Perhatikan! 5 Bahasa Tubuh Tanda Pasangan Ingin Pisah

Senin, 31 Oktober 2022 | 14:30:00

Irma Fauzia

Penulis : Irma Fauzia

Perhatikan! 5 Bahasa Tubuh Tanda Pasangan Ingin Pisah

Ilustrasi pasangan ingin pisah. (Special)

Ladiestory.id - Tidak ada yang lebih buruk daripada merasa seperti ada getaran asing dalam hubunganmu. Mungkin, disadari atau tidak, pasanganmu tampak lebih tidak tertarik, memiliki energi atau gairah yang rendah, atau mudah merasa terganggu dari biasanya.

Ini bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari stres kerja hingga terkadang, itu terjadi karena mereka sedang mempertimbangkan untuk berpisah atau putus darimu.

Apakah kamu tengah mengalaminya? Seorang terapis akan memberikan tanda-tandanya untukmu, sebagaimana yang dilansir dari Best Life Online.

Sering Mengetukkan Kaki

Ilustrasi mengetuk-ngetukkan kaki/tapping feet. (Special)

 

Kamu mungkin mengetuk kaki saat menunggu bus atau membuka email penting tentang tawaran pekerjaan yang luar biasa. Dalam banyak kasus, itu menandakan kecemasan atau frustrasi, dan itu bukanlah hal yang kamu inginkan dalam sebuah hubungan, kan?

"Gerakan metronom yang mengetuk atau memukul (dengan) kecepatan cepat untuk mempercepat dapat digunakan sebagai pesan nonverbal dari seseorang yang mencoba untuk putus dengan Anda," kata Sameera Sullivan, pakar hubungan dan mak comblang.

"Ritual metronomik semacam itu termasuk leg judder, ketukan kaki, atau ketukan jari," sambungnya.

Mengakhiri suatu hubungan membuat stres, dan isyarat bahasa tubuh ini dapat menandakan bahwa pasanganmu merasakan ketegangan itu.

Berhenti Tersenyum

Ilustrasi pasangan. (Special)

 

Kencan seharusnya membuat kalian meraa bahagia, dan jika pasanganmu tidak terlihat seperti itu, mereka mungkin sedang mempertimbangkan untuk putus.

"Siapa pun yang berkencan dengan seseorang yang mereka cintai tidak akan diminta untuk tersenyum, wajah mereka akan selalu berseri-seri dengan senyum," kata Joseph Puglisi, pakar hubungan dan CEO Dating Iconic.

"Tapi jika memang mereka ingin putus denganmu, mereka tidak akan memberikan senyuman, mereka akan tetap memasang wajah datar sambil mencoba menghindari kontak mata," sambungnya.

Dengan kata lain, jika ada sesuatu yang terasa aneh atau jauh dari perilaku mereka, mungkin memang demikian.

Memberikan Jarak di Tempat Tidur

 

Ilustrasi pasangan di tempat tidur. (Special)

 

Pada pasangan yang sudah menikah, salah satu tanda yang perlu kamu perhatikan adalah ketika di tempat tidur. Pasangan yang ingin putus mungkin berperilaku berbeda di tempat tidur daripada biasanya.

Misalnya, jika pasanganmu selalu memberi ciuman penuh gairah sebelum tertidur dan kemudian tiba-tiba berhenti melakukannya, mereka mungkin merasa tidak lagi merasakan perasaan tersebut. Selain itu, bisa juga jika mereka biasanya menghadapmu saat tidur, namun kini mulai berpaling, mungkin ada sesuatu yang salah.

"Apakah ada sentuhan fisik normal yang selalu ada, atau ada sensasi bahwa orang itu sekarang tegang di tempat tidur?" tanya Massimo Stocchi Fontana, seorang seksolog dan pelatih seks.

"Semua sinyal ini menunjukkan penghindaran keintiman dan pemutusan hubungan," ujarnya.

Menjaga Jarak di Sofa

Ilustrasi pasagan marah. (Special)

Terkadang, jarak fisik dapat menandakan jarak emosional.

"Jarak antara pasangan di sofa (dapat memprediksi perpisahan)" kata Stocchi Fontana.

"Kedekatan biasanya memberitahu ke mana mereka terhubung satu sama lain," ujarnya.

Stocchi Fontana juga mencatat bahwa ketika terapi pasangan berkembang ke arah yang positif, mereka biasanya akan menjembatani kesenjangan di antara mereka dan duduk lebih dekat bersama di sofa selama sesi.

Energi Mereka Padam

 

Ilustrasi pasangan bertengkar. (Special)

 

Kamu dapat melihat bahwa pasanganmu tidak fokus saat sedang berkencan, tidak tampak sepenuhnya hadir saat melakukan tugas atau misalnya saat memasak bersama, dan umumnya tampak tidak tertarik.

Terkadang, pasanganmu mungkin tidak menyadari bahwa mereka melakukan hal tersebut.

"Jika perilaku itu disadari atau tidak, itu adalah cara kita sebagai manusia untuk melepaskan diri dari pasangan kita," kata Stocchi Fontana.

Setelah kamu menyadari sesuatu yang salah, maka selesaikan dengan pasanganmu. Diskusi yang jujur ​​atau mengunjungi terapis bila memungkinkan adalah hal yang kamu perlukan untuk kembali ke jalur semula.