Sudah Ada Dari Zaman Dulu, Serba-Serbi Fakta Menarik Cincin Pertunangan

Minggu, 7 November 2021 | 00:01:00

Astri Supriyati

Penulis : Astri Supriyati

Sudah Ada Dari Zaman Dulu, Serba-Serbi Fakta Menarik Cincin Pertunangan

Foto: Ladiestory.id

Ladiestory.id - Umumnya acara lamaran diadakan sebelum dilangsungkannya pernikahan. Acara ini menjadi ajang pertemuan kedua keluraga sekaligus untuk menunjukkan keseriusan dan komitmen untuk melanjutkan ke jenjang pelaminan.

Biasanya, acara ini juga menjadi momen untuk menyematkan cincin di jari manis calon mempelai wanita. Untuk itu, cincin tunangan menjadi salah satu syarat tunangan yang wajib ada.  Cincin tunangan dianggap sebagai bentuk ikatan dan komitmen terhadap pasangan.

Dibalik sifatnya yang sakral, tradisi cincin tunangan sudah ada sejak zaman dahulu, lho. Berikut ini beberapa fakta menarik seputar cincin pertunangan.

Tradisi yang sudah dikenal lama

Menurut berbagai sumber, tradisi bertukar cincin sudah ada sejak zaman Mesir Kuno dan Yunani Kuno. Di zaman itu, cincin di jari pria menjadi lambang kekayaan mereka. Untuk itu, pria membagikan cincinnya pada pasangan untuk berbagi kekayaan.

Terletak di jari manis

Dalam adat tradisional masyarakat Mesir Kuno, cincin tunangan tersemat di jari manis tangan kiri. Konon, orang di zaman itu percaya bahwa di jari manis tersebut terdapat pembuluh darah yang langsung menuju ke jantung. Pembuluh darah ini dikenal dengan istilah Vena Amoris atau Vein of Love.

Ragam material cincin

Pada zaman dulu, cincin emas diberikan pada pasangan yang akan segera menikah. Selain itu, cincin dari material emas dan besi banyak digunakan oleh rakyat biasa di zaman lampau.

Sedangkan cincin dengan batu berlian hanya dapat dipakai oeleh kalangan bangsawaan saat itu. Baru di tahun 1930-an, cincin bermata berlian popular di kalangan masyarakat biasa.

Seiring berkembangnya zaman, cincin berbahan emas dan platinum lebih banyak digunakan untuk cincin tunangan. Cincin berbahan platinum memiliki keunggulan dibandingkan dengan emas.

Platinum memiliki sifat hypoallergenic yang dapat meminimalisir risiko alergi, seperti gatal-gatal, kemerahan, atau iritasi, pada penggunannya.

Makna yang bergeser

Di zaman dulu, cincin tunangan menjadi bentuk komitmen pria pada wanita pasangannya untuk terus bersama hingga pernikahan nanti tiba. Seiring berjalannya  waktu, makna ini mengalami pergeseran. Saat ini, cincin tunangan menjadi bukti para lelaki yang sanggup menyelenggarakan pernikahan.

Itulah sebabnya acara tunangan biasanya diselenggarakan sebelum pernikahan. Ada pula yang menggunakan cincin tunangan sekaligus sebagai cincin kawin.

Bagi sebagian masyarakat, khususnya orang barat, bulan Desember menjadi bulan paling populer untuk melangsungkan pertunangan. Tak sedikit pasangan yang bertunangan di hari Natal, hari yang dianggap meriah di bulan Desember. Selain itu, hari Valentine yang jatuh di bulan Februari juga menjadi hari spesial yang populer untuk bertunangan dengan kekasih.

Itulah beberapa fakta seputar cincin tunangan. Sebelum membeli cincin tunangan, ada baiknya untuk berdiskusi dengan pasangan.