Mengapa Anak Selalu Salah Dimata Orang Tua? Ternyata Ini Penyebabnya

Selasa, 29 Juni 2021 | 14:58:57

Nurul Aini

Penulis : Nurul Aini

Mengapa Anak Selalu Salah Dimata Orang Tua? Ternyata Ini Penyebabnya

Foto: Ladiestory.id

Sudah menjadi hal wajar jika anak harus patuh dan hormat kepada kedua orang tua. Mereka juga kerap diberikan nasihat oleh kedua orang tua untuk selalu menjadi anak yang berbakti, rajin, pandai dan lain sebagainya. 

Tak jarang para orang tua juga sering memberi peringatan atau bahkan omelan jika anak tidak mengikuti nasihat atau perintah orang tua. Ini yang kemudian membuat anak merasa selalu salah di mata orang tua. 

Lantas mengapa anak selalu salah dimata orang tua? Bukankah ini akan sangat berpengaruh pada psikologi anak? Mari bedah bersama. 

Alasan Mengapa Anak Selalu Salah Dimata Orang Tua

Mendidik anak untuk selalu patuh dan taat pada aturan memang baik dan berguna untuk mereka di masa depan. Namun jika `selalu dianggap salah hingga berujung diberi hukuman atau dimarahi akan berdampak pada psikologi anak. 

Penyebab anak selalu disalahkan biasanya didasari oleh beberapa faktor seperti: 

Orang Tua Merasa Mempunyai Gagasan yang Sempurna Untuk Anak

Tidak ada orang tua yang sempurna. Meski tetap ada saja yang mengklaim bahwa dirinya adalah orang tua yang sempurna, namun pada kenyataannya tidak ada orang tua yang sempurna. Setiap orang tua pasti pernah salah. 

Meski demikian, anak juga harus paham, bahwa  pada umumnya orang tua belum begitu memahami bahwa zaman terus berubah. Pendidikan zaman dulu akan berbeda dengan pendidikan masa kini dan pada saat anak besar nanti. 

Sehingga, tak ada salahnya bagi anak untuk mendengar nasihat orangtua yang juga memiliki lebih banyak pengalaman daripada anak.

Orang Tua Memiliki Kepribadian Narsistik 

Penyebab anak selalu salah dimata orang tua adalah bisa jadi orang tua tersebut memiliki kepribadian narsistik. Narcissistic personality disorder (NPD) atau narsistik adalah salah satu gangguan yang menyebabkan penderitanya memiliki rasa diri yang tinggi. 

Ketika orang tua memiliki gangguan ini maka ia akan merasa bahwa dirinya lebih unggul ketimbang orang tua lain. Ia juga akan selalu merasa benar sehingga tidak ada ruang untuk debat atau diskusi yang sehat dengan anak-anak. 

Selain itu, anak juga tidak boleh untuk menyampaikan pendapat kecuali jika pendapat tersebut mirip dengan orangtuanya tersebut. Jika terjadi perbedaan pendapat maka anak diberi hukuman atau omelan.  

Yang paling parah orang tua yang mengalami gangguan ini akan merasa bahwa apapun pendapat anak bisa diubah sesuai dengan pendapatnya. Jika hal ini berkelanjutan dapat menyebabkan anak merasa pendapat pribadinya tidak ada nilainya.

Anak Belum Memiliki Cukup Pengalaman Serta Cara Pikir yang Berbeda

Sebagai orang tua memang wajib untuk memberitahu seputar pengetahuan dan pengalamannya kepada anak. Namun juga harus diperhatikan bahwa cara berpikir anak tidak akan 100 persen sama dengan orang tuanya. 

Bisa jadi anak tidak mau diberi tahu tentang apa saja yang pernah dialami orang tua mereka. Di masa mendatang anak juga tidak mungkin akan hidup dengan cara yang sama dengan orang tuanya. 

Padahal sejatinya anak perlu belajar mandiri untuk melatih dirinya sendiri sejak dini. Hal ini untuk menghindari kemungkinan ia tersakiti secara fisik maupun emosional. 

Jika anak terbiasa dilatih mandiri dan tidak semua hal dari ia orang tuanya harus diketahui, akan membuat anak menjadi pemikir yang kritis. Selain itu, anak juga bebas dari indoktrinasi orang tua sehingga tahu mana yang salah dan yang benar  sesuai dengan sudut pandang dan pengetahuannya sendiri.