Moms, Hindari 5 Situasi Ini Saat Hendak Memarahi Sang Buah Hati

Kamis, 14 Maret 2024 | 00:00:00

Aldeta Prasasti

Penulis : Aldeta Prasasti

Moms, Hindari 5 Situasi Ini Saat Hendak Memarahi Sang Buah Hati

Ilustrasi Orang Tua Memarahi Anak. (Freepik.com)

Ladiestory.id - Melakukan kesalahan adalah hal yang manusiawi baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Namun, sebagai seorang ibu tentu selalu ingin buah hatinya memiliki perilaku yang baik.

Memarahi anak menjadi respon alamiah seorang ibu untuk mengoreksi kesalahan anak. Terkadang orang tua secara refleks meneriaki, atau bertindak dengan cara yang diyakini bisa ditangani dengan lebih baik ketika sang buah hati berperilaku buruk.

Namun, ada kalanya sebagai seorang ibu harus berbelas kasih terhadap anak, alih-alih mengambil tindakan disipliner yang keras.

Dilansir dari Times of India, ada beberapa situasi yang harus dihindari jika hendak memarahi anak.

Di Depan Hadapan Orang Lain

Ilustrasi Orang Tua Memarahi Anak. (Freepik.com)

Jangan memarahi anak di depan umum, dengan melakukan hal ini mereka akan menjadi kurang memperhatikan apa yang orang tua coba ajarkan dan lebih terpaku pada siapa yang mendengarkan pembicaraan.

Menegur anak di depan orang lain dapat membuat mereka merasa canggung dan malu, sehingga dapat merusak ikatan orang tua dan anak.

Jika kamu mendisiplinkan anak di depan umum, pastikan menggunakan kata-kata sopan dan lembut.

Sang anak akan belajar bahwa perilakunya tidak dapat diterima jika ditunjukan dengan gigih, tegas, dan sopan saat menerapkan disiplin. Mereka juga akan menyadari bahwa mereka diharapkan berperilaku baik di tempat umum.

Memarahi Balita Usia 1-3 Tahun

Ilustrasi Orang Tua Memarahi Anak. (Freepik.com)

Agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan dunia baru, anak-anak pada usia ini membutuhkan banyak kasih sayang, perhatian, pengabdian, dan kesabaran dari orang tua.

Mereka mungkin menjadi lebih gelisah pada usia ini, yang dapat mengganggu jadwal tidur mereka. Hal ini juga tidak dapat memberikan dampak jangka panjang pada mereka.

Namun hindari membentak balita berulang kali. Anak-anak sangat mudah terpengaruh pada usia ini, dan perilaku orang tua terhadap mereka memberikan kesan yang mungkin sulit diubah di masa depan.

Untuk membantu bayi merasa lebih terhubung dan keamanan serta kenyamanan yang didapat sebagai orang tua, tenangkan anak, peluk, mainkan, dan berbincanglah dengan mereka.

Bertengkar dengan Saudaranya

Ilustrasi Orang Tua Memarahi Anak. (Freepik.com)

Jika anak bertengkar satu sama lain, coba gunakan kata-kata afirmatif dan pernyataan singkat dan jelas tentang perilaku yang salah.

Jangan menggunakan kekerasan atau memarahi mereka dengan kasar karena mereka akan meniru perilaku ini setiap kali terjadi keadaan darurat.

Menurut sejumlah penelitian, anak-anak yang sering dipukul saat masih kecil lebih rentan melakukan perilaku agresif sebagai mekanisme penanggulangan ketika mereka mencapai usia dewasa.

Ilustrasi Orang Tua Memarahi Anak. (Freepik.com)

Jika pecahan kaca atau susu tumpah menyebabkan kamu sebagaii orangg tua kehilangan kesabaran, bekerja samalah untuk menghilangkan ancaman tersebut.

Ajari mereka bagaimana pecahan kaca dapat melukai mereka atau siapa pun di rumah dan bantu mereka menggunakan nampan atau membawa gelas tanpa menumpahkan apa pun.

Libatkan sang anak dalam memperbaiki kekacauan yang mereka buat, dan ikut serta dalam prosesnya juga. Ketika orang tua menjadi partisipan aktif dengan anak-anak, mereka akan lebih bersedia untuk belajar apa yang benar dan apa yang salah.

Berbicara Buruk

Ilustrasi Orang Tua Memarahi Anak. (Freepik.com)

Meskipun orang tua mengharapkan anak-anak mereka menghormati mereka, mereka kadang-kadang mengabaikan sifat timbal balik dari rasa hormat.

Berteriak, menggunakan nada suara yang kasar atau marah, atau bahkan melontarkan kata-kata yang menghina anak adalah salah satu kesalahan yang paling sering dilakukan orang tua saat mendisiplinkan anak dalam berbahasa.

Salah satu hal terpenting yang perlu diingat saat mendisiplinkan anak adalah menunjukkan rasa hormat dan meminta balasannya.

Pertimbangkan bagaimana orang tua menyelesaikan perselisihan dengan orang dewasa, seperti anggota keluarga atau rekan kerja. Jangkau pandangan anak dan dengan penuh hormat dan lembut atasi masalah yang ada.