Gigi Balita Mengalami Karies? Begini Cara Mengatasinya

Senin, 20 April 2020 | 17:46:58

LS Parenting

Penulis : LS Parenting

Gigi Balita Mengalami Karies? Begini Cara Mengatasinya

Karies atau gigi berlubang adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi dan membuat gigi menjadi berlubang. Karies gigi disebabkan karena terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat seperti susu, telur, soda, permen dan coklat serta tidak menyikat gigi dengan baik dan benar.

Dari sekian banyak masalah gigi pada balita, karies gigi adalah salah satu yang paling sering terjadi. Dan karies gigi bisa terjadi pada usia berapa pun. Bagaimana mengatasinya? Baca sampai akhir untuk mengetahui jawabannya. 

Karies Gigi pada Balita

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes tahun 2013, prevalensi karies gigi pada penduduk Indonesia mencapai 53,2%. Hal ini meningkat dibandingkan dengan hasil Riskesdas pada tahun 2007 yang berada pada angka 43,4%. Di Indonesia, 90,05% kasus karies gigi lebih umum dialami oleh para balita.

Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa Indonesia memiliki angka prevalensi Early Childhood Caries (ECC) tertinggi pada balita usia tiga hingga lima tahun.

Karies gigi atau gigi berlubang sendiri adalah kerusakan yang terjadi pada jaringan keras gigi karena aktivitas bakteri dalam plak. Bakteri penyebab karies gigi adalah Streptococcus mutans. Adanya bakteri dalam mulut memang suatu hal yang normal. Namun seiring waktu penumpukan bakteri, sisa-sisa makanan, dan air liur di dalam mulut akan menyebabkan plak. Nah, zat asam dalam plak dapat menyebabkan jaringan keras gigi larut, sehingga terjadilah karies gigi.

Tips Mengatasi Karies pada Balita

  • Berikan ASI pada bayi, minimal sampai usia 6 bulan.
  • Bila bayi minum menggunakan dot, gendong balita selama pemberian susu. Dan ketika balita sudah tertidur baru baringkan ke tempat tidur, tanpa dot. Jangan biarkan balita tertidur dengan dot berisi susu dalam mulutnya.
  • Lakukan training cup ketika balita berusia 6 bulan dan biasanya pada usia ini ia sudah boleh mengonsumsi makanan atau minuman tambahan. Balita dapat mulai diajarkan minum melalui baby atau sippy cup. Minuman tambahan dapat diberikan dalam gelas tersebut, agar mengurangi waktu terpaparnya gigi dengan asam.
  • Di antara waktu minum susu, berikan balita air putih biasa, tanpa gula.
  • Biasakan bersihkan mulut balita sejak dini (bahkan meskipun ia belum tumbuh gigi) dengan menggunakan kain kassa dan air hangat minimal dua kali sehari, terutama setelah mengonsumsi minuman atau makan. Perhatikan bagian gigi yang berbatasan dengan gusi, karena merupakan tempat retensi makanan.

Selain menanamkan kebiasaan sikat gigi secara teratur, kamu juga sebaiknya membiasakan balita untuk rutin periksa kesehatan gigi dan mulut ke dokter. Dengan begitu, keberadaan karies gigi pada balita bisa terdeteksi sejak dini dan dapat segera ditangani. Jadi, jangan tunda hingga balita mengeluhkan sakit gigi dulu baru kamu mengajaknya ke dokter gigi, ya. Ingat, semakin dini karies gigi terdeteksi, maka pengobatannya pun semakin mudah.

Sumber foto utama: Unsplash.com/ Kazuend