Apa Itu Cacar Monyet? Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Senin, 23 Mei 2022 | 00:01:00

Gendis Ayu

Penulis : Gendis Ayu

Apa Itu Cacar Monyet? Kenali Gejala, Penyebab, Dan Pengobatannya

Ilustrasi cacar monyet. (Special)

Ladiestory.id - Pandemi Covid-19 mulai mereda, namun masyarakat Indonesia kembali dihebohkan dengan penyakit baru yang bernama cacar monyet. Diketahui penyakit ini dijumpai pertama kali di Eropa.

Bahkan baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas cacar monyet karena virus terus menyebar ke seluruh dunia. Pasalnya, menurut laporan Independent, terhitung dari Sabtu (21/5/2022), penyakit ini melampaui 100 kasus.

Lantas apa itu cacar monyet? Agar tak panik berlebihan ketahui pula penyebab, gejala, hingga pengobatannya.

Apa itu Cacar Monyet?

Ilustrasi cacar monyet. (Special)

Cacar monyet yang memiliki nama medis monkeypox merupakan suatu penyakit infeksi virus. Penyakit ini disebabkan oleh virus langka dari hewan (virus zoonosis).

Diketahui, monyet merupakan penyebab utama dari virus monkeypox. Maka dari itu, penyakit ini dikenal dengan nama cacar monyet. Kasus pertama penularan dari monyet ke manusia ditemukan pada 1970 di Kongo, Afrika Selatan.

Penyebab Cacar Monyet

Ilustrasi cacar monyet. (Special)

Banyak yang penasaran dengan penyakit yang muncul terbaru ini. Diketahui penyakit cacar monyet disebabkan lantaran virus.

Virus tersebut bernama monkeypox yang nantinya dapat menular dari percikan air liur. Droplet atau percikan air liur itu nantinya akan masuk melalui mulut, hidung, mata, atau luka yang berada di kulit.

Tak hanya dari droplet, penularan cacar monyet juga bisa disebabkan dari kontaminasi penderita, seperti pakaian penderita yang terkena ke orang lain sehingga mengakibatkan penularan.

Namun rupanya, penularan antarmanusia ini terbatas dan membutuhkan kontak yang lama. Penularan cacar monyet awalnya terjadi dari hewan ke manusia, melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus monkeypox, seperti monyet atau tupai.

Perlu diketahui pula, kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi berpotensi membuat seseorang tertular penyakit cacar monyet.

Gejala Cacar Monyet

Ilustrasi cacar monyet. (Special)

Sama seperti penyakit lainnya, cacar monyet juga menunjukan beberapa gejala jika pengidap terinfeksi. Dilansir dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), gejala awal cacar monyet di antaranya demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, dan kelelahan.

Itu merupakan gejala awal yang nantinya akan berkembang menuju gejala yang lain. Pasalnya, gejala cacar monyet berkelanjutan ialah ruam yang muncul secara intens. Biasanya ruam ini akan muncul dalam satu hingga tiga hari dari gejala awal.

Ruam ini nantinya akan muncul pertama kali di wajah. Namun semakin lama, ruam tersebut akan menyebar hingga bermunculan di bagian tubuh lainnya. Bahkan, tidak menutup kemungkinan ruam ini nantinya akan muncul di alat kelamin.

Kemudian, ruam ini akan berubah dan melewati tahap yang berbeda. Bahkan, bisa terlihat seperti cacar air atau sifilis yang pada akhirnya akan membentuk keropeng yang kemudian rontok.

Pengobatan Cacar Monyet

Ilustrasi cacar monyet. (Special)

Lantas bagaimana cara penyembuhan dari penyakit cacar monyet ini? Sayangnya, belum ada obat yang mampu menyembuhkan penyakit cacar monyet.

Sakit ini dapat sembuh sendiri lantaran sistem kekebalan tubuh manusia. Meski belum ada obat untuk menyembuhkan, namun memang ada obat untuk meredakan gejala yang muncul.

Biasanya, dokter akan memberikan resep obat paracetamol guna meringankan gejala demam dan nyeri. Kemudian, penderita cacar monyet dianjurkan untuk bedrest demi penyembuhan secara total.

Tak hanya itu, penderita juga diwajibkan untuk mengonsumsi beberapa makanan yang dapat menjadi asupan energi dalam melawan infeksi, di antaranya, susu rendah lemak, buah, sayur, gandum utuh, dan biji-bijian

Sayangnya, sebanyak 1 dari 10 pengidap cacar monyet berisiko meninggal dunia. Oleh sebab itu, pasien perlu dirawat di ruang isolasi untuk mendapat pemantauan langsung dari dokter dan mencegah penularan penyakit.