Prosesi Adat Pernikahan dan "Aku Cinta Kamu" dalam Bahasa Bali

Selasa, 21 September 2021 | 07:14:00

Diana Rahmawati

Penulis : Diana Rahmawati

Prosesi Adat Pernikahan Dan "Aku Cinta Kamu" Dalam Bahasa Bali

Foto: instagram.com/igobaliwedding

Cinta memang bisa dinyatakan dalam beragam cara. Setiap orang mempunyai 'strategi' sendiri dalam mengungkapkan rasa cinta kepada pujaan hati, mulai dari bentuk perhatian, melindungi, sampai memberi referensi lagu yang super romantis.

Di samping itu, kata-kata 'aku cinta kamu' pun tidak kehilangan kekuatan arti ketika disampaikan berulang kali kepada pasangan. Lebih menarik lagi, saat kamu menyampaikan ungkapan tersebut dengan memakai salah satu bahasa daerah di Indonesia.

Mungkin metode ini bisa menjadikan pasangan yang tidak mengerti akan bertanya-tanya apa maknanya. Ketika mereka mengetahui artinya, bukan tidak mungkin hubungan akan semakin hangat dan langgeng.

Bicara mengenai 'Aku Cinta Kamu', setiap daerah di Indonesia pasti mempunyai cara sendiri dalam menyatakannya. 

Bahasa Bali Aku Cinta Kamu

Foto: instagram.com/igobaliwedding

Katakan saja dalam bahasa Bali, kamu bisa menyatakan 'aku cinta kamu' dengan "Tiang tresna ajak ragane". Atau pilihan lain "Bli tresna teken adi" yang memiliki arti abang atau kakak cinta dengan adek.

Ladies, bila kamu dipersunting oleh laki laki Bali, terdapat sejumlah upacara atau tradisi yang mesti kamu lakukan mulai dari mesedek, madewasa ayu, ngekeb, ngungkab lawang, medagang dagangan, upacara makala-kalaan, metegen teganan dan suun suunan, majauman, natab pawetonan, bekal (tadtadan), dan mejaya jaya.

Proses Pernikahan Adat Bali

Foto: instagram.com/sarwendah29

Semua proses pernikahan adat Bali tidak terbentuk begitu saja. Proses pernikahan berpedoman pada aturan Kitab Weda dalam hukum Hindu yang berlaku pada masyarakat.

Dengan mengikuti kedua aturan tersebut dipercaya pasangan pengantin akan memperoleh kebahagiaan di dunia (Jagaditha) dan kebahagiaan yang abadi (Moksa).

Pada adat Bali pada biasanya pernikahan dibagi menjadi dua sistem yaitu memadik atau meminang dan merangkat atau ngerorod. Sistem memadik dilaksanakan di rumah mempelai perempuan, sementara merangkat dilaksanakan di rumah mempelai laki-laki. Kedua sistem ini dapat dipilih dengan kesepakatan kedua keluarga.

Baik memadik ataupun merangkat sama-sama tersusun dari serangkaian upacara yang cukup rumit. Di sisi lain, hal ini pun membutuhkan banyak perlengkapan yang mesti disiapkan. Walaupun terkesan rumit, pada setiap prosesinya tersimpan makna dan tujuan yang sakral.

Mesedek

Mesedek adalah acara pertama pada adat pernikahan Bali. Dalam acara ini kedua orang tua dari mempelai pria mengunjungi rumah mempelai wanita guna memperkenalkan diri. Mesedek pun dilakukan guna meminang wanita dan bersungguh-sungguh mau menjadi pasangan hidupnya.

Madewasa ayu

Acara madewasa ayu dilaksanakan usai orang tua dari pihak wanita mengatakan setuju anaknya dipinang dan akan dinikahi oleh pria pujaan hatinya. Pada proses ini dilaksanakan penentuan hari dan tanggal baik (dewasa) guna menggelar acara pernikahan.

Ngekeb

Upacara ngekeb dilaksanakan dengan memandikan serta mencuci rambut mempelai wanita dengan luluran khusus. Luluran khusus ini berasal dari perpaduan daun merak, bunga kenanga, kunyit, dan beras yang sudah dihaluskan. Luluran ini pun dibalurkan ke seluruh tubuh mempelai wanita di sore hari.

Ngungkab lawang

Ngungkab lawang artinya membuka pintu. Upacara ini dilaksanakan dengan penjemputan wanita oleh pria dan dipertemukan guna menjalani sembilan rangkaian acara seperti Pejati dan suci alit, Peras pengambean, Caru ayam brumbun asoroh, Bayekawonan, Prayascita, Pangulapan, Segehan panca warna, Segehan seliwang atanding, dan Segehan agung.

Medagang dagangan

Upacara berikutnya yaitu medagang-dagangan yang dalam bahasa daerah Bali artinya berdagang. Pada proses ini mempelai wanita dan pria diminta guna melakukan tawar-menawar mengenai barang dagangan sampai mencapai tahap pembayaran.

Upacara makala-kala

Upacara makala-kala atau yang bisa juga dikatakan dengan upacara bhuta saksi/pertiwi saksi ini dilaksanakan kedua pengantin dengan cara membakar tetimpug di atas tungku bata dan dengan posisi duduk.

Metegen-tegenan dan suun-suunan

Upacara berikutnya yaitu metegen-tegenan dan suun-suunan. Metegen-tegenan dipikul mempelai pria, sementara suun-suunan dijunjung mempelai wanita. Keduanya berjalan memutari api suci yang dikatakan dengan sanggah surya searah jarum jam sebanyak tujuh kali.

Foto: instagram.com/sarwendah29

 

Majauman

Majauman adalah kunjungan resmi ke rumah mempelai wanita usai semua rangkaian upacara selesai. Sesuai namanya, kata “jaum” artinya jarum yang menyiratkan sebuah fungsi jarum guna merajut dan menyatukan kembali kedua keluarga usai adanya ketegangan yang terjadi.

Natab Pawetonan

Natab pawetonan adalah sebuah ritual yang dilaksanakan dalam sistem perkawinan mepadik. Ritual ini dilaksanakan di atas tempat tidur dengan cara menyerahkan seserahan berwujud barang bernilai layaknya perhiasan dan pakaian oleh mempelai pria kepada ibu dari mempelai wanita.

Bekal (Tadtadan)

Bekal (Tadtadan) dilaksanakan dengan memberikan seperangkat perhiasan atau pakaian ibadah dari ibu terhadap anak perempuannya.

Mejaya jaya

Upacara mejaya-jaya adalah acara adat pernikahan bali terakhir. Upacara ini dilakukan usai pasangan pengantin sudah sah menjadi suami istri. Upacara ini mengibaratkan harapan supaya selalu diberi kemudahan dan bimbingan dari para Sanghyang Pramesti Guru.

Nah itulah ucapan 'aku cinta kamu' dalam bahasa Bali dan rangkaian upacara pernikahan adat Bali yang penuh makna.