie pergi selama 15 hari, berkendara sejauh 366 mil per hari melalui rute yang dipenuhi semak-semak, bebatuan serta segel tar. Perjalanannya tidak mudah, apa lagi saat ia melukai dirinya di hari kedua perjalanannya, namun ketekunan dan tekadnya memungkinkan Winnie untuk terus berkendara dan menyelesaikan perjalanannya dan sejak itu dikenal sebagai legenda.

Selama bertahun-tahun, kisah Winnie telah menjadi inspirasi bagi banyak pengendara perempuan di dunia. Dapat dikatakan bahwa semangat Winnie untuk bermotor masih berlanjut hingga hari ini, di mana sudah semakin banyak pengendara perempuan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

  • Secara global, rasio pengendara perempuan ke laki-laki adalah 1:5
  • Di Amerika Serikat, angka perempuan yang memiliki sepeda motor sedang berada di titik tertinggi, yaitu 14% dari semua pemilik sepeda motor di negara tersebut.
  • Di India, terdapat lebih dari 4.000 perempuan pengendara sepeda motor yang didukung oleh klub dan asosiasi sepeda motor untuk merasakan serunya mengendarai sepeda motor.
  • Dari 5 juta pemilik surat izin mengemudi sepeda motor di Inggris, lebih dari 10% adalah perempuan
  • Di Indonesia, lebih dari 30% pengendara sepeda motor adalah perempuan, dan angka ini terus bertumbuh.

Berikut adalah beberapa perempuan inspirasional yang telah menorehkan hasil di  bidang mereka dan meraih prestasi:

Phopira

Phopi Ratna Agustin, yang dikenal sebagai Phopira. (Special)

 

Phopi Ratna Agustin, yang dikenal sebagai Phopira adalah seorang musisi dan pegawai negeri sipil dari Bandung, Jawa Barat. Ia gemar bepergian dan mengunjungi lokasi-lokasi indah di Indonesia dengan mengendarai Royal Enfield Meteor 350 berwarna Fireball Yellow.

Destinasi favoritnya di antaranya adalah hutan dan pegunungan, di mana ia menikmati keindahan alam untuk menenangkan pikiran. Phopira telah mengendarai sepeda motor sejak pertama kali mendapatkan Surat Izin Mengemudi, dan ia percaya bahwa mengendarai sepeda motor adalah kegiatan yang dapat dinikmati oleh siapa pun, tidak peduli usia mau pun gender.

Ia mengajak sesama wanita penggemar sepeda motor untuk percaya diri dalam mengendarai sepeda motor mereka, menikmati perjalanan mereka dan berteman dengan orang baru sepanjang perjalanan mereka.

Gautama Sisters

Gautama Sisters: Diandra, Cassandra dan Verrandra Gautama. (Special)

 

Diandra, Cassandra dan Verrandra Gautama adalah tiga bersaudara yang bertalenta di bidang mereka masing-masing. Mengikuti jejak ayahnya, Diandra adalah seorang pembalap nasional yang telah menggemari dunia otomotif sejak duduk di bangku SMP.

Mewarisi sisi seni sang ayah, Cassandra berprofesi sebagai seorang fotografer. Verrandra, yang terinspirasi oleh masakan sang ibu, memilih untuk melanjutkan karier sebagai seorang chef.

Dengan profesi dan minat yang beragam, satu kesamaan yang dimiliki ketiga saudara ini adalah semangat untuk mengendarai sepeda motor, yang datang dari sang ayah yang merupakan penggemar otomotif. Bagi ketiga saudari ini, mengendarai sepeda motor memberikan sensasi adiktif yang lain dari yang lain.

Mereka merasakan adrenalin saat berkendara dan menganggap mengendarai sepeda motor sebagai kegiatan untuk menghilangkan stress. Sebagai pengendara perempuan, mereka mengajak sesama pengendara perempuan lainnya untuk tidak takut dalam menemukan hobi, minat dan keterampilan baru, untuk bisa bebas melakukan hal-hal yang memberikan kebahagiaan bagi diri masing-masing.