Lakukan 7 Hal Ini Agar Sukses Menjadi Ibu Baru Di Dua Minggu Pertama

Jumat, 6 Desember 2019 | 01:52:08

Fela Suvah

Penulis : Fela Suvah

Lakukan 7 Hal Ini Agar Sukses Menjadi Ibu Baru Di Dua Minggu Pertama

Lakukan 7 Hal Ini Agar Sukses Menjadi Ibu Baru Di Minggu Dua Minggu Pertama

Menjadi seorang ibu tentu merupakan impian semua orang. Namun demikian sebagai ibu muda hal ini butuh perjuangan. Tak mudah terutama bagi ibu muda seperti dalam menjalani hari-hari merawat bayi. Pengalaman yang masih minim hanya berbekal teori dari membaca, kelas parenting dan disuksi dengan kerabat. Membuat rasa percaya diri merawat si kecil yang baru lahir tipis. Menjadi ibu baru tentu tak semua langsung mampu saya lakukan. Apalagi merawat bayi saat pusatnya belum putus sepenuhnya. Bekal pengetahuan saja tak cukup. Jangankan merawatnya,menggendongnya saja masih butuh banyak belajar.

Terutama tubuh bayi yang masih mungil membuat saya sedikit takut untuk menggendong tanpa busana. Karena tangan terasa licin dan ini membuat saya berpikir macam-macam. Meski demikian satu hal yang saya sadari dipikiaran bahwa wanita sudah ditadirkan menjadi seorang Ibu dan pria seorang Ayah. Jadi tentu banyak cara yang bisa dilakukan agar kita tetap survive dan menghilangkan segala kekhawatiran dalam diri. Motivasi inilah yang mendorong saya untuk berbagi agar sukses menjalani peran ibu di dua minggu pertama.

  1. Fokus Untuk Belajar

Setelah melahirkan kondisi bayi saya sehat. Sehingga dia ditempatkan di satu kamar yang sama dengan saya. Rasa haru terus menyelimuti pikiran setiap kali memandang wajahnya. Tapi setelah melahirkan bukan berarti semuanya selesai. Melainkan sebuah lembaran baru terbentang di mata saya dan suami. Kiprah menjadi seorang ibu dan Ayah baru saja dimulai. Setelah semua proses melahirkan selesai Termasuk Inisiasi Menyusui Dini (IMD) telah dilakukan selanjutnya saya harus terus mengajarkan bayi perempuan saya untuk meminum susu langsung dari dari payudara atau dapur susu. Seorang ibu menyusui bayinya, tentu sebuah hal yang wajar, dan pasti terjadi. Namun demikian tanpa rasa percaya diri ini nampaknya akan sulit dilakukan.

Beruntungnya keluarga mendukung saya untuk memberi ASI sepenuhnya. Meski diawal saya belum bisa memposisikan bayi secara benar untuk menyusu. Ini butuh ketelatenan dan kesabaran ekstra. Namun ibu saya terus membimbing saya agar saya dan bayi sama-sama belajar menemukan posisi yang pas. ?Selain keluarga petugas medis yang standby juga biasanya turut serta untuk membantu kita bagaimana melekatkan bayi, sehingga mudah menggapai dapur susu. Selama di rumah sakit manfaatkan betul waktu yang ada, dengan harapan saat sudah dirumah bayi sudah bisa menyusu dan program pemberian ASI eksklusif benar-benar terwujud. Hal ini akan sangat melelahkan memang. Karena setelah melahirkan tubuh rasanya lelah. Namun fokus belajar menjadikan rasa lelah itu terabaikan. Apalagi menatap wajah si kecil rasanya nyeri jahitan bekas melahirkan normal pun tak terasa.

  1. Minta Dukungan Suami Dan Keluarga

Dukungan yang mengalir dari suami dan keluarga bisa menjadi kekuatan yang luar biasa. Mendampingi saat persalinan, suami saya mendukung penuh dan selalu memberi semangat. Hingga proses pemberian ASI. Ditengah malam saat semua pasien lain? terlelap. Suamiku menggantikan ibuku yang harus segera pulang ke rumah untuk membantu saya mengajarkan bayi kita menyusu. Malam itu kita sama-sama begadang dan baru tidur menjelang subuh. Karena si kecil sempat buang air besar saya pun sempat menggantikan popok. Ini pertamakali saya melakukan. Awalnya saya ingin memanggil suster jaga untuk membantu saya menggantikan popok . Tetapi karena dukungan suami, saya jadi memiliki rasa percaya diri untuk menggantinya. Bermodalkan tisu basah dan tata cara menggunakan popok anti bocor di kemasannya, saya pun membersihkan si kecil yang telah selesai buang air besar untuk pertama kalinya dan mengganti popoknya.

  1. Bantuan Orang Terdekat Amat Berarti

Di hari keempat atau saat sudah pulang ke rumah, bayi mulai kerap menangis. Jam tidurnya pun bisa berlawanan dengan kita yang sudah dewasa. Dia bisa saja mulai haus dan ingin menyusu di malam hari. Hal ini membuat kegiatan begadang berlanjut. Pada fase ini bantuan orang sekitar suami ataupun orang tua sangat diperlukan. Kebetulan saya tinggal bersama orang tua saya selama hamil hingga melahirkan. Karena masih belajar masih sulit untuk saya menebak apa yang diinginkan si bayi. Karena tangisan tak melulu karena lapar ingin menyusu. Menahan sakit karena harus duduk dan menyusui ?membuat mood saya mudah memburuk. Itu kenapa ketika tangisan semakin kencang dari si dede bayi ?ibu saya kerap menghampiri kamar saya untuk membantu menenangkan si kecil. Selain meringankan bantuan orang sekitar bisa membuat kita terhindar dari baby blouse. Karena tak mudah dalam kondisi fisik yang belum pulih tapi di sisi lain harus tetap standby untuk si kecil.

  1. Manfaatkan Waktu Sebaik Mungkin

Kondisi fisik pasca melahirkan yang belum pulih. Membuat saya wajib untuk tetap beristirahat namun di sisi lain juga menjaga si kecil. Untuk itu harus mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Saat si kecil tidur usahakan kita juga beristirahat. Sehingga jika tiba-tiba dia bangun lalu memungkinkan kita harus membuka mata sepanjang malam kita sudah sempat beristirahat. Saat si kecil sedang bersama orang sekitar, Ayah atau neneknya maka itu waktunya saya untuk melakukan sesuatu hal yang saya butuhkan. Seperti makan, minum, ke toilet, bahkan mandi. Hal ini karena ada masa di mana sulit untuk seorang ibu baru melakukan kegiatan tersebut, karena biasanya bayi baru lahir perlu waktu tak sebentar untuk menyusu. Terlebih lagi si kecil dalam kondisi mengantuk saat menyusu.

  1. Kenali Kebiasaan Si Bayi

Meski di awal minggu akan membuat kita begadang, tapi semakin hari bayi mulai memiliki waktu untuk menyusu dan tidur. Di minggu kedua saat pusatnya atau potongan plasenta sudah terlepas, bayi sudah mulai tak rewel sepanjang malam. Kebetulan anak saya pusatnya telah terlepas sepenuhnya pada hari ke Sembilan,dari hari kelahirannya. Setelah tali pusat terlepas seutuhnya rewel di malam hari mulai berkurang. Jadwalnya pun telah terbentuk, mulai menyusu, tidur dan buang air besar. Memasuki minggu kedua anak saya akan mulai tidur pukul 19.00 hingga pukul 23.00. Kemudian bangun untuk buang air besar dan menyusu. Dia akan tertidur kembali hingga pukul 4 pagi. Kemudian bangun kembali untuk menyusu sekitar 30 menit. Dan pukul 8 pagi dia bangun lagi, untuk berjemur serta mandi pagi. Semua bayi umumny akan terbentuk siklus ini. Oleh karena itu kenali betul siklusnya. Setelah mengerti jadwal ibu, perjuangan ibu baru seperti saya pun terasa lebih ringan.

  1. Tak Perlu Berkecil Hati

Saat merawat si kecil fokus yang cukup besar tentu tertuju padanya. Banyak hal yang harus kita lakukan untuk diri sendiri menjadi prioritas kedua. Kadang rasa kecewa mulai muncul. Karena tak lagi bisa melakukan kegiatan yang biasa dilakukan. Seperti misalnya pergi ke bioskop, makan-makan di luar. Di dua minggu pertama semua hal tersebut akan sulit dilakukan untuk ibu yang memutuskan untuk memberi ASI eksklusif. Namun semua ini dapat dilewati setiap ibu, jadi tak perlu berkecil hati. Mengingat kembali perjuangan sedari mengandung dan melahirkannya menjadi bekal saya untuk tetap semangat dan menikmati proses yang ada. Sedikit demi sedikit saya pun bisa mempraktikkan pelajaran dari kelas parenting.

  1. Sisihkan Waktu untuk 'Me Time'

Di minggu kedua moms sudah bisa mulai mencuri waktu untuk me time walaupun tidak setiap hari. Meski tak lama hanya sekitar 15-30 menit, ini menjadi waktu yang sangat bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Saat me time Anda bisa melakukan hal-hal yang Anda sukai, dan jangan lupa sesuaikan waktu yang tersedia. Kebetulan saya mengisinya dengan mandi air hangat, mendengarkan lagu sambil merapihkan baju-baju si kecil. Terkadang juga mulai bereksperimen untuk berlatih menemukan posisi menyusui yang aman untuk bayi. Mulai dari lihat di youtube kemudian, ketika sudah bersama si kecil bisa dipraktikan secara perlahan. Jangan lupa di bawah bimbingan orang yang berpengalaman seperti orang tua kita. Dalam hal ini saya meminta pendapat ibu saya. Setelah bisa menyusui sambil duduk saya mencoba untuk mengajarkan si ade untuk menyusui dengan posisi tidur miring.

Ini memudah kan jika harus menyusui di malam hari dan tangan suda pegel untuk menyangga si kecil. Namun jangan lupa untuk usia bayi yang berusia di bawah 1 bulan. Jangan sampai ibu tertidur. Karena kita harus tetap waspada jangan sampai posisi tersebut membuat bayi tidak nyaman. Terutama bagian hidung jangan sampai tertutup payudara kita, itu membuat dia sulit bernapas. Agar tak mengantuk biasanya saya mendengarkan lagu atau apa saja yang menimbulkan suara agar mata tetap terjaga.