Ladiestory.id - Realita terkadang sulit untuk dapat kamu terima. Bahkan, seringkali kamu justru menyangkal kenyataan yang ada. Dalam dunia psikologi, hal tersebut dikenal dengan sebutan denial syndrome. Namun, justru hal ini tidak banyak disadari oleh para penderitanya.
Bahkan denial syndrome dapat dilakukan dalam keadaan sadar ataupun tidak. Lalu, apa itu denial syndrome? Yuk, simak penjelasan berikut.
Pengertian Denial Syndrome
Menurut ilmuwan psikologi ternama Sigmund Freud, denial merupakan salah satu bentuk dari self defense mechanism. Hal ini dapat diartikan sebagai bentuk untuk melindungi diri. Penyangkalan atau denial biasanya dilakukan saat penderita mengalami stres berat akibat kejadian yang paling berbekas dalam hidup.
Jika kamu pernah merasakannya, maka hal tersebut terasa seperti akan membuatmu terluka kembali dan sangat menyakitkan. Tak hanya itu, denial juga dilakukan untuk mengurangi stres dan kecemasan akibat dari tekanan yang dialami. Dalam keadaan seperti ini, penderita yang melakukan denial tidak mampu menerima atau menolak kejadian itu. Sehingga, yang dapat dilakukannya adalah menyangkal dan mengatakan bahwa hal itu tidak benar, meskipun sudah banyak bukti dan fakta yang ditunjukkan kepadanya.
Tujuan Denial Syndrome
Beberapa tujuan umum seseorang dalam melakukan denial adalah tidak mau membebani pikiran dengan masalah-masalah sulit dalam hidupnya. Bagi kamu yang merasakannya, hal ini sering disebabkan karena memiliki begitu banyak masalah. Kemudian hal tersebut memicu akan terjadinya sebuah denial begitu ada masalah besar yang dialami. Denial juga menjadi salah satu cara yang dianggap tepat ketika lelah menghadapi segala masalah yang ada.
Bagi kamu yang sering melakukan denial, kamu perlu menyadari bahwa hal tersebut kamu lakukan untuk menghindari berbagai masalah. Kamu juga memiliki keinginan mengurangi sebuah konsekuensi dari suatu permasalahan tanpa ingin menghadapinya. Biasanya, karena rasa takut, kamu akan melakukan denial supaya tidak terlihat sebagai orang yang paling bersalah dan bisa menghadapi konsekuensinya bersama orang lain.
Dampak Denial Syndrome
Lalu seberapa bahayakah jika terjadi denial syndrome? Atau justru dengan hal ini akan membantumu menjadi pribadi lebih baik? Studi menyatakan, denial syndrome akan membantu dirimu apabila digunakan pada masa waktu yang singkat. Misalnya, denial digunakan untuk membuat pikiranmu lebih tenang. Dengan ini, kamu dapat berusaha untuk memahami masalah-masalah yang membuatmu terkejut dan merasa tidak nyaman karena cemas.
Namun, kamu perlu waspada, Ladies. Denial akan menjadi berbahaya apabila dilakukan dalam jangka waktu panjang dan terus-menerus. Misalnya, ketika kamu merasakan sakit di tubuh dan itu berlangsung cukup lama. Bukannya melakukan pemeriksaan, justru kamu mengabaikannya begitu saja. Kamu lebih percaya pada sikap denial yang ada dalam dirimu dan mengatakan bahwa itu bukanlah hal penting. Jika kamu melakukan ini, maka penanganan atau tindakan yang akan kamu dapat akan terlambat. Hal tersebut justru membuat kamu akan berada dalam kondisi yang berbahaya atau fatal.
Cara Atasi Denial Syndrome
Untuk mengatasi sikap denial, kamu harus benar-benar dalam keadaan tenang. Seperti penjelasan di atas, pada umumnya, seseorang yang melakukan denial cenderung memiliki keinginan supaya emosi yang ada dalam dirinya dapat terkendali. Hal ini akan membuat kamu memerlukan waktu agar dapat beradaptasi dengan apa yang baru saja kamu alami.
Kemudian, hal selanjutnya yang perlu kamu lakukan adalah bersikap jujur. Kamu perlu jujur mengenai hal yang kamu alami. Pikirkanlah, apa konsekuensinya jika kamu tidak mengambil tindakan secepat mungkin. Kamu juga perlu membiarkan dirimu untuk mengekspresikan dan mengalirkan emosi agar nantinya kamu dapat merasa tenang dan rileks. Jika kamu sedang membutuhkan bantuan untuk melakukannya, kamu bisa menghubungi seseorang yang kamu percaya. Jika belum terjad perubahan, alangkah lebih baiknya jika kamu bisa berkonsultasi dengan seorang profesional.