Tamat, Yuk Belajar Parenting dari K-Drama "Twenty-Five, Twenty-One"

Rabu, 6 April 2022 | 00:01:00

Gendis Ayu

Penulis : Gendis Ayu

Tamat, Yuk Belajar Parenting Dari K-Drama "Twenty-Five, Twenty-One"

Drama Twenty Five Twenty One. (instagram.com/tvn_drama)

Ladiestory.id - Drama "Twenty-Five, Twenty-One" sudah tamat pada Minggu (3/4/2022). Dianggap memiliki akhir yang menggantung, beberapa penonton menyebut drama ini happy ending. Namun, ada juga kubu yang menilai drama tersebut berakhir sad ending.

Terlepas dari akhir cerita yang menimbulkan pro-kontra, drama "Twenty-Five, Twenty-One" memiliki banyak pesan moral yang bisa diambil. Bahkan, orang tua bisa mengambil hikmah cara parenting dari drama tersebut. Nah, berikut tips parenting ala drama "Twenty-Five, Twenty-One" yang bisa ditiru.

Jujur pada Anak

Twenty-Five, Twenty-One. (Special)

Sebaiknya orang tua jujur terhadap kondisi yang sedang dialami keluarga. Jika sang anak sudah beranjak remaja, cobalah berkata jujur apa adanya. 

Hal tersebut bisa kita pelajari dari drama "Twenty-Five, Twenty-One". Orang tua Ko Yu Rim bukanlah keluarga yang memiliki ekonomi bagus. Namun kedua orang tua Yu Rim selalu menyembunyikan kondisi ekonomi mereka dari putrinya. Bahkan, kedua orang tua Yu Rim selalu berkata tidak apa-apa. Sedangkan Yu Rim sendiri tahu jika sedang ada permasalahan ekonomi di keluarganya.

Terlebih, di masa sukar jangan melakukan hal-hal yang diluar batas kemampuan. Tidak ada salahnya membahagiakan anak, namun jangan sampai memaksakan yang sebenarnya tidak ada.

Hal ini tercermin dari ibu Yu Rim yang membelikan anaknya ponsel meskipun sedang terlilit banyak utang.  Alhasil, Yu Rim bekerja keras menjadi atlet agar bisa membantu perekonomian keluarga. Hal tersebut justru menjadi bumerang bagi Yu Rim sendiri. Sebab, dirinya menjadi orang yang jahat seusai Na Hee Do menunjukan bakatnya.

Kritik Tidak Selalu Buat Anak Jadi Lebih Baik

Twenty-Five, Twenty-One. (Special)

Ada pepatah yang mengatakan jika kritikan bisa membangun seseorang. Namun nyatanya, kita bisa belajar dari drama "Twenty-Five, Twenty-One" bahwa kritik tidak selalu membuat anak menjadi lebih baik.

Na Hee Do kesal kepada sang ibu yang seolah tidak mendukungnya bermain anggar. Bahkan, ibu Na Hee Do menganggap anaknya tidak bisa bermain anggar. Ibu Na Hee Do dan pelatih anggarnya pun selalu memberikan kritikan pedas kepada Hee Do. Alih-alih bangkit, kritikan tersebut menjadi senjata tajam bagi Hee Do.

Mungkin kritikan yang disampaikan dengan baik dan benar akan lebih diterima oleh orang. Bisa jadi kritikan tersebut dijadikan pembelajaran. Oleh sebab itu, jika ingin mengkritik anak sebaiknya lakukan dengan hati-hati. Cari waktu yang tepat dan pilah-pilih bahasa dalam mengutarakannya.

Jangan Terlalu Sibuk Bekerja

Twenty-Five, Twenty-One. (Special)

Mungkin beberapa orang tua berpikir, bekerja menjadi bukti kasih sayang kepada anak. Memang tidak salah, namun bekerja bukan menjadi bentuk kasih sayang kepada anak yang utama. Sebab, jika orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan, sang anak tidak akan pernah merasakan kasih sayang orang tua. Bahkan sang anak akan merasa kesepian dan tidak memiliki tempat untuk bercerita.

Hal tersebut juga dirasakan oleh Na Hee Do, terlebih dirinya merupakan anak tunggal. Ibunya selalu memprioritaskan pekerjaannya sebagai pembawa berita di sebuah stasiun TV. Hubungan mereka berdua selalu terlibat konflik dan mempermasalahkan hal-hal yang sederhana.

Pastikan Anak Tahu Betapa Sayangnya Orang Tua

Twenty-Five, Twenty-One. (Special)

Jangan gengsi menunjukan rasa sayang kepada anak. Jangan malu mengatakan rindu kepada anak.

Hal tersebut juga bisa dipelajari dari drama "Twenty-Five, Twenty-One". Keluarga Yi Jin saling berpencar akibat kebangkrutan sang ayah. Ayah Yi Jin pun merahasiakan keberadaannya dari sang anak dan istri. Hal tersebut dilakukan agar anak dan istrinya tidak terseret kasus yang sedang menimpanya.

Namun suatu hari, ayah Yi Jin datang ke kediaman Yi Jin. Dia rela mencari anaknya karena rasa rindu yang sangat kuat. Bahkan ayah Yi Jin tidak ragu meminta maaf atas kekacauan yang telah diperbuat.

Belajar Jadi Orang Tua Lebih Baik

Twenty-Five, Twenty-One. (Special)

Hee Do dewasa yang sudah menjadi seorang ibu memiliki anak bernama Min Chae. Rupany,a Min Chae merupakan seorang yang menekuni dunia balet. Namun suatu saat, Min Chae ingin berhenti dari balet sebab dia merasakan lelah. Sedangkan Hee Do tidak memaksa anaknya untuk terus menekuni hal yang tidak dia inginkan.

Bahkan Hee Do berusaha menjadi ibu yang lebih baik bagi Min Chae. Mengingat ibu Hee Do dulu tidak pernah mendukung apa yang diinginkan oleh sang anak.

Dari sini kita bisa petik sesuatu. Seseorang bisa menjadi lebih baik jika mau belajar dari kesalahan, baik kesalahan dari diri sendiri maupun kesalahan dari orang yang ada di sekitar kita.