1. Lifestyle
  2. 5 Etika Makan Sushi yang Benar, Wajib Tahu Biar Ga Asal!
Lifestyle

5 Etika Makan Sushi yang Benar, Wajib Tahu Biar Ga Asal!

5 Etika Makan Sushi yang Benar, Wajib Tahu Biar Ga Asal!

Video Teguran Makan Sushi. (TikTok /@enjoybatam)

Ladiestory.id - Jagat media sosial tengah diramaikan oleh sebuah video yang memperlihatkan seorang pria ditegur pramusaji karena memakan sushi menggunakan tangan secara langsung tanpa sumpit. Sontak hal ini menimbulkan banyak perdebatan di kalangan netizen mengenai etika makan sushi yang benar.

Dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @enjoybatam  dan ditonton lebih dari 6 juta kali tersebut memperlihatkan penjelasan dari sang pramusaji. Menurut pramusaji, memakan sushi menggunakan sumpit merupakan kebudayaan Jepang yang harus diikuti sesuai dengan culture restoran tersebut.

Lalu, sebenarnya seperti apa sih etika makan sushi yang benar? Yuk, langsung simak lima daftarnya berikut ini.

Boleh Menggunakan Tangan untuk Makan

Ilustrasi Makan Sushi. (Special)

 

Siapa sangka, etika makan sushi yang benar pada urutan pertama adalah diperbolehkannya menggunakan tangan. Mungkin, bagi sebagian orang cara ini cukup terlihat kasar. 

Namun, jika dirunut dari negara asalnya yaitu Jepang. Makan sushi menggunakan tangan merupakan cara tradisionalnya. Adapun cara untuk makan menggunakan tangan yaitu ibu jari dan jari tengah berfungsi untuk menjepit sushi saat akan disantap ke mulut.

Pahami Penggunaan Wasabi, Kecap Asin dan Jahe

Ilustrasi Makan Sushi. (Special)

 

Etika makan sushi yang benar tak hanya seputar penggunaan sumpit atau tangan. Namun, juga terkait fungsi dari setiap saus yang tersedia seperti wasabi, kecap asin hingga jahe. 

Kamu dapat menggunakan wasabi atau kecap asin untuk menambahkan rasa pada sushi yang kamu pilih. Namun, jangan gunakan acar jahe secara bersamaan. Sebab, cara satu ini justru berfungsi untuk menghilangkan atau membersihkan rasa sushi dari lidahmu. Jadi, pastikan kamu menggunakan wasabi, kecap asin dan jahe sesuai caranyanya ya.

Pencelupan Sushi Memiliki Aturan Tersendiri

Ilustrasi Makan Sushi. (Special)

 

Meski sushi merupakan makanan dari Jepang, nyatanya di Indonesia sudah tersebar luas berbagai restoran atau kedai yang menyajikan menu satu ini. Sayangnya, masih banyak yang tidak mengetahui etika makan sushi dengan benar. Salah satunya pada aturan pencelupan sushi.

Misalnya, ketika kamu akan mencelupkan sushi ke kecap asin. Maka, kamu hanya perlu pencelupan bagian yang terdapat ikan nya saja. Sebab, ketika bagian nasi juga ikut tercelup ke dalam kecap asin. Maka, tekstur nasi akan pecah dan menyulitkan mu untuk menyantapnya.

Selain itu, hindari mencampurkan sushi dengan wasabi dan kecap asin secara bersamaan. Sebab, akan menghilangkan cita rasanya. Dianjurkan untuk memilih salah satunya saja saat kamu akan menyantap sushi pilihanmu.

Selalu Makan Sushi Dalam Satu Kali Lahap

Ilustrasi Makan Sushi. (Special)

 

Nah, bagi kamu yang baru pertama kali akan makan sushi. Kamu tak boleh untuk menyantap sushi dengan cara dibagi dua. Namun, justru menyantapnya dalam satu kali lahap.

Supaya mudah, kamu dapat menggunakan cara dengan menempatkan bagian ikan pada sushi di area lidahmu. Dipercaya, cara ini akan membuatmu dapat merasakan cita rasa sushi lebih maksimal.

Hindari Menyalurkan Sushi dengan Sumpit dan Memberi Tip

Ilustrasi Makan Sushi. (Special)

 

Menikmati sushi bersama orang-orang tercinta tentu sangat menyenangkan. Tak ayal, terkadang kamu pun ingin membagikan sushi pilihanmu ke orang lain. Namun, untuk membagikannya dilarang menggunakan sumpit. Sebab, dianggap kurang sopan. Kamu dapat meletakkan sushi terlebih dahulu di piring kecil dan menyerahkan kepada orang lain. 

Sedangkan, bagi kamu yang tengah menikmati sushi dari restoran asli Jepang. Hindari untuk memberikan tip ya. Sebab, cara ini dianggap kurang sopan. Nah, kamu bisa mengapresiasi koki atas makanannya cukup dengan membungkukkan badan sebagai tanda terima kasih.

Itulah lima etika makan sushi yang benar. Semoga informasi di atas bermanfaat dan selamat mencoba ya, Ladies!

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel