Hati-hati! Peneliti Ungkap Bahan Kimia Pada Pelurus Rambut Picu Kanker

Kamis, 20 Oktober 2022 | 19:12:00

Irma Fauzia

Penulis : Irma Fauzia

Hati-Hati! Peneliti Ungkap Bahan Kimia Pada Pelurus Rambut Picu Kanker

Ilustrasi Perawatan Rambut dengan Catokan. (Special)

Ladiestory.id - Lebih dari satu juta orang Amerika Serikat (AS) didiagnosis menderita kanker setiap tahun. Sayangnya, karena ada begitu banyak jenis kanker dan berbagai faktor risiko untuk masing-masing jenis kanker, mungkin sulit untuk mengetahui secara pasti apa yang dapat membahayakanmu.

Tetapi para peneliti terus berusaha mengungkap hal-hal yang paling berisiko menimbulkan kanker dan sebuah studi baru menyoroti satu produk kecantikan populer yang tampaknya meningkatkan risiko jenis kanker tertentu sebesar 155 persen.

Dibandingkan dengan jenis kanker lain, seperti kanker payudara atau usus besar, kanker ginekologi relatif jarang terjadi, memengaruhi sekitar 100 ribu perempuan di AS setiap tahun, menurut Yale Medicine.

Ilustrasi mengalami kanker serviks. (Pixabay)

Tetapi tingkat kanker rahim, kanker ginekologi yang paling umum, di antara perempuan AS telah meningkat baru-baru ini. The American Cancer Society memperkirakan sekitar 65.950 kasus baru kanker rahim akan terjadi pada 2022.

"Kami memang melihat peningkatan diagnosis kanker rahim," Kristina Butler, MD, seorang ahli onkologi ginekologi mengkonfirmasi selama podcast Q&A Mayo Clinic, seperti yang dikutip dari laman Best Life Online, Selasa (18/10/2022).

"Dan kami merasa seperti itu karena ada juga peningkatan beberapa penyakit lain seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas, yang merupakan faktor risiko kanker rahim. Dan karena kami melihat lebih banyak orang mengalami jenis penyakit itu, tingkat kanker rahim sedang naik," sambungnya.

Tapi sekarang, sebuah studi baru menawarkan penjelasan lain untuk munculnya kanker yang sebelumnya tidak umum ini.

Salah satu produk kecantikan yang populer mungkin menjadi penyebab meningkatnya kanker rahim baru-baru ini, menurut sebuah studi baru.

Ilustrasi meluruskan rambut. (Special)

 

Para peneliti di Institut Ilmu Kesehatan Lingkungan Nasional AS (NIEHS) berusaha menemukan dampak berbagai produk rambut pada jenis kanker ini. Mereka  mempublikasikan temuannya pada 17 Oktober 2022 di Journal of National Cancer Institute.

Studi ini diikuti hampir 34 ribu orang dewasa dengan perempuan selama hampir 11 tahun dan menemukan hubungan substansial antara pelurus rambut kimia dan kanker rahim.

Studi tersebut mengatakan subjek yang menggunakan produk pelurus kimia lebih dari empat kali dalam 12 bulan sebelum mereka disurvei, 155 persen lebih mungkin didiagnosis menderita kanker rahim, dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah menggunakan perawatan pelurus rambut semacam ini.

"Temuan ini adalah bukti epidemiologis pertama tentang hubungan antara penggunaan produk pelurus rambut dan kanker rahim," tulis para peneliti.

Menurut penelitian, peningkatan risiko pelurus rambut kimia pada kanker rahim ditemukan di antara perempuan dari semua latar belakang ras dan etnis. Namun, para peneliti khawatir bahwa perempuan kulit hitam mungkin terpengaruh secara tidak proporsional. Hal itu karena sekitar 60 persen peserta penelitian yang melaporkan menggunakan pelurus rambut diidentifikasi sebagai perempuan kulit hitam.

"Kami tidak ingin membuat orang panik," kata Alexandra White, penulis utama studi tersebut dan kepala kelompok epidemiologi lingkungan dan kanker NIEHS, kepada The New York Times.

"Seseorang dapat membuat keputusan untuk mengurangi paparan bahan kimia ini, tetapi kami juga ingin mengakui bahwa ada banyak tekanan pada perempuan, terutama perempuan kulit hitam, untuk memiliki rambut lurus. Bukan keputusan yang mudah untuk tidak melakukan ini," sambungnya.

Ini juga sejalan dengan penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa meskipun tingkat kanker rahim telah meningkat di antara semua perempuan di AS, perempuan kulit hitam menghadapi perbedaan yang lebih tinggi dalam hal kematian berikutnya.

Data dari Maret 2022 menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat kanker rahim di antara perempuan kulit hitam adalah dua kali lipat dari perempuan kulit putih. Seperti yang dijelaskan The New York Times, kesenjangan ini adalah salah satu perbedaan rasial terbesar yang dilaporkan untuk kanker apa pun.