Solo Trip Anyer. Ladies Must Try This!!

Minggu, 10 November 2019 | 23:30:43

Solo Trip Anyer. Ladies Must Try This!!

Anyer merupakan kawasan wisata pantai yang terletak di Banten. Kawasan wisata Anyer ini sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesa beberapa tahun yang lalu. Sampai sekarang pun, kawasan ini pun menjadi tempat favorit untuk menghabiskan waktu liburan diakhir pekan bersama keluarga ataupun kerabat.

Kali ini, saya mendapatkan kesempatan untuk berwisata ke Pantai Anyer, namun tidak dengan keluarga atau kerabat saya, tapi seorang diri, atau lebih dikenal dengan Solo Trip. Banyak pertanyaan yang muncul dari rekan-rekan saya mengenai "Solo Trip" saya ke Anyer.

Mulai dari transportasi, biaya keseluruhan, penginapan, bahkan mental dan keberanian saya sebagai seorang wanita untuk melakukan "Solo Trip". Sekarang, saya akan bagikan pengalaman Solo Trip saya ke Anyer.

Saya memilih mengunjungi Pantai Anyer saat weekday yaitu dihari Rabu dan Kamis. Perjalanan saya mulai dari Stasiun Pondok Ranji (Tangerang Selatan) menggunakan KRL menuju Stasiun Rangkasbitung (Banten).

KRL menuju Rangkasbitung belum terlalu banyak, maka perlu sekali diperhatikan jadwal kedatangan dan keberangkatannya. Saya pun mengguakan KRL keberangkatan pukul 12.20 menuju Stasiun Rangkasbitung, dengan tarif Rp 7000.

Sesampainya di Stasiun Rangkasbitung, saya pun membeli tiket KA Lokal menuju Merak dengan tarif Rp 3000. Saya mendapatkan jadwal KA lokal pukul 14.35.

Sepanjang perjalanan, saya merasakan kenyamanan di dalam gerbong kereta. AC yang cukup dingin dilengkapi dengan steker di tiap tempat duduknya, kondisi kereta juga tidak terlalu ramai, karena di weekday, saya tidak tahu kalau weekend, mungkin bisa lebih ramai dari weekday. Dan juga, pemandangan yang sebagian besar merupakan pedesaan dan area persawahan.

Untuk menuju Pantai Anyer, saya pun turun di Stasiun Krenceng. Tiba di Stasiun Krenceng yaitu pukul 16.15. Sesampainya di Stasiun Krenceng, saya pun menggunakan angkot berwarna silver menuju Pantai Anyer.

Perjalanan menggunakan angkot ditempuh sekitar kurang lebih 1 jam tanpa macet dengan kecepatan normal, dan tarifnya pun terjangkau, yaitu Rp 15.000.

Sesampainya di Pantai Anyer, saya pun menuju penginapan yang sudah saya pesan di salah satu aplikasi penyedia akomodasi. Dengan harga yang lumayan murah, dapat fasilitas seperti hotel bintang lima.

Selesai check ini, saya pun berniat menikmati sunset di pantai, namun ternyata turun hujan yang lumayan deras, padahal saya sudah di luar penginapan. Dan hari pun sudah semakin gelap. Akhirnya saya pun membatalkan niat saya menikmati sunset dan saya akhirnya mencari makan malam di pinggir jalan dekat penginapan.

Saya pernah mendengar cerita tentang wisatawan yang berkunjung ke Pantai Anyer dan makan malam di pinggir jalan dengan harga jutaan rupiah, berkat berita itu, saya pun bertanya kepada pedagang setiap kali ingin membeli makan. Kebetulan malam itu saya membeli makan malam di pinggir jalan dengan menu nasi, ikan lele goreng dan teh tawar seharga Rp 15.000.

Harga yang menurut saya masih masuk akal. Selesai makan malam, saya pun kembali ke penginapan dan menghabiskan waktu sambil beristirahat untuk esok hari bermain di pantai.

Keesokan harinya, saya bangun pukul 07.00 pagi. Saya pun langsung mengeksplore Pantai Anyer dengan berjalan kaki dan tidak terlalu jauh dari penginapan. Untung saja saya sudah membeli roti dan susu untuk sarapan saya. Suasana pantai saai itu, sangat sepi. Entah karena masih pagi atau faktor lain. Saya pun puas berjalan di atas pasir yang ternyata dapat memperkuat otot kaki saya.

Saya berjalan di sepanjang pantai, menikmati suasana ombak yang tenang, cuaca yang cerah, dan suasana yang sepi. Sampai saya bertemu dengan warga lokal yang mengajak saya mengeksplore Pantai Anyer ini. Saya pun diberi akses untuk masuk ke Pantai Pasir Putih Anyer. Biasanya bayar untuk masuk, namun karena sepi, saya pun tidak dikenakan tarif untuk tiket masuk.

Di sepanjang Pantai Anyer ini sebenarnya banyak sekali warung, namun saat weekday tidak semua buka, hanya sebagian saja. Saat weekend, pasti akan ramai sekali warung yang buka karena banyaknya pengunjung.

Untuk harga makanan dan minuman di warung pinggir pantai ini menurut saya masih terjangkau, saya membeli segelas es kopi dengan harga Rp 5000. Jadi jangan khawatir dengan harga yang diberikan saat membeli makanan dan minuman.

Pukul 11.00 siang, saya pun meninggalkan pantai dan bersiap-siap kembali pulang. Agak sedikit sedih karena waktu eksplore Pantai Anyer hanya sebentar. Saya kembali pulang dengan rute yang sama. Menggunakan angkot silver menuju Stasiun Krenceng, lalu menggunakan KA Lokal sampai Stasiun Rangkasbitung, dan menggunakan KRL menuju Stasiun Pondokranji. Nanti jika ada kesempatan, saya akan mencoba mengunjungi Pantai Anyer kembali.

Sekedar tips dari saya untuk para ladies yang ingin "Me Time" dengan Solo Trip :

1. Tidak perlu takut untuk Solo Trip, semua akan baik-baik saja apabila kita berpikir positif dan berniat baik

2. Tidak perlu ke tempat yang mahal, yang penting kita dapat refreshing sejenak dari aktivitas sehari-hari.

3. Siapkan sedikit budget lebih untuk mencari penginapan yang nyaman, agar istirahat dan "me time" jadi lebih terasa menyenangkan

4. Untuk menghindari tempat wisata yang ramai, saya sarankan untuk pergi di weekday

5. Bawa barang atau pakaian secukupnya

6. Jangan gengsi atau malu untuk berkenalan dengan warga atau penduduk lokal

7. Jangan ragu juga untuk meminta tolong ambil foto dengan orang lain

8. Jagalah kebersihan

9. Tanya harga terlebih dahulu sebelum membeli barang atau makanan

10. Jagalah kesopanan dan ucapan ya, ini berlaku dimanapun ya

Itu saja yang dapat saya bagikan. So, ladies, jangan takut untuk solo trip. Rasakan keseruan dan sensasi nya yang bakal bikin kamu ketagihan untuk solo trip seperti saya.