1. Lifestyle
  2. Unilever dan Waste4Change Aktifkan Digitalisasi Pendataan dan Penelusuran Sampah Plastik
Lifestyle

Unilever dan Waste4Change Aktifkan Digitalisasi Pendataan dan Penelusuran Sampah Plastik

Unilever dan Waste4Change Aktifkan Digitalisasi Pendataan dan Penelusuran Sampah Plastik

Ilustrasi mengambil sampah. (Special)

Ladiestory.id - Dalam semangat peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022, PT Unilever Indonesia menggelar webinar bertajuk “Bicara Sirkular Ekonomi: Pentingnya Data dan Traceability Sampah Plastik”. Acara ini mengangkat tantangan yang dihadapi oleh sejumlah pihak dalam merealisasikan ekonomi sirkular di Indonesia.

Selain itu, acara ini pun membahas tentang pendataan maupun penelusuran alur sampah plastik menjadi aspek yang krusial. Sebagai solusi dari kebutuhan tersebut, hadir sebuah proyek berbasis digital: DIVERT, yang dikembangkan oleh Waste4Change, perusahaan pengelola sampah secara bertanggung jawab, atas pendanaan dari Unilever Global melalui program TRANSFORM. 

Unilever Indonesia - World Environtment Day 2022. (Spesial)

"Sejalan dengan  tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022 yaitu ‘One Earth’, kami ingin kembali mengajak semua pihak untuk turut serta ambil bagian, berperan secara aktif sesuai dengan perannya masing-masing untuk bersama-sama menjaga bumi kita yang satu," ujar Maya Tamimi, Head of Sustainable Environment, Unilever Indonesia Foundation

"Sebagai perusahan yang telah berada di Indonesia selama lebih dari 88 tahun, kami memiliki komitmen kuat untuk menciptakan bumi yang lestari, sejalan dengan strategi besar Unilever yang dinamakan ‘The Unilever Compass'," sambungnya.

Unilever Indonesia - World Environtment Day 2022. (Spesial)

Menurut data dari The National Plastic Action Partnership, saat ini permasalahan lingkungan yang dihadapi bumi sangatlah beragam, salah satunya permasalahan sampah plastik yang sangat pelik. Di Indonesia, 4,8 juta ton sampah plastik tidak terkelola dengan baik tiap tahun, seperti dibakar di ruang terbuka (48%), tidak dikelola secara layak di tempat pembuangan sampah resmi (13%), dan sisanya mencemari saluran air dan laut (9%).

Penerapan ekonomi sirkular dipercaya banyak pihak sebagai salah satu upaya yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan sampah plastik di Indonesia. Namun, penerapan di lapangan tentu tidak mudah, peran serta semua pihak dan sinergi dari semua aktor dalam mata rantai daur ulang harus digalakkan, agar sampah sebagai bahan daur ulang dapat dikumpulkan kembali dan diproses menjadi produk daur ulang atau proses pengelolaan lainnya.

Namun, menurut pengamatan Waste4Change, kurangnya data di fase pengumpulan sampah plastik salah satunya menyebabkan masih adanya gap yang besar antara sampah plastik yang diproduksi, yang saat ini didaur ulang, dan yang berpotensi untuk didaur ulang. 

Unilever Indonesia - World Environtment Day 2022. (Spesial)

Menanggapi hal ini, Sinta Saptarina Soemiarno selaku Direktur Pengurangan Sampah, Dirjen PSLB3, KLHK RI mengapresiasi Unilever dan Waste4Change yang telah mengeluarkan proyek berbasis digital melalui program TRANSFORM. Program ini sangat mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) serta selaras dengan berbagai upaya strategis yang dilakukan pemerintah dalam pengurangan dan penanganan sampah.

“Dengan kecenderungan peningkatan sampah plastik dari 11 % di 2010 menjadi 17% di 2021, Pemerintah melalui Permenlhk 75 tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen, para produsen diamanatkan untuk menyampaikan upaya pengurangan sampah mulai dari hulu yakni upaya pembatasan timbulan sampah hingga hilir menarik kembali kemasan paska pakai untuk dimanfaatkan kembali atau di daur ulang," kata Sinta.

"Dengan demikian, semakin sedikit kemasan yang terbuang ke TPA sesuai dengan tujuan pembangunan Ekonomi Sirkular di Indonesia. Pemanfaatan teknologi digital yang dilakukan proyek DIVERT menjadi solusi tepat untuk monitoring, evaluasi dan verifikasi sehingga mendapat  hasil yang terukur,” lanjutnya.

Unilever Indonesia - World Environtment Day 2022. (Spesial)

DIVERT adalah sebuah proyek berbasis digital yang diprakarsai oleh Waste4Change atas dukungan Unilever global melalui program TRANSFORM, yang secara global telah banyak membantu terealisasinya puluhan proyek yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). DIVERT telah berhasil terpilih menjadi salah satu proyek dari 13 negara yang mendapatkan dukungan pendanaan dari Unilever global, yaitu sebesar lebih dari Rp3 Miliar.

Rizky Ambardi, Head of Collect Waste4Change dan Project Manager DIVERT menerangkan, tujuan proyek DIVERT mencoba menjawab permasalahan rantai pasokan limbah pasca konsumsi, dan sejak dimulai pada September 2021 lalu. Proyek ini telah berhasil mengurangi kesenjangan upaya daur ulang sampah plastik dengan memvalidasi dan melacak seluruh alur sampah menuju terciptanya ekonomi sirkular yang lebih efektif dan efisien.

Rangkaian program yang telah terlaksana tidak lepas dari peran serta mitra pemulung dan pengepul sampah daur ulang. Hingga saat ini, proyek DIVERT telah melibatkan 556 mitra pengumpul sampah, melakukan scale-up sistem ERP untuk 51 mitra, dan berhasil mengumpulkan 778 ton sampah plastik dalam jangka waktu 6 bulan. 

Di tengah tantangan mewujudkan ekonomi sirkular, konsumen punya peran yang tak kalah penting. Menjadi konsumen yang lebih bertanggung jawab banyak sekali caranya, salah satunya bisa dilakukan dari rumah, dengan menjadi bagian dari #GenerasiPilahPlastik. 

Unilever Indonesia - World Environtment Day 2022. (Spesial)

“Saat kita terbiasa memilah sampah dari rumah dan membawanya ke Bank Sampah, artinya kita ikut menjaga nilai dan kualitas sampah plastik agar dapat menjadi komoditi berguna yang mendukung industri daur ulang.” kata Astri Puji Lestari selaku pegiat gaya hidup ramah lingkungan.

Unilever percaya bahwa plastik memiliki tepatnya tersendiri dalam ekonomi, tetapi tidak di lingkungan. Untuk itu, Perusahaan memiliki komitmen yang kuat bahwa paling lambat pada tahun 2025, pihaknya akan:

  1. Mengurangi setengah dari penggunaan virgin plastic atau plastik baru, dengan cara mengurangi penggunaan kemasan plastik sebanyak lebih dari 100 ribu ton dan mempercepat penggunaan plastik daur ulang
  2. Memastikan 100% kemasan plastiknya dapat digunakan kembali, didaur ulang, atau diubah menjadi kompos
  3. Mengumpulkan dan memproses lebih banyak plastik daripada yang dijual
  4. Meningkatkan penggunaan konten plastik daur ulang (PCR) di kemasannya, setidaknya 25%

Upaya yang dilaksanakan mulai dari hulu ke hilir rantai bisnis ini telah memungkinkan Unilever Indonesia untuk membantu mengumpulkan dan memproses lebih dari 45,9 ton sampah plastik pada 2021 melalui pengumpulan sampah plastik dari jaringan bank sampah sebanyak lebih dari 24,5 ton serta pemrosesan sampah melalui teknologi Refused Derived Fuel (RDF) sebanyak lebih dari 21.400 ton.

“Kami berharap melalui diskusi hari ini, dan juga melalui program DIVERT yang telah dijalankan, akan mampu menginspirasi lahirnya inovasi lainnya yang dapat membantu kita menciptakan planet yang lebih hijau dan lestari. Selain itu, sebagai bagian dari ekosistem mata rantai persampahan di Indonesia, mari kita bersama-sama memainkan peran kita untuk bisa menciptakan ekonomi sirkular, demi bumi kita yang hanya satu ini,” tutup Maya.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel