5 Dampak pada Janin Akibat Sering Stres dan Nangis, Bumil Wajib Tahu!

Kamis, 25 Agustus 2022 | 10:30:00

Penny Fatikasari

Penulis : Penny Fatikasari

5 Dampak Pada Janin Akibat Sering Stres Dan Nangis, Bumil Wajib Tahu!

Ilustrasi ibu hamil stres dan menangis. (Pinterest)

Ladiestory.id - Menjadi calon ibu tentunya perlu memberikan perhatian kepada diri sendiri maupun janin dalam kandungan. Namun, saat mengandung, ibu hamil atau bumil tak jarang mengalami perubahan hormon, yang berakibat sering menangis bahkan mudah stres.

Bahkan, ibu pun kerap mengalami depresi saat masa-masa kehamilannya. Padahal, sering mengalami stres dan menangis bisa berdampak buruk pada janin. Apa saja dampak yang terjadi pada janin jika ibu hamil sering mengalami stres dan menangis?

Janin Ikut Cemas

Ilustrasi ibu hamil. (Special)

Pada saat kehamilan, ibu akan mengalami perubahan hormon yang meningkat dari biasanya. Tak jarang, bumil akan merasa mudah lelah, cemas, stres bahkan depresi. Rasa cemas dan depresi ini sering diakibatkan karena gejala pre-baby blues.

Biasanya, bumil akan mudah merasa emosi dan menjadi lebih sensitif, sehingga lebih mudah menangis, gelisah, lelah, detak jantung meningkat, gangguan insomnia bahkan panik berlebihan. Hal ini akan menggangu aktivitas ibu.

Bahkan, janin dalam kandungan pun bisa ikut merasakan kegelisahan yang dialami ibu. Maka dari itu, coba biasakan agar bumil bisa jauh lebih happy dan rileks dengan mendengarkan lagu, membaca, atau mengonsumsi makanan favorit untuk mengubah suasana hati menjadi lebih baik.

Keguguran

Ilustrasi keguguran. (Pinterest)

Salah satu dampak berbahaya lainnya jika bumil sering mengalami stres dan menangis terus-menerus adalah keguguran. Ketika bumil sering menangis, maka janin dalam kandungan juga akan melemah.

Apalagi jika kandungan ibu berisiko mengalami kelemahan. Diketahui, kondisi hamil muda merupakan fase-fase yang rawan seorang ibu mengalami keguguran janin pada kandungan.

Bayi Lahir Prematur

Ilustrasi Bayi Lahir Prematur. (Pinterest)

Saat bumil menangis akibat depresi dan stres, maka bumil akan melepaskan hormon Corticotropin-releasing hormone (CRH) yang dapat meningkakan hormon kortisol yang masuk melalui plasenta. Jika bumil mengalami stres dan sedih yang berkepanjangan, maka kadar hormon ini akan mudah masuk dan bertambah semakin banyak di cairan ketuban.

Jika kadarnya semakin tinggi, maka akan mempercepat pertumbuhan organ janin. Organ janin yang tumbuh dengan cepat ini bisa terbentuk tidak sempurna dan dapat menyebabkan bayi lahir prematur.

Turunnya Kadar Oksigen ke Janin

Ilustrasi Menurunnya Kadar Oksigen ke Janin. (Pinterest)

Jika bumil sering menangis, maka dampak selanjutnya yang timbul adalah menurunnya kadar oksigen ke janin. Pembuluh darah akan berikatan kuat yang disebabkan dengan peningkatan hormon Norepinephrine, sehingga sirkulasi oksigen ke janin pun akan berkurang. Dalam kasus terparah, hal ini bisa menyebabkan kematian.

Otak Bayi Tidak Berkembang

Ilustrasi ibu hamil. (Pinterest)

Dampak selanjutnya yang bisa timbul akibat bumil sering stres dan menangis ialah otak bayi menjadi tidak berkembang dengan baik. Sehingga, hal ini bisa menyebabkan bayi mengalami autisme, depresi bahkan gangguan kognitif lainnya.

Jika bumil sering mengalami stres dan menangis yang berkepanjangan, tentunya bukan hanya membahayakan kesehatan janin dalam kandungan tapi juga psikis ibu. Maka dari itu, ibu harus berpikir positif, bahagia, serta membuat mood menjadi jauh lebih baik.