Ladiestory.id - Masa awal kehidupan anak adalah periode emas yang sangat menentukan arah tumbuh kembangnya. Pada fase ini, keseimbangan antara perawatan fisik, seperti pemberian nutrisi yang tepat serta stimulasi emosional melalui bahasa cinta menjadi kunci untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Kedua aspek ini saling melengkapi dan apabila dilakukan secara rutin akan mendukung tumbuh kembang si Kecil menjadi lebih optimal. Hal ini dapat dilakukan melalui aktivitas sederhana yang konsisten, seperti sentuhan hangat lewat pijatan sebelum tidur, membacakan cerita dongeng saat si Kecil minum susu, atau memberikan pelukan hangat penuh kasih sayang, semuanya menjadi momen yang membantu mengisi ‘tangki cinta’ si Kecil.
Melihat pentingnya keseimbangan antara perawatan fisik dan stimulasi emosional, Baby HUKI kembali menggelar kegiatan Playdate edukatif sebagai wujud komitmen memperkuat edukasi dan pemahaman orang tua.
Salah satu perawatan fisik anak yang kerap diabaikan di fase tumbuh kembang awal adalah kesehatan gigi dan rahang. Padahal, area ini memiliki peran krusial dalam mendukung kemampuan bicara, makan, hingga kepercayaan diri anak di masa depan.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami risiko yang dapat muncul, serta memilih produk perawatan yang berkualitas sejak dini guna meminimalkan potensi gangguan pertumbuhan gigi dan rahang, seperti maloklusi, yang bisa berdampak jangka panjang terhadap fungsi mulut maupun estetika wajah anak.
Dokter Spesialis Kedokteran Gigi Anak, drg. Aliyah, Sp.KGA memaparkan ada sekitar 30-60% dari total anak pada usia 3 tahun mengalami maloklusi atau ketidakteraturan susunan gigi yang merupakan salah satu gangguan pertumbuhan rahang.
Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan mengisap jari, penggunaan dot yang tidak tepat, hingga faktor genetik. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memilih produk perawatan gigi yang sesuai sejak dini, seperti penggunaan infant toothbrush untuk membersihkan lidah, memijat gusi, dan menyikat gigi pertama si Kecil.
“Setelah si Kecil mulai menggunakan dot, pilihlah dot orthodontic yang aman dan telah teruji klinis untuk mendukung posisi gigi dan rahangnya. Dot dengan desain pipih ini membantu mencegah overbite atau underbite, mendukung gerakan menghisap (sucking motion) yang alami, sekaligus mencegah bingung puting, kondisi yang sering muncul saat si Kecil beralih antara menyusu langsung dan botol. Pemilihan produk yang tepat bukan sekadar soal fungsi, tapi juga merupakan bentuk cinta act of service orang tua kepada anak dalam rutinitas sehari-hari.” jelas drg. Aliyah.
Marketing Manager Baby HUKI, Elisabeth Irene menyampaikan bahwa setiap anak punya caranya sendiri untuk merasa dicintai dan setiap orang tua juga memiliki cara unik dalam menunjukkan cintanya.
“Peran kami di Baby HUKI adalah mendukung ekspresi cinta itu lewat produk-produk yang tidak hanya fungsional, tapi juga dirancang untuk menemani setiap momen berharga antara orang tua dan si Kecil. Karena sering kali, bentuk cinta itu hadir dari hal-hal sederhana tapi punya dampaknya besar bagi si Kecil,” jelas Irene.
“Misalnya seperti memilih dot orthodontic yang aman dan teruji klinis dapat mencegah maloklusi, memijat si Kecil dengan minyak telon, atau menemani si Kecil minum susu sambil mendongeng, hal tersebut merupakan bentuk orang tua mengekspresikan bahasa cinta mereka. Bagi kami, keseimbangan antara perawatan fisik dan stimulasi emosional melalui aktivitas harian adalah kunci penting dalam mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh,” sambungnya.
Kegiatan Playdate edukatif ini juga menjadi bentuk love language dari Baby HUKI untuk para orang tua dengan memberikan pengalaman berkualitas sekaligus memperkuat bonding bersama si Kecil, belajar dari para ahli, dan berbagi cerita dengan sesama Bunda Pintar.