Bisakah Redakan Migrain dengan Terapi Musik & Teknik Binaural Beats? Simak Penjelasannya

Jumat, 12 Januari 2024 | 15:34:00

Aldeta Prasasti

Penulis : Aldeta Prasasti

Bisakah Redakan Migrain Dengan Terapi Musik & Teknik Binaural Beats? Simak Penjelasannya

Ilustrasi Migrain. (Pexels.com/Kindel Media)

Ladiestory.id - Orang yang mengidap migrain biasanya memiliki sensitivitas terhadap suara. Banyak yang berpendapat bahwa menghindari kebisingan dapat bantu meringankan migrain.

Namun, hal ini mungkin tidak terjadi pada semua orang. Dilansir dari Healthline Online, beberapa orang mengatakan musik dapat membantu mereka meredakan nyeri migrain. Kendati demikian belum ada penelitian yang cukup kuat untuk membuktikan statement tersebut.

Pada penelitian tahun 2021 dilakukan kepada 20 orang dewasa yang mengidap migrain dengan intensitas sering, lima kali dalam waktu 24 jam dan terjadi kurang dari 15 kali dalam sebulan, atau yang biasa disebut dengan migrain episodik.

Dari penelitian itu ditemukan sekitar setengah dari peserta mengatakan bahwa migrain 50% lebih sedikit setelah tiga bulan menjalani terapi mendengarkan musik. Sedangkan pada studi tahun 2013, ditemukan adanya penurunan frekuensi sakit kepala sebesar 20% pada anak-anak pengidap migrain setelah menjalani terapi musik.

Jenis Musik untuk Migrain

Ilustrasi Migrain. (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dalam penelitian yang melibatkan orang dewasa penderita migrain, terapi musik diimplementasikan dengan menggunakan instrumental berbagai genre yang di antaranya adalah klasik, jazz, dan world music.

Berdasarkan temuan ini, musik instrumental diketahui dapat membantu meningkatkan relaksasi optimal. Pertimbangkan lagu dengan tempo yang lebih lambat antara 40-80 ketukan per menit dan suara instrumental yang lebih sedikit untuk dapat meredakan migrain.

Teknik Binaural Beats

Ilustrasi Migrain. (Pexels.com/SHVETZ production)

Meredakan migrain juga bisa dilakukan dengan Binaural Beats, yang merupakan sebuah teknik ilusi pendengaran yang terjadi ketika otak secara bersamaan memproses dua suara pada frekuensi yang sedikit berbeda. Otak mencoba mendamaikan perbedaan dengan menciptakan nada ketiga, yang dikenal sebagai binaural beat. Ini mewakili perbedaan antara dua nada sebenarnya.

Pada penelitian tahun 216 telah disimpulkan bahwa perubahan frekuensi gelombang otak berkaitan dengan serangan sakit kepala pada penderita migrain. Maka, binaural beats mungkin dapat memperbaiki perubahan gelombang otak dan membantu mengurangi frekuensi migrain dan menghilangka

Manfaat Binaural Beats

Ilustrasi Migrain. (Pexels.com/Mikael Blomkvist)

Seperti pada terapi musik, penggunaan binaural beats untuk meredakan migrain belum didasari penelitian yang kuat. Namun, pada tahun 2019 dilakukan penelitian yang melibatkan 21 penderita migrain yang mendengarkan musik dan terkandung binaural beats.

Pada awal penelitian, rata-rata jumlah hari sakit kepala setiap bulannya adalah 14,9 hari. Setelah 3 bulan, rata-rata jumlah hari sakit kepala setiap bulan turun menjadi 13,3, sembilan peserta mengalami jumlah hari sakit kepala perbulan lebih rendah setidaknya 30%.

Namun, tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan ketika membandingkan hasil dari kelompok yang mendengarkan binaural beats dengan mereka yang mendengarkan trek musik yang tidak mengandung binaural beats.

Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin mengalami pereda migrain setelah mendengarkan binaural beats, tetapi tidak semua orang.

Bahaya Binaural Beats

Ilustrasi Migrain. (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Karena begitu sedikit penelitian yang dilakukan, mengetahui potensi risiko binaural beats pada penderita migrain masih belum pasti. Dalam penelitian di atas, dua peserta mengalami episode migrain yang memburuk setelah terapi binaural beats. Namun, hanya sedikit orang yang berpartisipasi dalam penelitian tersebut.

Perubahan aktivitas gelombang otak normal mungkin juga terkait dengan masalah kesehatan lainnya. Aktivitas gelombang otak delta dan theta yang berlebihan dapat menyebabkan kesulitan fokus.

Meskipun minat terhadap terapi suara untuk meredakan migrain semakin meningkat, penelitian masih terbatas. Beberapa orang mungkin mendapat manfaat dari terapi musik atau binaural beats namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk pedoman mendengarkan.