5 Hal Tentang Toxic Femininity yang Harus Dihapuskan

Senin, 18 Juli 2022 | 00:01:00

Penny Fatikasari

Penulis : Penny Fatikasari

5 Hal Tentang Toxic Femininity Yang Harus Dihapuskan

Ilustrasi mengalami toxic femininity. (Pinterest)

Ladiestory.id - Mungkin kamu disini pernah mendengar yang namanya toxic femininity. Yup! Istilah ini kerap kali membuat wanita merasa jadi terhalangi untuk meraih kesuksesan.

Tak hanya itu, istilah toxic femininity ini pun membuat sesama para wanita saling menjatuhkan, baik di dunia nyata maupun di media sosial.

Berikut 5 hal tentang toxic femininity yang harus dihapuskan, simak bersama yuk!

Wanita Tidak Harus Berpendidikan Tinggi

Wanita Tidak Harus Berpendidikan Tinggi. (Pinterest)

Tentunya wanita harus berpendidikan dan mandiri, karena kelak mereka akan menjadi seorang ibu yang berperan untuk mengedukasi anak-anaknya, serta menjadi pelopor bagi tumbuh kembang buah hatinya.

Memang ungkapan demikian kerap hadir di dalam masyarakat kita, stereotype bahwa wanita yang berpendidikan tinggi ujung-ujungnya harus mengurus rumah tangga.

Walaupun bisa berkarier, mereka pun tetap menjadi seorang ibu yang harus mengurus anak-anak dan keperluan rumah tangga, seperti memasak, membereskan rumah, mencuci dan sebagai pengatur keuangan.

Entah itu berpendidikan tinggi maupun tidak, mereka tetap lah seorang wanita yang tidak harus dihakimi. Karena mereka pun memiliki alasan tersendiri dan hendaknya kita saling menghormati sesama wanita.

Wanita Harus Pandai Masak dan Urus Rumah Tangga

Memasak dan Mengurus Rumah Tangga. (Pinterest)

Memasak dan mengurus rumah tangga merupakan skill dasar bagi seseorang untuk bertahan hidup. Namun, enggak hanya wanita saja yang harus pandai memasak dan mengurus rumah tangga, lelaki pun harus bisa demikian.

Namun, tindakan ini kerap dijadikan “senjata” bagi wanita bahwa hakikatnya mereka itu harus pandai memasak dan juga kodratnya mengurus rumah tangga.

Walaupun mereka berkarier, mereka pun tetap menjadi seorang ibu yang harus mengurus anak-anak dan keperluan rumah tangga, seperti memasak, mencuci, hingga merapikan rumah.

Tanpa disadari, hal seperti ini merupakan salah satu tindakan toxic femininity yang lumrah terjadi di kalangan masyarakat sehingga dapat menyudutkan seorang wanita.

Wanita Harus Pandai Dandan

Pandai Dandan. (Pinterest)

Katanya kodratnya seorang wanita itu harus bisa mengurus dapur dan juga bisa merawat diri. Yup! Memang nggak ada yang salah mengenai hal tersebut.

Bahkan, banyak wanita hebat multitalenta yang bisa melakukan semuanya, baik itu mengurus rumah tangga, berkarier, juga tidak lupa merawat diri.

Namun, pada kenyataannya banyak pula yang tidak memiliki keahlian dalam berdandan atau merawat diri. Bukan berarti mereka tidak bisa atau malas. Hal itu dikarenakan mereka bahagia dengan kehidupannya sendiri.

Jangan selalu menyamaratakan wanita untuk bisa melakukan segalanya. Apalagi, men-judge mereka seenaknya dan memberikan penilaian sinis kepada wanita yang tidak memiliki keahlian tersebut.

Mereka cantik dengan dirinya sendiri dan sebagai sesama wanita pun tentunya kita harus saling mendukung keputusan yang orang lain inginkan.

Pelecehan Seksual

Pelecehan Seksual. (Pinterest)

Wanita kerap menjadi tindak kejahatan pelecehan seksual. Nggak hanya di tempat umum maupun di tempatnya berkarier saja. Bahkan, di dunia maya pun mereka kerap menjadinya sebagai objek sensitivitas.

Beragam pelecehan seksual mulai dari verbal hingga non-verbal, serta tindakan berbahaya yang sangat merugikan keselamatan hingga kehormatan seorang wanita.

Wanita harus berani bersuara dan bertindak untuk terlepas dari jerat ini. Dengan disahkannya undang-undang yang mengatur keamanan wanita, maka sebagai wanita kamu harus berani menyuarakan hak-hak dan keamanan dirimu.

Dianggap Lemah

Dianggap Lemah. (Pinterest)

Wanita kerap kali dianggap lemah oleh lawan jenis. Nyatanya wanita juga bisa melakukan apapun yang tak bisa dilakukan oleh lawan jenisnya.

Hal ini merupakan tindakan toxic terhadap wanita karena kerap dianggap lemah. Nyatanya, wanita juga bisa berkarier dan mengurus rumah tangga, haid, melahirkan hingga menyusui.

Banyak wanita yang sukses menjadi pemimpin di sebuah parlemen bahkan negara. Maka dari itu, yakin akan kemampuan dirimu dan kamu pun bisa membawa perubahan.