Kenali Gejala Kanker Ovarium dengan Kampanye 10 Jari

Minggu, 4 Desember 2022 | 18:30:00

Bulan Maghfira

Penulis : Bulan Maghfira

Kenali Gejala Kanker Ovarium Dengan Kampanye 10 Jari

Ilustrasi perempuan sakit perut. (Spesial)

Ladiestory.id - Kanker ovarium mengancam keselamatan perempuan Indonesia dan menjadi penyebab kematian nomor delapan akibat kanker pada perempuan di seluruh dunia.

AstraZeneca bersama Cancer Information & Support Center (CISC) mengadakan Kampanye 10 Jari sebagai upaya promosi kesehatan dan berharap perempuan Indonesia memiliki pemahaman yang baik tentang faktor risiko dan gejala mengenai kanker ovarium.

Podcast Kampanye 10 Jari. (ladiestory.id / Bulan Maghfira)

Selama ini, banyak dari masyarakat yang salah mengartikan gejala-gejala yang timbul, sehingga sering kali pasien telat menyadari hal tersebut. Kampanye 10 Jari hadir sebagai cara untuk mengedukasi masyarakat untuk mengenal enam faktor risiko dan empat tanda gejala terjadinya kanker ovarium.

Enam faktor risiko tersebut adalah; Pertambahan usia, Angka paritas rendah, Gaya hidup buruk, Memiliki riwayat kista endometriosis, Riwayat keluarga dengan kanker ovarium atau kanker payudara, dan Mutasi genetik (misal mutasi gen BRCA).

Sementara, empat tanda gejala terjadinya kanker ovarium adalah; Perut kembung (seperti perut terasa penuh, ada tekanan pada perut, dan perut membengkak), Nafsu makan berkurang (yang disebabkan oleh perut kembung dan perasaan cepat kenyang), Lebih sering buang air kecil (yang disertai rasa sakit atau tertekan pada kandung kemih, serta keinginan buang air kecil yang terasa mendadak dan sulit ditahan), serta Nyeri pada panggul atau perut (dapat disertai nyeri punggung atau konstipasi).

Podcast Kampanye 10 Jari. (ladiestory.id / Bulan Maghfira)

Dokter spesialis onkologi, Oni Khonsa, menyebutkan bahwa kebanyakan perempuan telat menyadari keberadaan kanker ovarium pada tubuhnya. Sehingga, telat mendapatkan penanganan yang tepat secara medis.

“Minimnya informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai kanker ovarium sangatlah mengkhawatirkan. Ketidaktahuan terhadap faktor risiko dan deteksi dini menghalangi perempuan bisa mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat terhadap kanker ovarium.” jelas Oni Khonsa dalam Podcast Kampanye 10 Jari yang digelar secara daring pada Sabtu (3/12/2022).

Dalam podcast yang bertemakan "I Wish I Knew: What Doctor, Patient, Survivors, and Caregivers Want You To Know" itu, Oni juga menjelaskan bahwa pasien yang lebih cepat mendapatkan diagnosis akan lebih mudah ditangani.

“Padahal jika terdeteksi lebih awal, kanker ovarium dapat ditangani. Faktanya 20% dari kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal, 94% nya akan dapat hidup lebih dari 5 tahun setelah didiagnosis,” jelas Oni.

Liesdiana, salah satu pasien kanker ovarium mengimbau kepada seluruh perempuan di Indonesia untuk segera memeriksakan diri apabila merasakan gejala-gejala tersebut.

“Khususnya untuk penderita kanker ovarium semua, untuk perempuan Indonesia yang mengalami gejala-gejala seperti itu tolong periksakan diri ke medis untuk mengetahui gejala itu dan segeralah pergi ke dokter khusus untuk mendapatkan penanganan yang tepat,” ujar Liesdiana.

Podcast Kampanye 10 Jari. (ladiestory.id / Bulan Maghfira)

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan, Eva Susanti, juga menyebutkan bahwa Kementrian Kesehatan saat ini tengah melakukan transformasi kesehatan, yang utama yaitu transformasi layanan primer, seperti pengembangan peralatan yang lebih baik dan peningkatan tenaga medis.

“Seperti halnya Kemenkes tengah menyiapkan layanan USG di Puskesmas, serta perkuat kader Posyandu untuk mengajak masyarakat periksakan diri untuk deteksi dini kanker,” jelas Eva.

Sementara itu, bagi para penderita yang ingin mendapatkan banyak teman berbagi seputar kanker ovarium, dapat bergabung bersama CISC dengan mengunjungi website carcerclubcisc.org atau Instagram cancerclubcisc. Atau bisa juga langsung menghubungi Email [email protected] dan WhatsApp di 08176088785/0886933137.