6 Bahaya Screen Time Berlebihan bagi Anak, Bisa Sebabkan Speech Delay

Rabu, 10 Mei 2023 | 19:58:00

Zulfah Ariyani

Penulis : Zulfah Ariyani

6 Bahaya Screen Time Berlebihan Bagi Anak, Bisa Sebabkan Speech Delay

Ilustrasi Anak Bermain Gadget. (Special)

Ladiestory.id - Kemajuan teknologi dapat membawa dampak positif yaitu bisa mendapatkan informasi dengan cepat dan mudah. Namun, di sisi lain juga memiliki dampak negatif yaitu anak usia dini lebih cepat mengerti penggunaan gadget.

Hal ini tentunya bukan suatu hal yang baik. Pasalnya, anak yang berusia di bawah dua tahun sebaiknya tidak dikenalkan dengan gadget sehingga tidak ada screen time. Sementara anak di atas usia dua tahun juga harus dibatasi dalam screen time maksimal satu jam setiap harinya. 

Screen time yang berlebihan dapat berbahaya bagi tumbuh kembang anak. Bisa menyebabkan anak mengalami keterlambatan berbicara hingga anak lebih rentan mengalami stres.

Ladiestory.id telah merangkum enam bahaya screen time yang berlebihan bagi anak. 

Anak Mudah Stres

Ilustrasi Anak Depresi. (Special)

 

Anak yang mendapatkan screen time secara berlebihan akan lebih rentan mengalami stres. Screen time yang berlebihan akan membuat anak merasa kecanduan dengan gadget sehingga susah untuk melepaskannya. Hal ini dapat berdampak pada pola tidur dan perilaku anak. Anak menjadi susah untuk tidur karena terus menerus melihat tontonan di gadget. Selain itu, anak juga akan lebih mudah stres jika harus melakukan kegiatan lain dan lepas dari gadget-nya. 

Merusak Kesehatan Mata

Ilustrasi Mata Anak. (Special)

 

Terlalu lama menatap layar gadget ternyata memiliki dampak buruk bagi kesehatan mata. Pasalnya, saat menatap layar ponsel maka mata anak akan sangat dekat dengan layar yang dapat menimbulkan radiasi. Sehingga anak dapat berisiko mengalami rabun jauh atau miopi. 

Selain itu, bahaya kesehatan mata juga dapat muncul di kemudian hari. Seperti misalnya mata menjadi lebih mudah lelah, ataupun terjadi gangguan mata silinder.

Risiko Obesitas Meningkat

Ilustrasi anak obesitas. (Special)

 

Seorang anak yang mendapatkan screen time dalam waktu yang lama juga dapat mengalami risiko obesitas. Pasalnya, anak hanya duduk diam dan menonton tayangan di gawai. Sehingga anak kurang aktivitas fisik yang dapat memicu bertambahnya berat badan yang signifikan bahkan bisa timbul risiko terjadinya obesitas. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mengatur kegiatan anak dengan melakukan stimulasi baik motorik kasar, motorik halus guna mendukung perkembangan anak. 

Anak Malas Berpikir

Ilustrasi Anak Bermain Gadget. (Special)

 

Gadget dibekali dengan banyak fitur canggih yang memudahkan penggunanya untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Hanya saja, fitur tersebut tidak ditujukan penggunaannya bagi anak. Pasalnya, kemudahan mencari informasi ataupun fasilitas yang praktis dan tanpa batas akan memberikan efek tidak baik bagi anak. 

Anak akan cenderung malas berpikir karena telah terbiasa mendapatkan segala informasi dengan mudah. Selain itu, anak juga akan merasa malas berimajinasi atau menyelesaikan masalah sendiri dengan caranya. Hal ini tentu saja akan berdampak pada menurunnya kreativitas anak.

Hilangnya Kemampuan Bersosialisasi

Ilustrasi Anak Bermain Gadget. (Special)

 

Saat anak telah kecanduan dengan gadget, maka mereka akan asyik dalam dunianya sendiri. Mereka seolah tidak ingin tahu keadaan di sekitarnya. Hal ini dapat menyebabkan anak kesulitan dalam bersosialisasi dengan orang lain. Anak akan merasa enggan untuk bersosialisasi dan menjalin komunikasi dengan orang lain. Sehingga dapat membuat anak  menjadi anti sosial, dan juga hilang empati. 

Speech Delay

Ilustrasi Anak belajar. (Special)

 

Pengenalan gadget sejak usia dini juga bisa menjadi masalah yang serius bagi tumbuh kembang anak. Terlebih jika anak terus menerus diberikan screen time tanpa diajak komunikasi oleh orang tuanya maka akan menyebabkan anak mengalami risiko speech delay atau terlambat bicara.

Selain itu, screen time yang berlebihan juga akan membuat anak menjadi tidak fokus dan menghambat kemampuan kognitifnya.