5 Bahaya Pewarna Makanan bagi Kesehatan Anak

Kamis, 17 November 2022 | 00:01:00

Penny Fatikasari

Penulis : Penny Fatikasari

5 Bahaya Pewarna Makanan Bagi Kesehatan Anak

Ilustrasi anak makan persen. (Special)

Ladiestory.id - Orang tua harus berhati-hati dalam makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak agar tidak membahayakan tubuh, seperti terserang berbagai penyakit. Biasanya, anak-anak menggemari aneka jajanan dan makanan dengan warna yang menggugah selera.

Banyak produk makanan dengan berbagai jenis dan karakter menarik yang dapat mengalihkan perhatian anak untuk mengonsumsinya. Namun, tanpa disadari, produk makanan tersebut ternyata mengandung bahan pewarna makanan sintetis yang membahayakan kesehatan anak. Simak ulasannya berikut ini.

Sebabkan Kanker

Ilustrasi penyebaran sel kanker. (Special)

Salah satu bahaya yang dapat mengancam kesehatan anak jika sering mengonsumsi makanan dengan zat pewarna makanan ialah menyebabkan terjadinya kanker. Tentunya, kamu tidak menginginkan jika buah hati kesayangan menjadi korban dari produk makanan yang dijual bebas tanpa diketahui unsur gizi dan kesehatannya.

Zat pewarna makanan dapat menyebabkan kanker tiroid serta kerusakan ginjal dan DNA. Selain itu, pewarna makanan juga dapat membahayakan kesehatan anak yang dipicu oleh pewarna makanan jenis tartrazine, blue 2, green 3, yellow 5 maupun sunset yellow.

Sebabkan Alergi

Anak alergi. (Special)

Tanda anak mengalami masalah kesehatan selanjutnya ialah dapat menimbulkan alergi yang dipicu oleh zat pewarna makanan. Dilansir Healthline, pewarna makanan dengan jenis Yellow 5 atau tartrazine dapat memicu terjadinya alergi pada anak-anak, khususnya bagi mereka yang sensitif terhadap kandungan makanan.

Selain itu, makanan yang mengandung annatto, Red 4, Red 40 dan Yellow 6 dapat menyebabkan kondisi tubuh anak mengalami alergi, seperti wajah membengkak, ruam, kram perut, gatal-gatal, bahkan anafilaksis.

Gangguan Kromosom

Ilustrasi anak sakit. (Special)

Orang tua juga harus berhati-hati dan waspada terhadap kandungan makanan yang memiliki pewarna buatan, seperti Red 40, Red 18, Red 3, Red 2, Blue 1 hingga Yellow 5. Saat ini, sudah banyak negara yang menghentikan produksi dari makanan yang mengandung bahan sintetis berbahaya bagi kesehatan tersebut.

Produk makanan yang mengandung zat pewarna makanan ini paling sering dijumpai pada camilan seperti permen, minuman ringan, snack, sereal, hingga es krim yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan dan gangguan kromosom dalam tubuh anak. Apabila terlalu banyak mengonsumsi pewarna makanan, hal itu dapat menyebabkan gejala serius yang membahayakan.

Autisme

Anak Hiperaktif (Special)

Zat pewarna makanan umumnya digunakan untuk mempercantik tekstur makanan yang disajikan agar lebih menarik dan menggugah selera. Tidak ada salahnya jika meggunakan zat pewarna makanan untuk memperindah tampilan produk, namun harus menggunakan bahan-bahan alami seperti kunyit, daun pandan, atau wortel. Sayangnya, para pedagang nakal kerap kali menambahkan zat-zat kimia berbehaya yang tidak diketahui dampaknya.

Tentunya, zat berbahaya ini akan merusak kesehatan tubuh mulai dari masalah yang ringan hingga serius. Para pedagang sering menggunakan zat pewarna tekstil seperti kuning metanil, Rhodamin B, Allura Red, hingga Tartrazine. Gejala kesehatan yang bisa saja timbul adalah dapat menyebabkan anak mengalami autism atau gangguan hiperaktif.

Kerusakan Hati dan Ginjal

Ilustrasi ginjal anak. (Special)

Kandungan zat pewarna sintetis pada makanan ini juga dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal pada anak. Dilansir Healthline, kandungan zat kuning metanil ini merupakan zat pewarna buatan yang dapat merusak fungsi hati, ginjal, dan juga saraf pada manusia. Selain itu, kandungan pewarna makanan yang ilegal ini juga dapat menyebabkan gangguan mata dan juga kulit.

Nah, itu dia lima bahaya dari mengonsumsi pewarna makanan yang dapat mengganggu kesehatan anak. Alangkah baiknya jika kamu dapat lebih teliti dan berhati-hati dalam memberikan panganan kepada anak. Selain itu, kamu juga harus cermat sebelum membeli dan tetap perhatikan kandungan gizi dalam bahan yang ada di kemasan produk.