Terlalu Sering Overthinking? Lakukan Teknik Jepang Ini Untuk Atasinya

Rabu, 24 Januari 2024 | 15:04:00

Bulan Maghfira

Penulis : Bulan Maghfira

Terlalu Sering Overthinking? Lakukan Teknik Jepang Ini Untuk Atasinya

Ilustrasi Wanita. (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Ladiestory.id - Hampir tiap orang setidaknya pernah mengalami overthinking atau “berpikir berlebihan”. Ada banyak penyebab seseorang merasakan overthinking, mulai dari persoalan pribadi, pekerjaan, atau hubungan.

Seseorang yang mengalami overthinking seringkali terjebak dalam lingkaran pikirannya sendiri yang sulit untuk dihentikan. Sehingga hal ini membuat seseorang menjadi rentan mengalami kecemasan, stres, depresi, dan sulit dalam membuat keputusan.

Cobalah lakukan teknik Jepang berikut ini untuk mengatasi overthinking.

Shoganai

Ilustrasi Wanita. (Freepik.com)

 

Shoganai pada dasarnya berarti ‘apa adanya’ atau ‘mau bagaimana lagi’. Sikap ini mengungkapkan penerimaan terhadap situasi buruk atau kekalahan. 

Sikap ini mendorong individu untuk mengalihkan fokusnya dari kekhawatiran yang sia-sia ke aspek yang berada dalam kendalinya. Dengan teknik ini, seseorang akan dengan mahir menavigasi perjuangan dan menjaga hidupnya.

Meskipun konsep ini tidak hanya terjadi di Jepang, konsep ini kurang umum dan kurang diterima untuk diterapkan kembali.

Shirin-yoku

Ilustrasi Wanita. (Freepik.com)

 

Shirin-yoku berarti mandi hutan atau populer dengan istilah “forest bathing” yang berarti seseorang harus merasakan suasana hutan dengan seluruh indra yang dimiliki untuk menghilangkan stres dan memberikan rasa rileks.

Teknik Shirin-yoku akan memberikan kelonggaran di tengah kekacauan yang melanda seseorang. Hal ini mendorong mereka yang tengah merasa lelah untuk beristirahat dan menyelami alam yang dikelilingi oleh tanaman hijau. Ketenangan alam di sekitar akan meredakan overthinking dan memberikan pengaruh menenangkan pada pikiran.

Gaman

Ilustrasi Wanita. (Freepik.com)

 

Teknik ini menanamkan hikmah ketahanan, dan mengimbau individu untuk tidak menyerah pada kesulitan. Teknik ini menekankan pentingnya menjaga kekuatan dan ketabahan ketika menghadapi tantangan hidup yang tak terduga.

Contoh menerapkan teknik ini adalah dengan menghadapi segala penyakit, kehilangan, atau kesulitan yang sedang dialami.

Kintsugi

Ilustrasi Wanita. (Freepik.com)

 

Kata kintsugi diambil dari teknik kuno Jepang untuk memperbaiki benda yang telah pecah atau rusak. Teknik ini memberi kesempatan kedua untuk mangkuk, cangkir, piring, atau vas yang sudah rusak agar kembali indah dan dapat digunakan kembali.

Fokus penggunaan kembali dan perbaikan ini juga dapat diterapkan oleh seseorang yang ingin memperbaiki trauma, luka hati, kekecewaan, dan perasaan tidak baik yang dirasakan agar menjadi lebih kuat dalam menjalani kehidupan yang lebih baik.