Bukan Masalah Percintaan, Ini Faktor Penyebab Orang Lakukan Bunuh Diri

Senin, 24 Oktober 2022 | 20:26:00

Irma Fauzia

Penulis : Irma Fauzia

Bukan Masalah Percintaan, Ini Faktor Penyebab Orang Lakukan Bunuh Diri

Ilustrasi perempuan sedih atau galau. (Special)

Ladiestory.id - Perilaku bunuh diri masih membayangi masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Dalam data yang diungkap Sandersan Onie, seorang doktor psikologi klinis, angka underreporting suicide di Indonesia mencapai 300%.

Angka ini ternyata menjadi yang tertinggi di dunia. Oleh karena itu, seluruh lapisan masyarakat harus turut andil melakukan upaya pencegahan bunuh diri.

Ditemui oleh Ladiestory.id, Sandersan Onie atau yang akrab disapa Sandy mengungkapkan faktor penyebab seseorang berupaya atau melakukan bunuh diri. Ia mengungkapkan, data yang digunakan merupakan milik pihak kepolisian.

Doktor Psikologi Klinis, Sandersan (Sandy) Onie, Project Leader & Founder EHFA dan President Indonesian Association for Suicide Prevention. (Instagram.com/drsandyonie)

 

"Untuk datanya secara singkat saat ini, yang kita gunakan adalah data kepolisian. Karena suicide itu masih di-record-nya menggunakan criminal justice system, sistem kepolisian," ungkapnya.

"Sebenernya dari kepolisian itu ada pendataan beberapa alasan, termasuk ekonomi, financial," terangnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, belum ada data secara psikologi terkait faktor penyebab bunuh diri. Hal ini karena belum tersedianya expertise yang mendalam, sehingga ia menekankan bahwa data dari kepolisian belum mendetil.

Ilustrasi perempuan ingin bunuh diri. (Special)

 

"Jadi sebenernya yang sekarang record polisi menurut saya belum sedetil yang dibutuhkan, jadi kita belum tau nih alasannya apa (dari sisi psikologi)," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penyebab seseorang berupaya melakukan bunuh diri adalah multifaktoral. Sehingga belum bisa ditetapkan satu alasan pasti terkait perilaku tersebut.

"Kejadian bunuh diri multifaktoral, banyak (penyebabnya). Karena banyak yang stres berat tapi gak bunuh diri. (Tapi) Ada yang stres ringan tapi karena berbagai faktor melakukan suicide attempt dan ini bukan cuman masalah di Indonesia," tuturnya.

Ilustrasi lansia atau manula. (Special)

Ia mengungkapkan bahwa masalah perilaku bunuh menjadi masalah global yang hingga kini belum ditemukan alasan pastinya. 

Di samping itu, Sandy mengungkapkan bahwa usia yang paling banyak melakukan bunuh diri adalah lanjut usia (lansia).

"Selalu yang paling banyak kita lihat angkanya itu lansia. Kita kan banyak dengernya tentang anak muda kan, tapi sebenrnya pick line-nya itu di lansia. Jadi kita gak boleh lupain mereka," tutupnya.