Disebut sebagai Bahan Berbahaya dalam Obat Sirop, Apa Itu Etilen Glikol?

Minggu, 23 Oktober 2022 | 00:01:00

Anisah Chamalia

Penulis : Anisah Chamalia

Disebut Sebagai Bahan Berbahaya Dalam Obat Sirop, Apa Itu Etilen Glikol?

Ilustrasi obat sirop. (Special)

Ladiestory.id - Kasus gangguan ginjal akut pada anak kini tengah menjadi sorotan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan masyarakat Indonesia. Pasalnya, kasus ini terus memakan korban dan juga membahayakan kesehatan anak-anak ke depannya.

Salah satu penyebab yang dianggap memberi andil besar dalam meningkatkan kasus gangguang ginjal akut misterius adalah penggunaan obat sirop pada anak. Pasalnya, menurut hasil identifikasi dan pengujian, Kemenkes menemukan adanya kandungan etilen glikol (EG) pada obat sirop anak.

Berdasarkan 18 sampel obat, ditemukan 15 di antaranya tercemar etilen glikol. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan etilen glikol?

Ilustrasi obat sirop. (Special)

Etilen glikol merupakan anggota paling sederhana dalam keluarga glikol senyawa organik. Glikol sendiri merupakan alkohol dengan dua gugus hidroksil pada atom karbon yang berdekatan (1,2-diol).

Sedangkan, etilen glikol merupakan 1,2-etanadiol yang merupakan cairan tidak berwarna, tidak berbau dan memiliki rasa manis. Etilen glikol sendiri digunakan dalam berbagai produk, seperti antibeku, cairan rem hidrolik, hingga beberapa bantalan tinta stempel, pelarut, pulpen, plastik, cat, hingga kosmetik.

Zat ini diproduksi secara umum dari etilen oksida yang dapat ditemukan pada etilen. Namun, etilen glikol dan beberapa turunannya memiliki jenis yang cukup beracun.

Sehingga, akan membahayakan jika masuk ke dalam tubuh dalam kadar berlebih. Selain itu, dapat memengaruhi fungsi organ tubuh, hingga menyebabkan kematian, jika zat ini masuk ke dalam tubuh dan terurai menjadi senyawa beracun.

Hal yang akan kamu dapati pertama saat menelan etilen glikol yaitu mirip dengan perasaan ketika meminum alkohol (etanol). Gejala yang akan dialami seperti mual, kejang, muntah, pingsan hingga tidak sadarkan diri.

Selain itu, mengonsumsi etilen glikol akan mengakibatkan berbagai masalah serius, seperti gangguan pada sistem saraf pusat (SSP), jantung hingga ginjal. Jika tidak dapat terdeteksi atau diberi penanganan yang tepat, maka akan menyebabkan bahaya saat terkonsumsi.

Selain itu, menghirup uap etilen glikol juga dapat menjadikan mata serta paru-paru mengalami iritasi. Namun, tidak menyebabkan toksisitas sistemik. Etilen glikol juga tidak menyerap melalui kulit.

Dalam dunia medis, biasanya akan menggunakan senyawa lain dari glikol yang lebih aman. Senyawa tersebut diberi nama propilen glikol atau disebut 1,2-propanediol, yang secara fisik sifatnya menyerupai etilen glikol.

Meski begitu, propilen glikol tidak beracun dan dapat digunakan secara luas dalam makanan, pengawet, kosmetik, pelarut obat, hingga zat penahanan kelembapan. Sayangnya, etilen glikol dapat ditemukan sebagai bentuk cemaran pada propen glikol yang biasa digunakan sebagai zat pelarut obat yang berada dalam ambang batas wajar.

Hal inilah yang menjadi kecurigaan Kemenkes mengenai penggunaan kandungan etilen glikol dalam obat sirop anak. Sebab, ketika etilen glikol terkonsumsi, maka akan menyebabkan toksisitas dalam tubuh manusia. Sehingga, sangat penting dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan metode analisis yang sensitif dan akurat sehingga dapat menghentikan peredaran obat tersebut.

Hingga saat ini, Kemenkes telah melakukan penarikan pada lima merek obat yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

Beberapa di antaranya, seperti Termorex sirop (obat demam) produksi PT Konimex, Flurin DMP sirop (obat batuk dan flu) produksi PT Yarindo Farmatama, Unibebi Cough sirop (obat batuk dan flu) produksi Universal Pharmaceutical Industries, Unibebi Demam sirop (obat demam) produksi Universal Pharmaceutical Industries, Unibebi Demam Drops (obat demam) produksi Universal Pharmaceutical Industries.

Sementara itu, dari 206 pasien gangguan ginjal akut pada anak, terdapat 99 pasien (sekitar 48%) di antaranya telah meninggal dunia. 

Orang tua kini diimbau untuk waspada dan cepat tanggap. Apabila buah hati mengalami demam, batuk, pilek, diare, muntah-muntah hingga jumlah produksi kencing berkurang. Pastikan segera melakukan pemeriksaan atau menghubungi tim medis terdekat.