Mencubit Balita Berdampak Negatif, Ini Beberapa Cara Menghadapi Anak yang Suka Membangkang

Rabu, 5 Februari 2020 | 13:15:26

LS Parenting

Penulis : LS Parenting

Mencubit Balita Berdampak Negatif, Ini Beberapa Cara Menghadapi Anak Yang Suka Membangkang

Meskipun buah hati adalah anak kandungmu sendiri, dengan kata lain adalah milikmu, namun bukan berarti kamu bisa melakukan hal yang semena-mena terhadapnya. Seperti halnya memukul pantat, maupun mencubit pahanya ketika ia membangkang dan tidak mau menuruti segala perkataanmu. Sebab, menurut beberapa penelitian, memukul anak meskipun pelan tetap akan memberikan dampak negatif kepada anak ketika ia tumbuh dewasa kelak, yaitu menjadikannya rentan terhadap depresi dan rendah diri. Tentunya, sebagai orang tua yang baik dan sangat mencintai anak-anaknya, kita tidak ingin kan jika anak tumbuh dengan segala sisi negatifnya yang makin lama akan semakin berkembang? Maka itulah, beberapa cara menghadapi anak yang suka membangkang seperti yang dilansir dari laman Boldsky berikut ini akan lebih baik diterapkan, ketimbang malah memukul atau mencubitnya, Ladies. Yuk, kita simak!

1. Ketika anak marah-marah dan menangis, maka abaikanlah

cara menghadapi anak yang membangkang
sumber: freepik.com

Mengabaikan anak yang menangis dan marah-marah tentu tidaklah mudah dilakukan, terlebih sering kali hati kita pun ikutan sakit apabila melihat anak kita yang menangis tersedan-sedan. Namun, daripada kita malah menyuruhnya diam, lantas anak semakin membangkang dan semakin berteriak keras, lalu kita mencubitnya supaya ia diam, akan lebih baik jika kita membiarkannya dan mengabaikannya sejenak. Lama-kelamaan, anak pun akan merasa capek sendiri dan barangkali ia akan tertidur pulas setelah puas menangis dan berteriak. Tentu, pengabaian orang tua akan berdampak positif bagi anak dalam kondisi seperti itu. Sebab, ia akan menjadi lebih sadar atas perilakunya dan akan mengubahnya pelan-pelan.

2. Sembunyikan barang favorit anak

cara menghadapi anak yang membangkang
sumber: freepik.com

Ketika anak bersikap manja dan menuntut dibelikan mainan baru, ada baiknya jika kamu coba terapkan metode menyembunyikan barang favorit anak. Kamu bisa mengatakan kepadanya, bahwa jika ia selalu menuntut dibelikan mainan baru yang sebenarnya tidak dibutuhkannya, kamu bisa mengancamnya untuk menyembunyikan dan mengambil barang favoritnya itu, Ladies. Akan tetapi, sebelum melakukan hal itu, kamu harus tahu terlebih dahulu tentang barang favoritnya. Nah, strategi ini bisa membuat anak dapat mengelola masalah pada perilakunya.

3. Biarkan mereka bersikap sesuka hati dan menerima konsekuensinya sendiri

cara menghadapi anak yang membangkang
sumber: freepik.com

Terkadang, kita memang perlu memberikan pengalaman kepada anak atas segala kesalahan yang barangkali akan dilakukannya. Misalnya ketika anak merengek tidak mau makan, maka kamu bisa menjauhkan makanan dari jangkauannya. Setelah beberapa saat, anak akan merasa lapar dan pastilah ia akan merengek untuk minta makan. Kita bisa mengatakan kepadanya, bahwa penolakannya terhadap makanan akan memberi konsekuensi untuknya menjadi kelaparan. Dengan begitu, anak akan berpikir bahwa pembangkanannya itu salah, sebab telah membuatnya menderita.

4. Katakan kepadanya bahwa kamu akan sedih jika anak bertingkah nakal

cara menghadapi anak yang membangkang
sumber: freepik.com

Cara terakhir yang bisa kamu praktikkan untuknya adalah mengatakan kepada anak bahwa kamu merasa kecewa dan sedih atas sikapnya yang nakal dan tidak mau menurut. Kamu bisa menampakkan muka sedih seperti ingin menangis, setiap kali anak bertingkah nakal dan tidak mau menurut. Lakukan hal ini sesering mungkin, setiap kali ia tidak mau mengikuti perintahmu. Dengan begitu lama-kelamaan empati di dalam dirinya akan berkembang. Anak pun akan belajar untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain sebelum memutuskan untuk bertindak dan melakukan sesuatu.

Jadi, itulah 4 cara menghadapi anak yang suka membangkang, Ladies. Kamu bisa mempraktikkannya di rumah. Cara-cara tersebut memang tidaklah instan, sebab menumbuhkan dan mengembangkan kebiasaan baik pada anak tentu saja harus perlahan, konsisten, dan berkelanjutan.