Menangani Tantrum pada Orang Dewasa dengan Cara Yang Tepat

Jumat, 15 Januari 2021 | 12:19:50

LS Health

Penulis : LS Health

Menangani Tantrum Pada Orang Dewasa Dengan Cara Yang Tepat

Tidak hanya anak-anak yang bisa tantrum, ternyata orang dewasa sepertinya sering kali tantrum. Sering liat orang berantem dipinggir jalan karena kesenggol? Nah, itu adalah gambaran tantrum yang kita bisa lihat sehari-hari. Tantrum adalah ledakan emosi yang muncul saat keinginan seseorang tidak terpenuhi. Kondisi ini dapat dikenali dengan munculnya gejala berupa raut wajah tegang, bicara dengan nada tinggi dan suara keras, gelisah, frustasi, marah, serta menggerakkan tangan dengan cepat. Pada beberapa kasus, orang dewasa yang melakukan tantrum bisa meluapkan amarahnya dengan perilaku agresif, seperti tindak kekerasan atau merusak barang.

Tantrum pada orang dewasa dapat disebabkan oleh banyak hal, di antaranya:

  • Pola asuh yang salah saat masa kanak-kanak.
  • Pernah mengalami kekerasan fisik atau verbal.
  • Menderita gangguan mental tertentu, seperti gangguan bipolar, depresi, borderline personality disorder, autisme, PTSD, dan ADHD.
  • Penyalahgunaan obat-obatan.

Menghadapi Orang Dewasa yang Tantrum

Jika anak kecil yang tantrum saja terkadang membuat kita kewalahan, tentu saja orang dewasa yang tantrum akan lebih membuat kita kebingungan untuk mengatasinya. Jangan khawatir, ini dia beberapa tips untuk menghadapi mereka.

Tetap Tenang

Satu hal yang pasti, kita tidak mungkin bisa berargumen atau menasehati mereka ketika emosi negatif sedang menguasai pikiran mereka. Jika kita mengkonfrontasi mereka, meski dengan cara yang baik, tidak ada jaminan mereka bisa menerimanya dan kemungkinan mereka bisa lebih marah.

Tunjukkan Bahwa Kamu Mengerti Mereka

Katakan bahwa kamu memahami emosi mereka dengan tenang.

Tetapkan Batasan

Setelah berempati dan berusaha memahami emosi mereka, kita juga harus menetapkan batasan agar mereka tidak melakukan sesuatu yang merugikan atau membuat kita tidak nyaman. Contohnya, “Saya mengerti kamu kesal karena klienmu, tapi kamu tidak bisa melampiaskannya dengan melempar barang di ruangan ini”

Berikan Waktu

Tegaskan pada mereka bahwa kamu akan berbicara dengan mereka ketika situasinya sudah tenang, emosi mereka sudah mereda, dan bisa diajak bicara.

Atur Nafasmu Sendiri

Jangan sampai kamu juga terpancing emosinya. Alihkan perhatianmu atau sibukkan dirimu agar kamu tidak terganggu dengan apa yang mereka lakukan. Meski menyebalkan, jangan terlalu diambil hati hingga mempengaruhi kesejahteraan mentalmu sendiri. Pahami bahwa terkadang mereka mempunyai alasan yang tidak bisa dijelaskan, atau bahkan tidak diketahui.

Yup seseorang dewasa yang mengalami tantrum ini bisa saja disebabkan karena ia tidak pernah dilatih untuk mengatur emosinya dengan benar, yang mana menyebabkan ketika dewasa dia akan menunjukkan tanda-tanda tantrum pada saat menghadapi situasi dan kondisi yang ia tidak suka dan juga tidak sesuai dengan keinginannya. Banyak permasalahan-permasalahan ketika dewasa disebabkan apa yang terjadi di masa lalu. Ketika mereka masih kanak-kanak dan melakukan tantrum, orang tua  tidak mengajarkan dan membimbing mereka untuk keluar dari periode itu. 

Selain itu, orang tua bisa saja tidak berempati dengan emosi dan perasaan yang dirasakan anak ketika mereka tantrum. Orang tua tidak mau mengerti kebutuhan sang anak. Ketika mereka dewasa, mereka jadi tidak mengerti bagaimana mengontrol emosinya dan menyelesaikan masalahnya  dengan baik. Selain itu, marah atau pelampiasan emosi negatif secara berlebihan bisa disebabkan kecemasan, depresi, stress, kekhawatiran berlebihan, pemikiran irasional, bahkan penyakit mental yang belum terdiagnosis.

Sumber Foto Utama: Freepik.com