Orang dengan Komorbid dan Belum Vaksin Berpotensi Alami Risiko Berat Varian XXB

Selasa, 25 Oktober 2022 | 19:01:00

Irma Fauzia

Penulis : Irma Fauzia

Orang Dengan Komorbid Dan Belum Vaksin Berpotensi Alami Risiko Berat Varian Xxb

Ilustrasi vaksin (Special)

Ladiestory.id - Subvarian omicron, XBB, yang menyebabkan covid-19 telah terdeteksi di Indonesia beberapa waktu lalu yang diungkapkan oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin. Hal ini ditemukan pada perempuan 29 tahun yang baru pulang dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Ditemui oleh Ladiestory.id di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2022), dokter spesialis paru, Jaka Pradita, mengungkapkan bahwa varian XBB sejauh ini masih menunjukkan gejala ringan. Meski begitu ia belum bisa memprediksi apakah dapat menjadi lebih berat dan berisiko.

"Masih bisa belum dibilang akan jadi lebih berat dan berisiko. Data sih menunjukkan di Singapura gejalanya ringan, tetapi tentu saja penularannya kan," ujarnya.

Jaka Pradita, dokter spesiali paru. (Ladiestory.id / Irma Fauzia)

Namun, ia menegaskan, pada orang dengan penyakit penyerta atau komorbid dan belum melakukan vaksin, memiliki potensi gejala berat yang mana akan berujung pada risiko yang lebih besar.

"Soalnya lumayan ya si varian baru, sehingga kalau kenanya ke orang-orang dengan komorbid atau yang belum vaksin, ya mungkin gejalanya bisa juga jadi berat. Tapi sih data menunjukkan saat ini masih menyerupai omicron yang kemarin," ujarnya.

Lebih lanjut, Jaka mengungkapkan bahwa perkembangan varian XBB masih belum bisa diprediksi dalam waktu dekat. Hal ini karena mutasi virus masih akan terus terjadi. Namun, Jaka melanjutkan, untuk mengantisipasi risiko yang ada, tubuh sangat perlu beradaptasi.

Ilustrasi Virus Covid-19. (Special)

"Kalau kita lihat kan perjalanan penyakit virus biasanya dia memang akan terus ada-terus ada, tinggal bagaimana kita beradaptasi, artinya secara immunity dengan vaksinasinya, apakah perlu vaksinasi booster tambahan ataukah vaksinasi yang baru, nanti kita lihat aja," terangnya.

"Dan seberapa bahaya mutasinya, moga-moga mutasi yang ada makin lama, makin ringan. Tapi kalau ternyata mutasi yang barunya makin berat, bahkan menyerupai delta, nah itu kan sesuatu yang bahaya. Tapi aku belum bisa bilang, kita terus pantau," sambungnya.