Penuh Asa, 6 Puisi Tentang Lika-liku Kehidupan

Senin, 25 April 2022 | 00:01:00

Prisca Devina

Penulis : Prisca Devina

Penuh Asa, 6 Puisi Tentang Lika-Liku Kehidupan

Ilustrasi semangat hidup. (Special0)

Ladiestory.id - Kehidupan bukanlah sesuatu yang bisa dipilih semaunya. Hal ini disebabkan karena kehidupan bukanlah hal yang bisa dipegang kendalinya oleh seorang manusia.

Misteri terkait kebahagiaan dan kesedihan yang dialami selama manusia masih bernafas juga tetap menjadi tanda tanya hingga saat ini. Akan tetapi, tumbuh menjadi pribadi yang positif tentunya harus diusahakan oleh setiap manusia yang ada dunia.

Supaya tidak tersesat, Kamu bisa mengetahui makna tentang lika-liku kehidupan dari puisi. Berikut Ladiestory.id rangkum beberapa puisi tentang lika-liku kehidupan.

Terus Melangkah - Hendra Dharmawand

Ilustrasi berlari. (Special)

Meski entah yang berada diujung waktu

Aku tidak boleh duduk termangu

Waktu sekarang akan segera berlalu

Sedangkan mimpi harus berada dipangkuanku

Walaupun samar bayangan masa depan

Sedangkan aral sudah pasti membentang jalan

Kuatkan kaki untuk tetap bertahan

Agar tercapai semua harapan

Hidup memang tak mudah dijalani

Tapi yakinlah setiap kehidupan mempunyai arti

Meski beban tiap hari kian menindih

Dan problem membuat jiwa-jiwa letih

Meski jalanan terjal dan berliku

Ingatlah ada mimpi yang membuai keindahan

Jangan sia-siakan tiap jengkal asamu

Karna pelangi hadir selepas hujan

Puisi Bintang Paling Terang - Zee Yung

Ilustrasi bintang. (Special)

Pada semilir angin dini hari

Cobalah kau renungkan semua mimpi

Yang sempat lewat dalam lena semalam

Meski terbias cahaya bintang temaram

Adamu diantara kata muda dan cita

Memilih jalan atas bisikan asa

Jangan pernah anggap semua sia-sia

Setiap upaya pasti setimpal hasilnya

Menjadilah bintang paling terang

Meski kadang mendung menghadang

Bukitkan dirimu pantas diandalkan

Menuai harapan indah di masa depan

Menyanjung Harapan - Dyah Ayu Paramitha Indudewi

Ilustrasi semangat hidup. (Special0)

Kau genggam jemari

Membawaku berlari

Melewati lembah kasturi

Ke puncak mahidhara kasih suci

Rebah aku tersipu hati

Tuturmu merdu mengikat janji

Ciumlah lembut sejuk bayu

Membawa semerbak wangi rindu

Wahai cinta yang kupuja

Tiada tertahan debar asmara

Tersirat dalam tatap-tatap mata

Menyanjung harapan bahagia

Jarum Jam - Ranita Ningrum

Ilustrasi jam. (Special)

Jarum jam masih berdenting

Aku terdiam tak sanggup bergeming

Berdiri ataukah kembali terbaring

Bagaikan kayu yang sudah kering

Jarum jam masih berdenting

Aku masih terdiam berbaring

Meratapi nasib yang demikian menggiring

Menggiringku ke pusatnya, hingga kepala ini pusing

Jarum jam masih berdenting

Aku memberanikan diri untuk berontak

Aku tak mau lagi terdiam berbaring

Karena aku makhluk yang berotak

Derita - Sarah Andriani Saputri

Ilustrasi sedih. (Special)

Tak tahu sampai kapan

Jalan yang ku tempuh ini sampai di ujung

Lelah.. Aku merasa lelah

Dengan jalan yang aku tapaki

Mungkin memang harus ku kemudikan dengan baik

Agar sampai di tujuan sesuai keinginan

Tapi, bisa kah diri ku?

Bisakah kemudi itu berkolaborasi dengan pikiran ku ini?

Ataukah kemudi itu yang bisa membawa ku ke jalan yang benar?

Tuhan..

Ada kah seseorang yang Kau siapkan untuk ku

Untuk bersama menopang beban yang ku pikul ini

Agar mau ku bagi kesedihan ku

Mau ku bagi derita ku

Tak tahu apa lagi yang bisa ku lakukan

Aku

Wanita yang penuh dosa

Yang berharap Kau mau menunjukkan

Kuasa-Mu itu untuk ku

Sepercik Harapan - Yuningtias

Ilustrasi tubuh berenergi. (Special)

Serpihan malam

getaran-getaran halus

menggenggam lurus

dalam detik ini

ingin ku selimuti

bayang-bayang sepi

Aku kehilangan bayangmu

kusapu bekas bayangmu

aku masih seperti kemarin

menanti dalam hening

namun kau tak bergeming

menuju ke arahku

Entahlah…

mungkin aku harus berlalu

mengalah pada waktu

karena aku didirimu

hanya sebagai sosok semu

aku cukup berdiri disini

tanpa segala sesuatu tentangmu