Waspada! Ini Risiko Terlambat Jadwal Imunisasi pada Anak

Rabu, 25 Januari 2023 | 18:30:00

Diana Rahmawati

Penulis : Diana Rahmawati

Waspada! Ini Risiko Terlambat Jadwal Imunisasi Pada Anak

Ilustras ibu menemani anak ke dokter. (Special)

Ladiestory.id - Belum lama ini, Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah campak terjadi di beberapa propinsi. Salah satu penyebabnya adalah cakupan imunisasi yang rendah selama pandemi Covid-19. Untuk itu, imunisasi adalah upaya untuk melindungi bayi dan anak dari berbagai penyakit menular.

Dari semua jenis imunisasi, sebenarnya tidak ada yang dianggap lebih penting dari lainnya. Jadi sebisa mungkin semua anak mendapatkan semua jenis vaksin, baik yang menjadi program pemerintah maupun yang belum masuk program pemerintah.Hal itu dikatakan langsung oleh dokter spesialis anak, dr. Caessar Pronocitro dalam Instagram Live Teman Parenting pada Selasa (17/1/ 2023).

"Kalau ingin anak kita sehat dan terhindar dari semua penyakit maka paling baik bila orang tua bisa melengkapi semua jenis imunisasi untuk anak. Hanya saja, memang ada jenis vaksin yang sudah disubsidi pemerintah sehingga lebih populer dan dianggal wajib, padahal vaksin di luar itu yang tidak disubsidi pemerintah bukan berarti tidak penting," jelasnya.

Imunisasi untuk Semua Anak

llustrasi ibu dan bayi. (Special)

Imunisasi seharusnya diberikan pada semua bayi sejak dilahirkan, tanpa memandang apakah terlahir normal, atau prematur. Imunisasi diberikan sesuai usia koronologis. Untuk jadwalnya yaitu sama, kecuali untuk vaksin hepatitis B menunggu berat badan 2 kg jika bayi terlahir prematur.

Banyak orang tua yang sengaja tidak memberikan imunisasi pada anak karena berbagai alasan. Misalnya, dengan ASI dan makanan bergizi, ditambah suplemen herbal seperti madu saja sudah cukup memberikan anak kekebalan tubuh. Hal itu justru tidaklah tepat.

Ada dua jenis kekebalan tubuh, yaitu kekebalan tubuh yang bersifat umum dan kekebalan tubuh khusus atau spesifik. Daya tahan tubuh yang yang bersifat umum ibarat tentara atau satpam yang akan menangkap siapa saja orang yang mencurigakan atau berpotensi jahat.

Sedangkan kekebalan spesifik hanya menyerang virus atau bakteri tertentu, seperti Densus 88 yang hanya menangkap teroris. Dan kekebalan spesifik ini hanya didapatkan melalui imunisasi. Misalnya antibodi campak hanya akan dibentuk dengan imunsasi campak, antibodi hepatitis B hanya terbentuk setelah imunisasi hepatitis B.

Bagaimana Jika Teralmbat atau Menunda Jadwal Imunisasi?

Ilustrasi bayi menangis. (Special)

Ikatan Dokter Anak Indonesia sudah memiliki jadwal imunisasi yang akan menjadi patokan bagi seluruh orang tua. Jadwal imunisasi dibuat berdasarkan penelitian, terutama kapan anak sudah mampu membentuk jenis antibodi tertentu.

Misalnya, vaksin campak yang kini bernama MR (Campak dan rubela), diberikan pada usia 9 bulan. Mengapa 9 bulan? Karena di usia ini, sel kekebalan sudah bisa merespon kuman penyebab campak dan rubela dengan efektif. Dengan begitu, pemberian imunisasi akan memberikan manfaat yang optimal.

Selain itu, penelitian juga berdasarkan angka penyakitnya. Misalnya, penyakit pneumonia dan diare rentan menghampiri anak usia di bawah 1 tahun. Segera berikan imunisasi PCV dan rotavirus pada anak mulai usia 2 bulan.

Bagaimana jika jadwal vaksin anak terlambat atau tidak beraturan? Keterlambatan pemberian vaksin memang tidak lantas vaksin yang diberikan kemudian akan menjadi sia-sia. Imunisasi yang diberikan di usia berapapun tetap akan membentuk daya tahan tubuh," ujar dr. Caessar

"Namun harus diingat, ada risiko bayi terserang penyakit di masa ia belum mendapatkan vaksin. Inilah pentingnya mendapatkan imunisasi sesuai jadwal,” tambahnya.

Ada banyak alasan orang tua melewatkan jadwal vaksinasi. Seperti halnya karena anak sedang mengalami sakit. Menurut dr. Caessar, sakit ringan tidak menjadi kontraindikasi imunisasi, kecuali sakit berat. Alasan lain adalah takut efek samping vaksin, mitos dan hoax soal vaksin yang masih ada sampai sekarang. Alasan terakhir, yakni pandemi Covid-19, di mana orang tua tidak membawa anaknya ke fasilitas kesehatan untuk divaksin.

Ilustrasi Bayi. (Special)

Akhirnya, hal tersebut menyebabkan cakupan imunisasi rendah. Hal ini menjadi penyebab munculnya beberapa kasus Kejadian Luar Biasa penyakit. Padahal, KLB bisa dicegah dengan imunisasi. Sebelumnya, Indonesia pernah mengalami KLB difteri, padahal penyakit ini sudah jarang ditemui.

Bagi yang terlambat imunisasi atau terlewati jadwalnya, imunisasi tetap bisa disusulkan tanpa perlu mengulang vaksin yang sudah diberikan. Jadi orang tua tidak perlu ragu untuk membawa anak ke tenaga kesehatan untuk mengejar jadwal imunisasi,” pungkas dr. Caessar.