Tantangan Dapur Restoran Atur Stok Bahan Baku Saat Ramadan

Selasa, 26 April 2022 | 19:16:00

Arfiah Ramadhanti

Penulis : Arfiah Ramadhanti

Tantangan Dapur Restoran Atur Stok Bahan Baku Saat Ramadan

Foto: Ladiestory.id

Ladiestory.id - Ramadan menjadi salah satu bulan tersibuk bagi para pemilik restoran untuk mendulang rezeki. Aktivitas produksi di dapur menjadi lebih ramai lantaran meningkatnya permintaan konsumsi dari masyarakat. 

Namun, ramainya situasi di dapur pun kini mengalami perubahan waktu. Berbeda dengan bulan-bulan biasanya, saat Ramadan, jam sibuk restoran kerap mengalami perubahan. Yang semula sibuk di jam makan siang dan makan malam, kini bergeser ke jam sahur (02.00-04.00) dan jam buka puasa (16.00-18.00). 

Perubahan jam sibuk restoran tak jarang menimbulkan masalah, salah satunya adalah kesulitan meng-update stok kebutuhan bahan baku restoran. Hal tersebut diamini Tiwu Rayie, pemilik restoran Dapur MTW sekaligus musisi, yang mengaku sempat salah memperhitungkan jumlah kebutuhan bahan baku. Alhasil, restorannya sempat kehabisan stok bahan baku di jam-jam buka puasa. 

Tiwu Rayie, pemilik restoran Dapur MTW. (Spesial)

“Syukurnya kami berhasil restock meski memang butuh waktu. Belajar dari situ, kami perbaiki sistem pengadaan sehingga bisa memprediksi  kapan harus restock,” ujar Tiwu.

Acquisition Lead Food Market Hub, Rona Hartriant, tak menampik jika problematika yang diceritakan oleh Tiwu Rayie adalah satu satu alasan Food Market Hub menyediakan layanan procurement. Dirinya menyampaikan, manajemen sistem procurement bahan baku bisa membantu para pemilik restoran mengurangi pemborosan. 

Rona Hartriant, Acquisition Lead Food Market Hub. (Spesial)

“Jika restoran sudah menggunakan Food Market Hub, mereka bisa memprediksi jumlah stok bahan makanan atau minuman yang dibutuhkan berdasarkan track record, sehingga masalah kehabisan stok bahan baku bisa dihindari,” ucap Rona.

Rona melanjutkan, dengan prediksi stok bahan baku yang akurat, restoran mampu mengurangi limbah sisa makanan secara drastis, yang pada akhirnya menghemat biaya operasional. Bahkan, tak hanya bertahan, pemilik restoran pun bisa fokus mengembangkan restorannya.