Amazon Web Services & Catalyst Tech: Dunia Luxury Brands Era Cloud Computing

Kamis, 11 Agustus 2022 | 21:00:00

Arfiah Ramadhanti

Penulis : Arfiah Ramadhanti

Amazon Web Services & Catalyst Tech: Dunia Luxury Brands Era Cloud Computing

Ilustrasi Komputer (Special)

Ladiestory.id - Pasar barang mewah Indonesia yang sempat mengalami penyusutan selama pandemi COVID-19, kini telah membukukan pertumbuhan yang kuat. Statista.com mencatat bahwa penjualan barang mewah mencapai 1.647,00 juta dolar AS, terhitung Juni 2022, serta diproyeksi menikmati pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 3,94 persen hingga 2027.

Pria P., CTO dan Co-Founder Catalyst Tech pun turut mengaku jika bisnisnya tidak mengalami penurunan selama pandemi dan malah cenderung positif. Daya beli masyarakat terhadap barang mewah tetap terlihat jelas. Bahkan, selama berlakunya pembatasan-pembatasan mobilitas, migrasi bisnis dari offline ke online dalam waktu yang sangat singkat menyebabkan merek-merek yang dioperasikan Catalyst Technology mampu mempertahankan tingkat penjualan selama pandemi berlangsung. 

Pria P, CTO, Catalyst Tech. (Special)

Catalyst Technology sendiri adalah perusahaan teknologi di balik JamTangan.com dan Voila.id. JamTangan.com merupakan platform penjualan berbasis online dan offline (dengan 10 toko offline di Pulau Jawa bernama Machtwatch), yang menjual produk jam tangan dengan memberikan pelayanan dan harga terbaik untuk setiap pelanggan. Selanjutnya, Voila.id merupakan destinasi belanja mode dan barang mewah terbaik di Indonesia yang memiliki visi untuk menyediakan jaminan produk 100% asli.

Pria pun mengamati bahwa preferensi konsumen barang mewah kini terdiri dari gabungan aktivitas belanja secara luring dan daring, offline dan online. Sinkronisasi penjualan offline dan online pada JamTangan.com dan Voila.id menjadikan berbelanja melalui kedua situs tersebut menjadi sebuah pengalaman yang unik dan berkesan bagi para pelanggan.

JamTangan.com. (Instagram.com/matchwatch)

Fitur-fitur seperti pengumpulan poin, sinkronisasi akun, pengaturan persediaan, dan pencatatan penjualan, tentunya ikut berperan besar dalam meningkatkan pengalaman pengguna atau user experience bagi para pelanggan. 

Voila.id. (Instagram.com/voila.id)

Maka, dibutuhkan infrastruktur IT yang tangguh, gesit, dan mampu diskalakan untuk dapat menjawab pergeseran preferensi tersebut. Catalyst Technology pun memilih Amazon Web Services (AWS) sebagai penyedia teknologi komputasi awan atau cloud computing untuk memastikan bahwa layanannya tetap mampu melayani kebutuhan pelanggan.

“Selain melibatkan rasa dan sentuhan fisik, pengalaman berbelanja jam tangan dan barang mewah pada era kontemporer juga mencakup kemudahan dan kenyamanan yang dihadirkan kanal online. Kami memerlukan penguatan pada semua kanal penjualan, dan kami menilai cloud sebagai solusi yang tepat untuk menjawab kebutuhan kedua merek kami,” Pria menjelaskan.

“Bukan hanya produk yang ditawarkan di JamTangan.com dan Voila.id, namun kami berharap dapat menyediakan user experience yang terbaik, sehingga pembeli pun nyaman berbelanja di platform kami dan bahkan menjadi brand ambassador. Ini merupakan nilai tambah penting yang AWS berikan bagi bisnis kami,” ungkap Pria.

Dalam mencapai targetnya, Catalyst Technology telah menggunakan Amazon Web Services (AWS) selama beberapa tahun. Infrastrukturnya sebagian besar berjalan di Amazon Elastic Kubernetes Service (EKS), database di Amazon Relational Database Service (RDS), dan aset statis berada di Amazon Simple Storage Service (S3). Ke depannya, Catalyst Technology berencana pula untuk menjajaki penggunaan machine learning bersama tim AWS.

Layanan-layanan yang disediakan oleh AWS terbukti membantu JamTangan.com dan Voila.id dalam mengatur periode high-traffic yang ramai pengunjung. Seperti platform belanja online pada umumnya, promosi-promosi pada ‘tanggal cantik’ seperti kampanye 8.8 pada tanggal 8 Agustus lalu dan seterusnya tentu mengakibatkan kenaikan tajam pada trafik. Dengan layanan cloud serta beragam solusi lainnya yang disediakan oleh AWS, periode-periode kritikal ini dapat dilewati tanpa gangguan dan user experience tetap terjaga.

Selain itu, layanan terkelola alias managed services yang dijalankan Catalyst Technology di AWS memampukan perusahaan untuk beroperasi dengan tim IT yang ramping. “Hanya 5 orang di tim kami yang bertanggung jawab terhadap infrastruktur. Angka ini tergolong kecil untuk perusahaan dengan kebutuhan seperti kami,” lanjutnya.

Terkait arah bisnis selanjutnya, Pria mengatakan, “Rencana Catalyst Tech adalah bertumbuh di Indonesia dan bersama masyarakat Indonesia. Masih banyak ceruk-ceruk pasar yang belum kami jelajahi, dan masih banyak peluang yang dapat kami garap. Kami berharap dapat bekerja sama dengan tim AWS untuk menangkap peluang-peluang tersebut, serta memindahkan data dan beban kerja perusahaan ke AWS Asia Pacific (Jakarta) Region untuk semakin menurunkan latensi dan meningkatkan user experience.”