5 Fakta Konten Prank KDRT Baim Wong dan Paula Verhoeven

Rabu, 5 Oktober 2022 | 00:01:00

Gendis Ayu

Penulis : Gendis Ayu

5 Fakta Konten Prank Kdrt Baim Wong Dan Paula Verhoeven

Baim Wong dan Paula Verhoven. (Special)

Ladiestory.id - Di tengah laporan Lesti Kejora terkait KDRT yang dilakukan Rizky Billar, Baim Wong dan Paula Verhoeven dinilai tak memiliki empati. Pasalnya, Baim Wong dan istri membuat konten KDRT yang diunggah di channel YouTube Baim Paula.

Sontak, konten ini menerima respons negatif dari berbagai pihak. Bahkan dari konten itu, Baim dan Paula dilaporkan ke pihak yang berwajib. Tengok 5 fakta konten prank KDRT Baim dan Paula.

Konten Mengarah ke Pidana

Baim Wong dan Paula Verhoeven. (Special)

Konten prank KDRT yang dilakukan Baim Wong dan Paula Verhoeven memang menuai banyak kritik dan kecaman. Sementara, konten tersebut diunggah di tengah laporan kasus KDRT yang dilakukan Rizky Billar ke Lesti Kejora.

Konten yang diharapkan menghibur dan meraup banyak uang itu rupanya menjerumuskan. Pasalnya, konten yang dibuat oleh Baim dan istri mengarah ke pidana. Hal tersebut pun disampaikan oleh Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi. Ia menyebut, pihak yang berwajib akan mendalami konten video prank yang dibuat oleh Baim Wong dan Paula Verhoeven.

"Iya nanti kita koordinasikan lagi dengan Kapolsek Kebayoran Lama. Cuma itu mengarah pidana itu, karena dia sudah membuat pemalsuan laporan," ujar Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi dalam keterangannya, Senin (3/10/2022).

Konten ini mengarah ke pidana. Pasalnya, Paula Verhoeven dianggap membuat laporan palsu. Sementara, bagi siapapun saksi yang membuat laporan palsu mendapat hukuman. Hal tersebut pun telah tertera di Pasal 220 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

"Mengarah Pasal 220 soal laporan palsu. Mengarah betul. Pidana itu karena kan dia bohong. Lain kalau betulan," ungkap Nurma.

Video Sudah di Take Down

Baim Wong dan Paula Verhoeven. (Special)

Konten prank KDRT itu diunggah di channel YouTube Baim Paula pada Minggu (2/10/2022). Konten tersebut diberi judul “BAIM KDR, PAULA JALANI VISUM! Nonton sebelum video ini di-take down”. Seusai video tersebut diunggah, tak henti-hentinya Baim dan Paula mendapat kecaman dari netizen. Bahkan, beberapa rekan artis pun ikut menyayangkan perbuatan Baim Wong.

Sehingga, pada Senin (3/10/2022) video tersebut langsung di hapus dari channel YouTube mereka. Meski begitu, sudah banyak cuplikan video konten prank tersebut yang sudah beredar di media sosial.

Baim Wong dan Paula Minta Maaf

Baim Wong dan Paula Verhoeven. (Special)

Seusai konten itu menggegerkan masyarakat, Baim dan Paula akhirnya membuat video berisikan permintaan maaf. Lantas, video tersebut diunggah di Instagram Baim Wong.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabbarakatuh. Tadi sebenarnya video saya buat minta maaf. Ke Polsek yang kita sayangi, kita minta maaf. Kalau melibatkan mereka," ucap ayah dari Kiano Tiger Wong.

Mereka pun meminta maaf dan mengakui kesalahan. Bahkan, mereka tidak mengira mendapat kecaman dari banyak orang. Dalam video tersebut pun, ia juga meminta maaf kepada pihak polisi.

"Aku juga mau minta maaf. Kita sudah meresahkan banyak orang, dan kita juga bener-bener berniat minta maaf kurang sensitif akan hal-hal seperti ini (KDRT)," ucap Paula.

Tetap Dilaporkan

Baim Wong dan Paula Verhoeven. (Special)

Meski sudah meminta maaf, banyak masyarakat yang melaporkan Baim Wong dan istri kepada pihak yang berwajib. Sehingga, Kapolsek Kebayoran Lama, Febriman Sarlase mengaku, anggotanya terkena prank dalam konten tersebut. Untuk itu, pihaknya akan segera menindaklanjuti kasus tersebut.

"Memang anggota kita sudah sesuai menerima laporan dari masyarakat ternyata saudara Baim dan Paula melakukan prank terhadap anggota kita,” ungkap Febriman Sarlase.

Dikecam Komnas Perempuan

Baim Wong dan Paula Verhoeven. (Special)

Siapa sangka konten tersebut juga mendapat kecaman dari Komnas Perempuan. Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi menyebut sikap Baim dan istri tidak memiliki rasa empati pada korban KDRT.

“Menjadi korban KDRT itu menyakitkan dan membuat perempuan tidak berdaya. Menjadikannya untuk bahan tertawaan tentunya sebuah tindakan yang tidak bijak, juga tidak memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk mencegah dan membantu korban KDRT,” ungkat Siti.