Jadi Korban Ghosting, Ini Dampak Negatif pada Psikis yang Harus Diketahui

Kamis, 16 Februari 2023 | 00:01:00

Penny Fatikasari

Penulis : Penny Fatikasari

Jadi Korban Ghosting, Ini Dampak Negatif Pada Psikis Yang Harus Diketahui

Ilustrasi sedih. (Special)

Ladiestory.id - Dalam dunia asmara, tentunya ada di antara kamu yang pernah mengalami bahkan menjadi salah satu korban ghosting. Para pelaku ghosting ini secara perlahan akan tiba-tiba menghilang tanpa memberikan kabar atau menjelaskan apapun tentang kelanjutan hubungan.

Tentu ada berbagai macam alasan pelaku ghosting dapat meninggalkan para korbannya secara tiba-tiba, di antaranya karena alasan bosan, ketidakcocokan, atau sudah memiliki pasangan baru secara diam-diam. Tentunya, bagi para korban akan sangat merasa sedih, kecewa, bahkan trauma untuk menjalin hubungan yang baru.

Nah, menjadi korban ghosting pun tentunya ada beberapa dampak negatif yang bisa mengakibatkan gangguan psikis yang harus kamu ketahui seperti berikut ini.

Merasa Trauma, Kesepian, dan Perubahan Mood

Ilustrasi trauma. (Special)

Ladies, salah satu dampak negatif terhadap psikis akibat menjadi korban ghosting ini adalah sesorang akan merasa trauma, kesepian, bahkan mengalami perubahan mood. Apalagi saat kamu ditinggal pergi begitu saja disaat kamu sedang sayang-sayangnya.

Mungkin kamu menaruh perasaan cinta dan harapan yang berlebih, bisa saja karena pelaku ghosting tersebut memberikanmu rasa nyaman dan aman yang bisa membuatmu merasa tenang. Bahkan, kamu merasa bahwa dirinyalah satu-satunya orang yang berhasil membuatmu merasa bahagia.

Hal ini pun akan membuat dirimu merasa takut untuk kehilangan. Alhasil, apabila kamu tiba-tiba ditinggal pergi oleh seseorang yang membuatmu merasa nyaman, maka akan mudah berpengaruh pada suasana hatimu bahkan semangat hidupmu pun menjadi menurun. Kamu akan mengurung diri dan mudah merasa sepi.

Ilustrasi perempuan marah. (Special)

Dampak negatif pada psikis selanjutnya yang bisa saja terjadi akibat perilaku ghosting ini adalah seseorang mengalami penurunan terhadap self-esteem.

Hal ini akan sangat mengancam diri seseorang bahkan ia akan merasa tidak dihargai, penurunan kulaitas diri, merasa dirinya tidak bermakna, selalu menyalahkan diri sendiri, tidak adanya gairah dan semangat untuk hidup. Bahkan, rasa sedih dan amarahnya bisa meningkat secara tiba-tiba.

Overthinking

Ilustrasi overthinking. (Special)

Korban dari para pelaku ghosting ini pun akan merasakan dampak psikis lainnya, yakni merasa overthinking. Hal ini dapat disebabkan seseorang akan merasa bersalah dan kegagalan dalam hubungannya ini dipicu oleh dirinya sendiri. Maka, tak heran korban pun menjadi sering menyalahkan dirinya sendiri bahkan menyesali apa yang telah ia perbuat walaupun tidak semua kesalahan datang pada dirinya.

Korban pun akan selalu berpikir ia telah gagal menjadi pasangan yang baik serta muncul berbagai macam pertanyaan-pertanyaan yang membuat dirinya semakin overthinking. Jika dibiarkan begitu saja, hal ini tentunya akan mempengaruhi kejiwaan korban bahkan korban bisa mengalami kurangnya rasa percaya diri, depresi, bahkan menimbulkan rasa sakit pada dirinya.

Rasa Sakit Hati seperti Sakit Fisik

Ilustrasi sakit. (Special)

Rasa sakit hati, kesedihan, bahkan rasa kecewa yang begitu mendalam membuat para korban ghosting merasakan rasa sakit hati yang setara dengan sakit fisik. Seperti kiasan yang menyebutkan “sakit namun tidak berdarah”.

Para korban akan merasakan perubahan rasa emosional yang membuatnya merasa tersiksa sehingga otak pun akan merespons sinyal sakit ke seluruh anggota tubuh terutama bagian dada yang akan membuat dirinya merasa terisak dan sakit seperti ditusuk-tusuk.

Maka, tak heran jika di antara mereka akan merasa perubahan pada tubuh yang dapat menimbulkan rasa sakit, mual, bahkan mengalami gangguan kesehatan mental.

Takut hingga Tidak Percaya Menjalin Hubungan Baru

Ilustrasi jenis ketakutan. (Special)

Salah satu dampak negatif lainnya yang dapat muncul ialah mereka akan merasa takut hingga tidak percaya untuk menjalin hubungan yang baru. Hal ini bisa saja disebabkan oleh rasa trauma bahkan tidak ada lagi rasa percaya terhadap orang lain akibat perasaannya telah disakiti.

Mereka pun akan berpikir menjalin hubungan baru pun akan menimbulkan rasa sakit seperti hubungan terdahulu.