Cara Deteksi Kecemasan Pada Anak yang Harus Diketahui Orang Tua

Rabu, 3 Januari 2024 | 14:59:00

Aldeta Prasasti

Penulis : Aldeta Prasasti

Cara Deteksi Kecemasan Pada Anak Yang Harus Diketahui Orang Tua

Ilustrasi mendeteksi kecemasan anak. (Pexels.com/Kindel Media)

Ladiestory.id - Menjadi orang tua adalah peran yang sangat mulia dan memiliki banyak tugas serta tanggung jawab. Salah satu tanggung jawab sebagai orang tua adalah memerhatikan tumbuh kembang sang buah hati, termasuk keadaan mentalnya.

Saat ini kesehatan mental pada anak menjadi topik yang sangat diperhatikan. Sebagai orang tua tentu sudah hafal dan tahu betul saat-saat serta waktu anak merasakan kekhawatiran dan stres.

Titik kritisnya, rasa khawatir dan stres itu bisa berubah menjadi kecemasan, bahkan berubah menjadi sesuatu yang lebih serius.

“Kecemasan adalah bagian normal dan penting dari pengalaman manusia,” tutur Caroline Danda, PhD, seorang psikologis klinis, yang dilansir dari Popsugar Online.

“Namun kadang-kadang, alih-alih menafsirkan kecemasan kita sebagai tanda untuk memperhatikan dan mengumpulkan informasi untuk bersiap, kecemasan malah memicu sistem 'fight-flight-freeze', yang mengarah pada kemarahan, pembangkangan, penghindaran, dan penutupan," lanjutnya.

Maka dari itu, mengetahui cara membantu anak yang mengalami kecemasan dan mengetahui kapan harus mengambil tindakan yang jelas, sangatlah perlu diketahui oleh para orang tua.

Perbedaan Kecemasan dan Kekhawatiran

Ilustrasi perbedaan kecemasan dan kekhawatiran. (Pexels.com/Ahmed akacha)

Kecemasan mungkin terlihat lebih dari sekedar kekhawatiran anak-anak ketika hal itu secara signifikan mengganggu kehidupan sehari-hari anak. Bahkan, menyebabkan tekanan yang berlebihan, serta memunculkan gejala gangguan pada fisik anak.

Menurut Caroline, kekhawatiran umumnya terjadi sebagai bentuk respon terhadap kepastian dan dukungan. Sedangkan kecemasan adalah bentuk respon terhadap masalah yang terjadi ketika hal tersebut menyebabkan gangguan secara konsisten dan lebih intens atau berlangsung lebih lama dari yang diharapkan.

Perbedaan tersebut didukung oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), yang juga mencatat bahwa seorang anak mungkin didiagnosis menderita gangguan kecemasan jika ketakutan dan stresnya mengganggu kehidupan rumah, sekolah, atau sosialisasi. Menurut CDC, 9,4% anak-anak berusia antara 3 dan 17 tahun didiagnosis menderita kecemasan pada tahun 2016-2019.

Tanda-Tanda Kecemasan pada Anak

Ilustrasi tanda kecemasan pada anak. (Pexels.com/Monstera Production)

Melihat tanda-tanda kecemasan pada anak memang tidak selalu mudah bagi orang tua. Banyak yang masih keliru soal menentukan tanda-tanda, terutama ketika melihat tanda-tanda fisik pada seorang anak. Namun, Caroline menjelaskan bahwa salah satu tanda kecemasan pada anak adalah sering bertanya.

“Gejala kecemasan yang lebih terlihat pada anak-anak adalah pencarian kepastian yang berlebihan, banyak bertanya bagaimana, jika, dan takut melakukan sesuatu hingga berusaha menghindari situasi atau pengalaman,” jelas Caroline.

“Iritabilitas, pembangkangan, dan kemarahan juga bisa menjadi gejala kecemasan,” sambungnya.

Selain itu, Kelsey M. Latimer, PhD, yang juga merupakan seorang psikologis klinis menambahkan, bahwa kecemasan pada anak bisa terlihat secara fisik. Anak-anak yang kurang tidur, adanya perubahan nafsu makan, serta mengurung diri dan enggan bersosialisasi adalah tanda-tanda kecemasan.

“Karena anak-anak masih berkembang secara emosional dan kognitif, mereka sering kali tidak sepenuhnya sadar atau tidak mampu mengungkapkan dengan kata-kata apa yang mereka pikirkan atau rasakan,” jelas Kelsey.

Cara Bantu Anak saat Mengalami Kecemasan

 

Ilustrasi membantu anak saat cemas. (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Salah satu yang tidak boleh dilakukan oleh orang tua saat anak mengalami kecemasaan adalah mengabaikan perasaan mereka. Sebagai orang tua, mendengarkan keluh kesah sang buah hati saat merasa cemas adalah salah satu hal yang bisa dilakukan untuk membantunya.

Cobalah dengarkan mereka dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi seraya berbincang santai sambil makan kue. Selain itu, dalam perbincangan jangan lupa untuk mengajukan pertanyaan terbuka sehingga sang anak tahu bahwa orang tua benar-benar tertarik dengan pikiran dan perasaannya.

Dengan cara itu, orang tua dapat menciptakan ruang yang hangat dan mendukung untuk obrolan dari hati ke hati. Kendati demikian, Kelsey juga berpesan agar para orang tua juga harus perhatian dengan diri sendiri terlebih dahulu.

“Saya akan mendorong orang tua untuk bersikap baik terhadap diri mereka sendiri juga,” kata Kelsey.

"Hanya karena anak Anda cemas bukan berarti Anda adalah orang tua yang buruk atau Anda melakukan kesalahan,” tandasnya.