6 Karya Wregas Bhanuteja, Sutradara Terbaik Peraih Penghargaan FFI 2021

Sabtu, 20 November 2021 | 00:01:00

Nurul Aini

Penulis : Nurul Aini

6 Karya Wregas Bhanuteja, Sutradara Terbaik Peraih Penghargaan Ffi 2021

Foto: Kincir

Ladiestory.id - Nama Wregas Bhanuteja baru-baru ini mendapat sorotan dari pencinta film Indonesia berkat film terbarunya, Penyalin Cahaya. Film Penyalin Cahaya mendapatkan 12 penghargaan Festival Film Indonesia 2021.

Salah satunya diraih oleh Wregas Bhanuteja sebagai Sutradara Terbaik. Wregas Bhanuteja mengawali karier penyutradaraannya melalui film-film pendek. Bahkan film pendeknya telah ditayangkan di berbagai festival film di dalam maupun luar negeri.

Film Karya Wregas Bhanuteja

Ini dia deretan film pendek karya Wregas Bhanuteja yang bisa kamu saksikan!

1. Lemantun (2014)

Lemantun
Foto: YouTube

Pembagian warisan dalam sebuah keluarga tentu menjadi momen yang mendebarkan, termasuk untuk keluarga yang diceritakan dalam film Lemantun ini.

Lemantun menghadirkan kisah sebuah keluarga yang tengah disibukkan dengan pembagian warisan. Namun, warisan ini bukan dalam bentuk uang, melainkan sebuah lemari.

Lemari-lemari koleksi Ibu dibeli sebagai pertanda telah lahirnya anak-anak ibu. Film Lemantun ini berhasil mendapatkan penghargaan dari sejumlah festival film, seperti Short Film Festival 2015, Apresiasi Film Indonesia 2015, dan XXI Short Film Festival 2015.

2. Lembusura (2015)

Lembusura
Foto: medcom

Lembusura mengangkat sebuah legenda tentang Lembu Sura yang diyakini sebagai penyebab terjadinya hujan abu saat gunung api sedang meletus.

Hujan abu lebat ini diangkat dari kisah nyata saat Gunung Kelud meletus tahun 2013 lalu. Kejadian ini kemudian digabungkan dengan legenda tentang Lembu Sura yang erat kaitannya dengan kerajaan Majapahit.

Dalam film ini, Lembu Sura dikisahkan sebagai seorang siluman berkepala lembu yang tinggal di sebuah gunung. Film pendek Wregas Bhanuteja yang dirilis tahun 2015 ini kemudian berhasil terpilih sebagai nominasi dalam Festival Film Berlinale 2015, tepatnya dalam kompetisi Berlinale Short.

3. The Floating Chopin (2016)

The Floating
Foto: ersyaruswandoro

The Floating Chopin mengisahkan perjalanan sepasang kekasih di sebuah pantai yang menakjubkan. Kemudian, sang lelaki mendapatkan tugas kuliah yang mengharuskannya untuk memberi tafsir dari kunjungannya ke Benua Eropa. Film pendek karya sutradara asal Yogyakarta ini mendapatkan kesempatan untuk diputar di Festival Film Hong Kong 2016.

Dilansir Tempo, Wregas mengaku senang dengan diputarnya The Floating Chopin di festival tersebut. Menurutnya, akan lebih banyak masyarakat yang dapat menyaksikan cerita, pikiran, perasaannya yang dituangkan dalam film tersebut.

Lebih lanjut, Wregas mengaku mendapatkan inspirasi untuk membuat The Floating Chopin setelah menyaksikan pagelaran musik milik Guruh Soekarnoputra dan liburannya di Yogyakarta.

4. Prenjak (In the Year of Monkey) (2016)

Film Indonesia
Foto: ersyaryuswndoro

Kesulitan ekonomi yang dialami seorang ibu muda bernama Diah, membuatnya harus memutar akal demi bisa memenuhi kebutuhan dirinya serta putra semata wayangnya.

Diah kemudian memutuskan untuk melakukan sebuah transaksi seks dengan seorang pria bernama Jarwo dengan menjajakan korek api senilai 10.000 rupiah per batang.

Film berbahasa Jawa ini kemudian menjadi pemenang dalam ajang Festival Film Cannes 2016 dalam kategori Semaine de la Critique Festival Film Cannes 2016.

5. Warmest Regards from a Dog (2017)

Foto: Yoodo

Warmest Regards from a Dog alias Waung menceritakan seorang laki-laki bernama Ian yang akan pergi berkuliah di negara lain. Ian menginginkan sebuah kenang-kenangan dari orang yang dikaguminya sejak lama bernama Inggrid. Rupanya, Ian ingin mengumpulkan aroma dari Inggrid sebagai hadiah perpisahan.

6. Tak Ada yang Gila di Kota ini (2019)

Tak ada yang gila di Kota ini
Foto: Kompas

Tak Ada yang Gila di Kota Ini bercerita tentang seseorang bernama Marwan (Oka Antara) yang mendapat tugas dari seorang pemilik hotel untuk mengusir orang-orang gila dari kota ke hutan agar turis dapat berlibur dengan nyaman. Namun, daripada membiarkan orang-orang gila ini di dalam hutan, Marwan punya rencana sendiri untuk orang-orang gila tersebut.

Film pendek adaptasi cerpen milik Eka Kurniawan ini telah diputar di sejumlah festival film, seperti Asian Short Film Competition dalam Busan International Film Festival 2019 dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2019.

Itu dia beberapa film keren karya Wregas Bhanuteja. Kita patut bangga akan prestasinya. Semoga karya besutan Wregas Bhanuteja dapat menginspirasi kamu, ya.